Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Penghambat Proses Belajar: Kesulitan, Lupa, dan Kejenuhan dalam Belajar
14 November 2024 12:52 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari humairoh azzahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Proses belajar adalah upaya untuk memperoleh, mengingat, dan menguasai suatu informasi melalui serangkaian kegiatan. Proses belajar memiliki faktor-faktor pendukung dan penghambat, baik internal maupun eksternal. Beberapa faktor penghambat belajar adalah kesulitan belajar, lupa, dan kejenuhan dalam belajar.
ADVERTISEMENT
Kesulitan belajar sendiri mengacu pada kondisi terjadinya hambatan dalam proses belajar yang menyebabkan kegagalan atau kurang berhasilnya seseorang dalam mencapai tujuan belajarnya. Reaksi dari kesulitan belajar dapat ditunjukkan melalui reaksi fisik, emosi, perilaku, serta kognitif mereka. Kesulitan belajar bisa terjadi pada siapa saja dan pada semua rentang usia.
Adapun reaksi atau gejala yang ditunjukkan oleh seseorang yang mengalami kesulitan belajar, antara lain sebagaimana berikut:
Gejala yang dialami setiap orang tentu akan berbeda-beda, namun, beberapa gejala di atas adalah yang cukup mudah untuk ditemui dan dikenali. Selain dari pada gejala, kesulitan belajar tentu memiliki faktor penyebab. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar meliputi faktor internal dan faktor eksternal.
ADVERTISEMENT
Faktor internal tersebut meliputi aspek bakat, minat, motivasi, intelegensi, fisik, dan tipe belajar tiap individu. Sementara itu, faktor eksternal setidaknya berupa fasilitas atau sarana pembelajaran, suasana belajar, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan sosial. Salah satu faktor eksternal yang juga memiliki pengaruh yang cukup besar adalah faktor kurikulum pembelajaran yang diterapkan di suatu negara.
Selama proses pembelajaran, kesulitan belajar dapat dikatakan sebagai hal yang pasti pernah dialami oleh setiap individu. Oleh karenanya, setiap orang tentu harus mengetahui langkah-langkah penanganannya. Dr. Rudolf Pintner mengemukakan sepuluh jenis metode pembelajaran untuk membantu seseorang dalam mengoptimalkan proses belajar dan mengatasi kesulitan belajar. Kesepuluh metode itu ialah whole to part method, whole versus part method, mediating method, recitation method, length of practice periods, distribution of practice periods, counteract forgetting, cramming, quick learning means quick forgetting, dan retroactive inhibition.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya ialah lupa dalam proses belajar. Lupa (forgetting) merupakan kondisi hilangnya kemampuan seseorang dalam menyebutkan kembali hal-hal yang sebelumnya pernah dipelajari atau dialami. Lupa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu hal yang diamati, situasi dan cara mengamati, hal yang terjadi dalam periode tertentu, serta situasi penyebab ingatan tersebut.
Menurut Barlow, Reber, dan Anderson, terdapat beberapa usaha untuk meningkatkan daya ingat akal, yaitu dengan overlearning, extra study time, dan mnemonic device. Overlearning adalah metode belajar dengan cara terus mengulang materi hingga terbiasa. Lalu, extra study time adalah penerapan tambahan waktu atau tambahan frekuensi belajar. Sementara itu, mnemonic device adalah penerapan muslihat atau metode belajar tertentu sebagai pengait informasi.
Lalu yang terakhir adalah kejenuhan dalam belajar. Kejenuhan dalam belajar adalah suatu kondisi mental ketika seseorang merasa sangat bosan, enggan, lelah, lesu, dan tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas belajar. Kejenuhan belajar dapat bersifat obsesif dan kompulsif, sehingga dapat memunculkan efek buruk dalam jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Kejenuhan dalam belajar dapat diatasi dengan melakukan beberapa kiat. Pertama, mengutamakan istirahat yang cukup dan berkualitas serta menjaga pola makan dengan memakan makanan bergizi. Kedua, mengatur ulang jadwal belajar yang lebih efektif dan efisien serta mengatur ulang lingkungan belajar untuk meningkatkan rasa nyaman. Ketiga, mencari stimulus atau motivasi baru dan mau bertindak nyata dengan terus berusaha.
Setiap individu pasti pernah mengalami kesulitan, lupa, dan kejenuhan dalam belajar. Oleh sebab itu, pemahaman mengenai ketiganya sangat diperlukan untuk meminimalisir kegagalan dalam proses belajar. Tentu saja penjelasan di atas bersifat tidak pasti dan hanya disimpulkan berdasarkan kasus yang umum terjadi. Maka, akan sangat penting bagi setiap individu untuk mengenali diri dengan baik. Hal ini guna memaksimalkan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar.
ADVERTISEMENT