Konten dari Pengguna

Hardiknas 2024, Rektor UMS: Muhammadiyah dalam Perkembangan Pendidikan Indonesia

Universitas Muhammadiyah Surakarta
Akun ini dikelola oleh Humas Universitas Muhammadiyah Surakarta Unggul Mencerahkan Mendunia
2 Mei 2024 11:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Universitas Muhammadiyah Surakarta tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dok Humas UMS
zoom-in-whitePerbesar
Dok Humas UMS
ADVERTISEMENT
ums.ac.id, PABELAN - Dalam momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang diperingati setiap tanggal 2 Mei, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Prof. Dr. Sofyan Anif, M.Si., menyampaikan refleksi pendidikan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dalam Upacara Hardiknas itu, Rektor UMS mengungkapkan dalam perkembangan pendidikan, Muhammadiyah turut memberikan sumbangsih yang besar pada bangsa dan negara.
“Bapak Pendidikan Indonesia yang kita kenal yaitu Ki Hajar Dewantara sebagai pahlawan nasional memiliki 5 asas pendidikan yaitu asas kemerdekaan, kodrat alam, kebudayaan, kebangsaan dan kemanusiaan,” ungkap Guru Besar bidang Manajemen Pendidikan, di Halaman Gedung Induk Siti Walidah UMS, Kamis (2/5/24).
Sama seperti Muhammadiyah, peran dalam bidang pendidikan sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. KH. Ahmad Dahlan sudah lebih dulu sudah fokus dalam dunia pendidikan dengan mendirikan, merintis dan membuka Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah (MIDI). Dengan ribuan lembaga pendidikan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, membuktikan Muhammadiyah memiliki kontribusi nyata dalam dunia pendidikan.
ADVERTISEMENT
“Muhammadiyah mendirikan sekolah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang sebetulnya substansinya tidak jauh dari nilai-nilai yang disebarluaskan Ki Hajar Dewantara,” tegasnya.
Menurutnya, hal yang tidak boleh ditinggalkan adalah nilai budaya yang tertanam pada bangsa Indonesia. Apalagi terkait dengan nilai-nilai moral dan etika.
“Setiap pelajar maupun mahasiswa dalam pendidikan Muhammadiyah tidak lepas dari kepemimpinan. Semua sekolah dari berbagai tingkatan harus mampu mendidik lulusan untuk menjadi kader persyarikatan, namun juga kader bangsa dan negara,” ujar Sofyan.
Pada momentum ini, Rektor UMS mengajak untuk melakukan evaluasi tentang seberapa besar pendidikan Muhammadiyah baik dalam kuantitas maupun kualitas.
“Kembali saya tekankan, mari kita jadikan momentum ini sebagai evaluasi dan semangat memperbaiki kelemahan yang ada. Dapat kita refleksikan seberapa prestasi maupun kinerja yang sudah diberikan pada pendidikan, khususnya untuk UMS. Seberapa besar hasil produktivitas Perguruan Tinggi dalam bentuk menulis, meneliti maupun mengabdi ,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian, dalam berdakwah, Muhammadiyah memiliki gerakan dakwah Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, yang semakin ke sini berkembang menjadi gerakan modern dengan semangat berkemajuan.
“Semua sekolah Muhammadiyah harus menjadikan spirit dakwah ini harus betul-betul dipahami. Implementasi dari dakwah itu juga harus holistik, jangan hanya amar ma'ruf atau nahi munkar saja. Seperti dalam Qs. Ali Imron 104 dan 110 yang menjadi dasar berdirinya Muhammadiyah,” terang Sofyan Anif yang juga peraih penghargaan Tokoh Pendidikan Berkemajuan dan Inspiratif oleh TV Muhammadiyah (TVMu). (Fika/Humas)