Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Masuk Sekolah Pukul 5 Pagi? Ini Beberapa Tinjauan Pendidikan
8 Maret 2023 14:41 WIB
Tulisan dari Humas UMKT tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Abdul Halim, M.Pd (Dosen Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur )
Belakangan ini ramai diperbincangkan di media social terkait dengan penetapan waktu belajar mengajar yang dimajukan menjadi pukul 05.00 pagi. Ada beberapa alasan yang disampaikan oleh Gubernur dan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi NTT. Pertama terkait dengan rombongan belajar dan yang kedua terkait dengan melatih etos kerja. Meski dilihat positif, kebijakan ini memerlukan kajian yang labih dalam. Kebijakan gubernur NTT untuk memajukan waktu belajar menjadi pukul 05.00 pagi perlu dikaji lebih dalam karena memiliki implikasi besar terhadap kesehatan dan kesejahteraan siswa dan guru di NTT. Meskipun ada beberapa alasan yang mungkin terdengar positif, seperti mengajarkan etos kerja dan mengatasi masalah rombongan belajar, efek samping dari kebijakan tersebut harus dipertimbangkan dengan serius.
ADVERTISEMENT
Mewajibkan siswa dan guru untuk masuk sekolah pada pukul 05.00 pagi dapat berdampak buruk pada kesehatan mereka, terutama karena kebijakan tersebut dapat mengganggu pola tidur dan mengurangi waktu tidur yang cukup. Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti:
A. Kelelahan
Kurangnya waktu tidur dapat membuat siswa dan guru merasa kelelahan sepanjang hari, yang dapat mempengaruhi kinerja mereka di sekolah dan dalam kegiatan sehari-hari.
B. Kekurangan Konsentrasi
Kurang tidur juga dapat mempengaruhi kemampuan konsentrasi siswa dan guru, sehingga mereka mungkin tidak dapat memperhatikan pelajaran dengan baik atau melakukan tugas-tugas dengan efektif.
C. Masalah Kesehatan Mental
Kurang tidur juga dapat mempengaruhi kesehatan mental siswa dan guru, seperti meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan stres. Penurunan daya tahan tubuh. Kurang tidur dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, yang dapat membuat siswa dan guru lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.
ADVERTISEMENT
D. Gangguan metabolism
Kurang tidur juga dapat mempengaruhi metabolisme dan berat badan, sehingga meningkatkan risiko obesitas dan masalah kesehatan lainnya. Dari sisi produktivitas dan efektifitas, masuk sekolah lebih pagi 2 jam dari biasanya dapat memengaruhi produktivitas dan efektivitas siswa dan guru karena mereka mungkin tidak memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri sebelum masuk sekolah. Siswa dan guru tentunya harus mempersiapkan diri setidaknya pukul 03.30 atau pukul 04.00 pagi. Selain itu, mereka mungkin tidak dapat berkonsentrasi dengan baik selama jam pelajaran karena masih merasa lelah atau belum sepenuhnya terbangun.
Kondisi ini dapat mempengaruhi kemampuan siswa dan guru untuk memahami pelajaran dan melakukan tugas-tugas dengan efektif, yang dapat memengaruhi kinerja mereka di sekolah. Selain itu, siswa dan guru mungkin juga tidak memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri sebelum masuk sekolah, seperti sarapan atau latihan fisik, yang juga dapat memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan rohani dan jasmani mereka. Dalam jangka panjang, kebijakan ini juga dapat mempengaruhi karir siswa dan guru karena mereka mungkin tidak dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk meraih kesuksesan di masa depan.
ADVERTISEMENT
Masuk sekolah terlalu pagi juga dapat meningkatkan risiko kecelakaan lalu lintas karena pada waktu tersebut jalan-jalan masih sepi dan kurangnya penerangan jalan. Selain itu, mungkin tidak semua siswa dan guru memiliki transportasi yang aman dan andal untuk berangkat ke sekolah pada waktu yang sangat pagi. Kondisi ini dapat membahayakan keselamatan dan kesejahteraan siswa dan guru dalam perjalanan ke sekolah, terutama jika mereka harus menempuh jarak yang jauh atau mengendarai sepeda motor atau kendaraan pribadi lainnya. Kendaraan umum juga belum tersedia pada waktu-waktu tersebut. Di sisi lain, kejadian kriminalitas biasanya terjadi pada waktu-waktu di mana situasi sedang sepi. Hal ini juga dapat meningkatkan risiko kejahatan jalanan, seperti perampokan atau pencurian.
Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan aspek transportasi dan keamanan dalam kebijakan ini sebelum mengimplementasikannya. Ini termasuk mempertimbangkan infrastruktur jalan dan transportasi, seperti peningkatan penerangan jalan dan ketersediaan transportasi umum yang andal, serta memberikan pelatihan keselamatan lalu lintas kepada siswa dan guru. Selain itu, perlu ada penilaian risiko yang jelas dan protokol keamanan yang diterapkan untuk menjaga keselamatan siswa dan guru pada saat mereka berangkat dan tiba di sekolah. Hal ini dapat mencakup pengawalan keamanan atau pengaturan keamanan lainnya untuk mencegah tindakan kriminal atau insiden lainnya.
ADVERTISEMENT
> Alternatif
Alternatifnya, alih-alih melakukan keputusan ekstrem terkait dengan jam masuk sekolah, sebaiknya instansi terkait melakukan penelaahan yang berkaitan dengan penyesuaian kurikulum yang cocok dengan wilayah dan kebudayaan warga setempat. Ini dapat dilakukan dengan mengembangkan kurikulum yang lebih berfokus pada penanaman nilai dan pengembangan aspek pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan lokal. Hal ini dapat membantu siswa untuk memahami nilai-nilai lokal, seperti budaya, adat istiadat, atau bahasa daerah, yang akan membantu mereka lebih menghargai dan memahami lingkungan sekitar. Dengan demikian, waktu belajar bukanlah menjadi masalah yang krusial. Selain itu, kurikulum juga dapat dikembangkan dengan fokus pada pengembangan aspek pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan lokal, seperti pertanian atau keahlian kerajinan tangan. Hal ini akan membantu siswa untuk memperoleh keterampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari dan membantu mereka untuk lebih memahami lingkungan sekitar.
ADVERTISEMENT
Dalam pengembangan kurikulum ini, penting untuk melibatkan masyarakat setempat, seperti tokoh adat, pelaku usaha, atau organisasi masyarakat, dalam mengidentifikasi kebutuhan lokal dan merancang kurikulum yang sesuai. Hal ini akan memastikan bahwa kurikulum yang dikembangkan benar-benar relevan dan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat setempat. Penting juga untuk mempertimbangkan gaya belajar siswa dan penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Kurikulum yang dikembangkan harus memperhatikan gaya belajar siswa, seperti visual, auditori, atau kinestetik, dan menggunakan teknologi yang sesuai untuk memfasilitasi pembelajaran yang efektif.
Penyesuaian kurikulum dengan wilayah dan kebudayaan warga setempat dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang lebih relevan dengan kebutuhan lokal dan memberikan nilai tambah pada pendidikan mereka. Hal ini akan membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang lebih baik dan berkembang sebagai individu yang lebih berdaya saing.
ADVERTISEMENT
Memajukan waktu belajar lebih awal, apalagi di waktu yang rawan, bukanlah satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah administratif dan belum tentu dapat membangun etos kerja yang baik. Masalah administratif di sekolah dapat diselesaikan melalui berbagai cara, seperti dengan mengoptimalkan proses administrasi, menambahkan tenaga administrasi, atau menggunakan teknologi untuk memudahkan proses administrasi, terutama di era digitalisasi pada saat ini.
Selain itu, untuk membangun etos kerja yang baik, terdapat berbagai alternatif kebijakan yang dapat dipertimbangkan, seperti mengadakan program pelatihan keterampilan dan membentuk tim kerja atau kelompok belajar yang efektif. Program pelatihan keterampilan dapat membantu siswa dan guru untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk bekerja secara efektif dan produktif, seperti keterampilan interpersonal, manajemen waktu, dan kepemimpinan. Alternatif yang fokus pada pengembangan keterampilan dan kolaborasi dapat membantu siswa dan guru untuk memperoleh nilai tambah dari pendidikan mereka dan menjadi lebih sukses di masa depan. Hal ini juga dapat membantu memperkuat hubungan antara siswa dan guru dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih produktif dan efektif.
ADVERTISEMENT
> Teknologi Sebagai Solusi Nyata
Pemanfaatan teknologi informasi dapat menjadi solusi yang nyata untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, terdapat berbagai cara di mana teknologi informasi dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran.
Salah satu cara pemanfaatan teknologi informasi dalam pendidikan adalah melalui metode pengajaran hybrid, yaitu kombinasi antara pembelajaran tatap muka dan pembelajaran daring. Penggunaan pembelajaran hybrid ini sudah diterapkan di UMKT dan selama beberapa tahun terakhir penerapannya menunjukan hasil yang signifikan. Metode ini dapat membantu siswa untuk belajar secara fleksibel dan mandiri, dengan menggunakan teknologi untuk mendukung pembelajaran mereka. Selain itu, teknologi informasi juga dapat digunakan untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan bagi siswa yang berada di daerah terpencil atau sulit dijangkau.
ADVERTISEMENT
Teknologi seperti video konferensi dan platform pembelajaran online dapat digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran jarak jauh, sehingga siswa di daerah terpencil dapat memperoleh akses yang sama dengan siswa di daerah perkotaan. Selain itu, teknologi informasi juga dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas administrasi dan manajemen di sekolah. Dengan menggunakan sistem informasi manajemen sekolah, administrasi dan manajemen di sekolah dapat dilakukan dengan lebih mudah dan efisien, sehingga guru dan staf sekolah dapat lebih fokus pada kegiatan pembelajaran.