Konten dari Pengguna

Gizi Terbaik untuk si Kecil: Panduan Sederhana Orang Tua

dr Nisak Humairok Sp A
Pediatrician in Eastern Indonesia/ Labuan Bajo, Flores, East Nusa Tenggara
4 Januari 2024 6:46 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari dr Nisak Humairok Sp A tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi makanan gizi seimbang. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi makanan gizi seimbang. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Dalam situasi sehari-hari, seringkali kita menyaksikan anak-anak mengalami kendala dalam hal peningkatan berat badan, yang mengakibatkan orang tua kerap bertanya, "Apa jenis susu yang paling cocok untuk anak saya, Dok?". Pertanyaan semacam ini menjadi langganan dalam konsultasi dokter anak.
ADVERTISEMENT
Umumnya, orang tua sangat responsif terhadap gejala kekurangan berat badan pada anak dan kekhawatiran tersebut memunculkan pertanyaan lebih lanjut, yaitu apakah ada nutrisi tambahan selain dari makanan yang dapat diberikan kepada anak untuk meningkatkan berat badannya?
Orang tua seringkali memusatkan perhatian pada parameter berat badan anak, karena hal ini mudah diamati dan seringkali mengalami fluktuasi. Kekhawatiran orang tua meningkat, terutama jika berat badan anak tidak mengalami peningkatan dalam periode tertentu. Pada saat seperti itu, orang tua cenderung mencari pendapat kedua dari dokter dan ahli gizi, khususnya mengenai jenis susu yang diperlukan untuk meningkatkan berat badan anak.
Fenomena ini tidak sepenuhnya keliru; namun, perlu dipertimbangkan lebih lanjut apakah anak-anak benar-benar memerlukan suplemen nutrisi dari susu, atau mungkin dapat diberikan alternatif selain susu. Panduan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan bahwa lebih baik memberikan variasi makanan atau keanekaragaman diet sebagai pilihan yang lebih disarankan.
ADVERTISEMENT
WHO merekomendasikan dietary diversity atau keragaman makanan sebagai pedoman utama untuk memberikan makanan kepada anak-anak, terutama yang berusia 6-23 bulan. Ini mencakup tiga sumber utama energi makanan, yaitu konsumsi makanan hewani seperti daging, ikan, dan telur setiap hari, sayur dan buah, serta biji-bijian atau kacang-kacangan yang kaya akan vitamin dan mineral.
Memberikan ragam makanan sesuai jadwal dan tata cara yang tepat untuk anak, yang sering disebut sebagai feeding rules, menjadi prinsip utama untuk memastikan makanan yang disajikan menarik. Fokus pada perkembangan keterampilan makan anak menjadi kunci, dengan penekanan pada proporsi yang tepat untuk karbohidrat, lemak, protein, serta vitamin dan mineral sesuai kebutuhan harian.
Pentingnya memahami kebutuhan kalori yang unik untuk setiap anak, yang sebaiknya dibicarakan lebih lanjut dengan dokter anak, menjadi semakin krusial. Hal ini terutama jika menghadapi tantangan seperti kesulitan kenaikan berat badan, bahkan hingga kondisi gizi kurang atau gizi buruk.
ADVERTISEMENT
Sangat penting bagi setiap orang tua untuk memahami bahwa sebelum menetapkan kebutuhan kalori harian, fokus utama seharusnya adalah menilai status gizi anak. Status gizi anak tidak hanya terkait dengan berat badan; tinggi badan atau panjang badan juga merupakan faktor krusial.
Dokter anak akan mengukur berat badan, tinggi badan anak di dengan menggunakan stadiometer, sedangkan untuk anak yang lebih muda, pengukuran dilakukan dengan infantometer. Setelah itu, data hasil pengukuran akan dicocokkan dengan kurva pertumbuhan WHO untuk anak usia 0-5 tahun.
Setelah membandingkan tiga parameter tersebut, kita dapat menyimpulkan mengenai klasifikasi berat badan, perawakan, dan status gizi anak. Menilai status gizi melibatkan dua faktor penting: berat badan dan tinggi/panjang badan anak. Hal ini sering kali menimbulkan kebingungan, karena terdapat kesalahan interpretasi yang sering terjadi ketika hanya memperhatikan parameter berat badan saja.
ADVERTISEMENT
Kurva WHO 2006 BB/PB untuk anak laki-laki usia 0-2 tahun. Sumbu X menunjukkan panjang badan anak dalam satuan centimeter (cm) sedangkan sumbu Y menunjukkan berat badan dalam kilogram (kg). Kurva ini merupakan kurva untuk penentuan status gizi anak apakah termasuk dalam kategori gizi normal, kurang, buruk, atau lebih.
Status gizi melibatkan kategori seperti gizi normal, gizi kurang, gizi buruk, dan gizi lebih. Kesimpulan ini didasarkan pada kurva pertumbuhan berat badan terhadap panjang badan (BB/PB) atau berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB), bukan kurva berat badan terhadap usia (BB/U).
Kurva BB/PB menunjukkan kategori gizi normal dalam rentang -2 SD (garis merah) hingga +2 SD. Di atas rentang ini dianggap sebagai gizi lebih, sementara di bawahnya dikategorikan sebagai gizi kurang. Gizi buruk terjadi ketika kondisi berada di bawah -3 SD atau di bawah garis hitam terbawah pada kurva WHO.
Pantauan terhadap kurva-kurva ini dilakukan setiap bulan saat anak menjalani penimbangan di posyandu atau selama kunjungan kontrol ke dokter anak. Periode ini menjadi sangat krusial untuk diamati, terutama pada anak usia 0-2 tahun. Tahap awal kehidupan ini, yang mencakup 1000 hari pertama kehidupan (HPK) atau dua tahun pertama kehidupan, memiliki dampak besar pada perkembangan anak dan secara erat terkait dengan risiko stunting di masa mendatang.
ADVERTISEMENT
Setelah memahami klasifikasi status gizi anak, kita dapat mengetahui berat badan ideal anak melalui kurva yang sama. Berat badan ideal ditentukan dengan memperhatikan di usia berapa tinggi badan anak seharusnya, yang dapat diambil dari garis 0 (mean) berwarna hijau.
Meskipun mungkin terdengar rumit, dengan bantuan tenaga kesehatan atau dokter, penentuan berat badan ideal dapat menjadi lebih mudah. Selain itu, ada banyak aplikasi gizi anak yang dapat secara otomatis menampilkan berat badan ideal anak beserta kebutuhan kalori harian berdasarkan usianya.
Setelah mendapatkan perhitungan kalori yang tepat, sebagai contoh: ada seorang anak laki-laki berusia 1 tahun dengan berat badan ideal 10 kg, maka kita dapat menghitung berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk anak usia 1 tahun, yakni 100 kkal per kilogram berat badan. Dalam hal ini, 100 x 10 = 1000 kkal. Oleh karena itu, jumlah 1000 kkal ini menjadi kebutuhan harian anak, yang nantinya akan diubah menjadi pilihan makanan dengan nutrisi lengkap, mencakup karbohidrat, lemak, dan protein.
ADVERTISEMENT
Untuk menyederhanakan konsep kebutuhan makanan anak yang unik pada tiap kelompok usia, berbagai upaya promosi kesehatan, sebagaimana diumumkan oleh Kementerian Kesehatan, menyoroti bahwa kebutuhan makanan anak dapat dikelompokkan melalui konsep "isi piringku".
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa konsumsi makanan yang beragam pada setiap hidangan anak lebih disarankan. Meskipun susu dan produk susu diakui sebagai tambahan nutrisi yang penting, namun bukan merupakan komponen utama dalam pola makan anak.
Penting untuk dicatat bahwa penggunaan susu tetap perlu dipertimbangkan, terutama dalam situasi kesehatan tertentu seperti untuk meningkatkan berat badan pada anak dengan penyakit kronis, seperti pada kasus penyakit jantung bawaan.
Pentingnya makanan yang bervariasi dan sesuai dengan kebutuhan harian menjadi fokus utama. Untuk mencapai hal ini, pengetahuan orang tua tentang cara memperkenalkan makanan dan membiasakan kebiasaan makan yang tepat pada anak sangat diperlukan. Metode feeding rules, yang pada dasarnya bertujuan menciptakan situasi makan yang menyenangkan daripada memaksa anak untuk makan, menjadi kunci dalam pendekatan ini.
Panduan makan untuk bayi usia 6-8 bulan berdasarkan rekomendasi Kementerian Kesehatan.
Panduan makan untuk anak usia 9-11 bulan berdasarkan rekomendasi Kementerian Kesehatan.
Panduan makan untuk anak usia 12-23 bulan berdasarkan rekomendasi Kementerian Kesehatan.
Panduan makan untuk anak usia 2-5 tahun berdasarkan rekomendasi Kementerian Kesehatan.