Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Kisah Inspiratif: Toleransi Nabi Muhammad SAW terhadap Umat Kristen
9 Januari 2025 15:59 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Hudhurul Qolby Panphila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berbicara tentang toleransi, salah satu kisah inspiratif datang dari Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Dalam sejarah Islam, beliau memberikan contoh luar biasa tentang bagaimana hidup berdampingan dengan umat agama lain. Salah satu peristiwa paling menyentuh adalah saat Nabi Muhammad mengizinkan umat Kristen Najran melaksanakan ibadah di Masjid Nabawi, tempat paling suci bagi umat Muslim setelah Masjidil Haram.
ADVERTISEMENT
Kisah ini tidak hanya menjadi pengingat bagi umat Muslim, tetapi juga mengajarkan kepada kita semua, terlepas dari latar belakang agama, tentang pentingnya saling menghormati.
Kisah Toleransi di Masjid Nabawi
Pada tahun 9 Hijriah (630 Masehi), sekelompok perwakilan dari Najran, sebuah wilayah Kristen di Arab Selatan, datang ke Madinah untuk berdialog dengan Nabi Muhammad. Perwakilan ini terdiri dari tokoh-tokoh penting komunitas Kristen yang ingin berdiskusi soal keyakinan dan pandangan hidup, termasuk tentang keesaan Tuhan, yang merupakan inti ajaran Islam. Meskipun ada perbedaan pandangan, Nabi Muhammad menyambut mereka dengan penuh keramahtamahan dan kebijaksanaan.
Dikisahkan oleh para sejarawan seperti Ibnu Ishaq dalam Sirah Ibnu Hisyam, ketika waktu ibadah mereka tiba, para perwakilan merasa bingung karena tidak memiliki tempat untuk melaksanakan ibadah mereka. Nabi Muhammad dengan kemurahan hatinya, mengizinkan mereka untuk menggunakan Masjid Nabawi. Disebutkan:
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya menjelaskan pula bahwa ayat dalam Al-Qur'an Surat Ali Imran ayat 64 memiliki kaitan dengan peristiwa dialog Nabi Muhammad bersama perwakilan Kristen Najran. Dalam peristiwa ini, Nabi membiarkan mereka melaksanakan ibadah di Masjid Nabawi sebagai bentuk penghormatan terhadap hak-hak Ahli Kitab dan untuk menunjukkan sikap toleransi yang diajarkan dalam Islam.
Pelajaran Toleransi
Mengingat Masjid Nabawi adalah tempat suci bagi umat Islam. Keputusan Nabi Muhammad mengizinkan umat Kristen Najran menggunakan masjid tersebut untuk beribadah menunjukkan nilai-nilai toleransi yang luar biasa. Kisah ini menjadi relevan dalam konteks kehidupan modern, dimana dalam kehidupan sehari-hari kita saat ini, sering menemukan situasi di mana perbedaan pandangan menjadi alasan untuk memisahkan diri dari orang lain. Padahal, perbedaan adalah bagian dari kehidupan yang justru membuat dunia menjadi lebih kaya.
ADVERTISEMENT
Peristiwa bersejarah di Masjid Nabawi ini adalah pengingat bahwa perbedaan keyakinan tidak seharusnya menjadi penghalang untuk saling menghormati. Di tengah dunia yang sering kali terpecah karena perbedaan agama, ras, atau budaya, kisah ini dapat menjadi cahaya penuntun. Bahwa, sebagaimana Nabi Muhammad pernah mengizinkan ibadah umat Kristen di Masjid Nabawi, demikian pula kita dapat menjadikan perbedaan sebagai sarana untuk membangun jembatan kebersamaan. Baik dalam kehidupan sehari-hari toleransi dapat menjadi jembatan untuk menciptakan dunia yang lebih damai dan penuh pengertian.
Belajar dari Nabi Muhammad
Sebagian orang mungkin merasa khawatir bahwa menghormati agama lain berarti melemahkan keyakinannya sendiri. Namun, seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad, menghormati bukan berarti setuju atau berpindah keyakinan. Sebaliknya, ini adalah bentuk penghargaan terhadap kemanusiaan dan hak setiap individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri. Sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an:
ADVERTISEMENT
"Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama; sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah..." (QS. Al-Baqarah: 256)
Kisah Masjid Nabawi ini mencirminkan Islam sebagai agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam semesta (rahmatan lil alamin). Nabi Muhammad memberikan teladan bahwa keberagaman adalah sunnatullah (ketetapan Allah). Kita semua diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, dan di balik kehendak-Nya yang tak terbatas, setiap individu hadir dengan perbedaan yang unik. Tak ada dua orang yang sama, tak ada dua hati yang berirama serupa. Jika Tuhan menginginkan kita semua sama, pasti Dia akan menciptakan demikian. Maka, menolak untuk menghargai perbedaan atau memaksakan pandangan kita pada orang lain adalah sama dengan menentang skema agung yang telah Allah tetapkan.
ADVERTISEMENT
Toleransi bukan hanya soal menerima perbedaan, tetapi juga menghormati dan merayakan keberagaman sebagai wujud rasa syukur atas anugerah yang diberikan Tuhan dalam kehidupan.
Mari kita jadikan kisah ini sebagai inspirasi untuk hidup harmonis, menghormati perbedaan, dan merayakan keberagaman.
Penulis: Hudhurul Qolby Panphila, Akademisi Sejarah Peradaban Islam di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta.