Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Keberlanjutan Pemajuan Pendidikan Melalui Literasi
1 Oktober 2023 21:32 WIB
·
waktu baca 8 menitTulisan dari Muhamad Ikhwan Abdul Asyir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bicara soal literasi , hal yang yang tak pernah lepas dari nuansanya adalah tentang buku sebagai bahan bacaan. Melalui literasi, proses panjang pembelajaran yang dilalui setiap sumber daya insani adalah aktivitas wajib yang mesti dilalui.
ADVERTISEMENT
Pada pembicaraan yang lebih luas lagi, bicara soal literasi adalah serta-merta juga membicarakan soal efektivitas dan realisasi pendidikan. Di Indonesia misalnya, rendahnya tingkat literasi masyarakat kita menjadi momok yang perlu dijawab betul permasalahannya oleh sistem pendidikan yang memadai.
Mengapa literasi ini menjadi penting? Hal yang paling sederhana mampu penulis gambarkan adalah karena lekatannya yang erat antara pendidikan dan literasi, literasi bakal memiliki peranan yang mendasar dan begitu strategik.
Dengan literasi yang baik, pendidikan akan menemui tujuan utamanya dalam hal menciptakan pencerdasan segenap tumpah darah Indonesia. Melalui literasi ini jugalah aktivitas optimal dalam melangsungkan pendidikan memberikan ruang yang mendukung terbinanya sumber daya insani yang kompeten.
Pentingnya Literasi
Aktivitas literasi yang berupa kegiatan membaca, mengulas, atau menulis adalah keahlian dasar yang menghantarkan siapapun mampu belajar secara terus menerus.
ADVERTISEMENT
Kegiatan literasi yang mendasar ini jugalah, ke depan proses panjang pendidikan yang menciptakan sumber daya yang cerdas bisa digapai. Sebab bagaimana mungkin pendidikan kita akan menghasilkan lulusan peserta didik yang baik jika keahlian mendasarnya saja belum mampu dipenuhi?
Literasi juga akan memberikan kesempatan setiap sumber daya insani kita mampu cakap dalam mempelajari apapun disiplin keilmuan yang digelutinya. Lebih jauh daripada itu, melalui literasi semacam keahlian membaca peluang, kepekaaan sosial, tanggung jawab moral para insan-insan terdidik kita juga mampu terus tumbuh.
Namun persoalannya, berapa pentingnya peran literasi ini pada kenyataannya masih memberikan pekerjaan rumah yang seakan belum pernah selesai. Catatan semacam misalnya seperti rendahnya minat dan budaya literasi yang ada di lingkungan kita, sarana dan prasarana yang kurang memadai untuk kegiatan pendidikan literasi.
ADVERTISEMENT
Juga kebutuhan akses bahan literasi yang sulit, sampai efektivitas sosialisasi mengenai pentingnya literasi bagi kehidupan kita masih saja menjadi pokok persoalannya yang menghantui.
Mau diyakini atau tidak, pokok persoalan ini memberikan efek bersambung satu sama lainnya, dan keluarannya. Tak heran bahwa penyelenggaraan pendidikan yang sudah kita lalui di Indonesia ini belum mampu berjalan secara efektif dan maksimal.
Upaya Menjawab Tantangan
Menjawab tantangan pendidikan yang ada khususnya mengenai literasi, sudah saatnya berbagai pihak melakukan langkahnya. Jangan sampai apa yang menjadi peran penting pendidikan melalui literasi malah semakin meninggalkan rekam jejak yang semakin mundur dan terpuruk.
Menjawab persoalan-persoalan yang semakin kompleks dari untaian pokok permasalahannya adalah langkah konkret yang harus kemudian dilalui. Representasi berbagai pihak dalam menjawab persoalan-persoalan ini juga perlu berijibaku melibatkan diri di dalamnya. Karena dengan kolaborasi yang demikian inilah, langkah revitalisasi pendidikan melalui literasi bisa di wujudkan.
ADVERTISEMENT
Misalnya seperti memunculkan kesadaran secara penuh tentang betapa pentingnya hidup dengan membangun budaya literasi yang baik bisa menjadi inisiator yang dilakukan.
Kehidupan kita dimulai dari lingkungan kecil seperti keluarga harus mampu menyediakan berbagai aktivitas yang lebih produktif lagi melalui literasi. Mengaktifkan kebiasaan dan kedekatan dengan budaya literasi di lingkungan keluarga bukan hanya menjadi alternatif dalam memberikan pengaruh keterbaikan literasi kita, tapi juga adalah simpul yang menguatkan pondasinya.
Selain lingkungan keluarga, segmentasi semacam instansi pendidikan tentu juga menjadi kunci yang wajib memulai perbaikan literasi kita ini. Instansi pendidikan yang menjadi laboratorium pembelajaran yang sarat akan literasi akan semakin menguatkan pondasi yang sudah terbangun di lingkungan keluarga.
Manifestasinya adalah bahwa budaya literasi yang baik akan semakin terus bertumbuh kembang jika mendapatkan dukungan lingkungan yang memadai.
ADVERTISEMENT
Kita tentu sepakat, bahwa instansi pendidikan seperti sekolah dan kampus misalnya, harus menjadi ladang yang menyuburkan aktivasi budaya literasi kita, sifat pendidikan yang terkesan hanya berupa formalisasi kelulusan yang tidak memperhatikan kematangan output pendidikan harus mulai didobrak dan diuraikan.
Mengenai instansi pendidikan ini, penyelenggaraan pendidikan yang ada harus kemudian bisa berkontribusi secara nyata pada aktivitas pendidikan yang sarat akan kompetensi dan keahlian yang strategik.
Pendidikan jangan hanya berjalan akibat proses komersial, perhitungan pragmatis atau selesainya keperluan administratif yang menghasilkan angka lulusan. Lebih dari itu pendidikan yang terselenggara adalah rangkaian kegiatan yang mengedepankan betul prinsip menghidupkan sumber daya insani yang bermanfaat, bermartabat dan berkarakter sosial.
Pendidikan yang ada misalnya harus berbasis pada urgensi peningkatan keahlian yang lebih kompatibel pada realitas sosial dan perkembangan zaman, dengan memperhatikan betul budaya pembangunan literasi di instansi pendidikan akhirnya pendidikan semacam itu bisa di capai.
ADVERTISEMENT
Konteksnya adalah bahwa melalui literasi yang baik akan mampu melatih penyerapan berbagai informasi, ide-ide atau gagasan yang dilalui akibat aktivitas pembelajaran.
Pembelajaran yang sarat akan literasi akan memperluas dimensi belajar dan mengajar yang tidak hanya terbatas pada sekat kelas dan aktivitas pembelajaran yang konvensional. Dengan kegiatan literasi, sumber pemahaman yang di alami oleh setiap peserta pendidikan kita bukan hanya bermuara pada penjelasan tenaga pengajar belaka.
Lebih dari pada itu, akses terhadap berbagai sumber bacaan yang baik menambah asupan pengetahuan yang terbuka secara meluas. Akibat dari akses ini juga pembelajaran yang ada akhirnya akan semakin berjalan aktif, dialog antar pengajar dan peserta didik bisa di upayakan karena asupan pengetahuan yang didapatinya.
ADVERTISEMENT
Peranan yang jauh lebih mampu menopang pembangunan literasi kita tak ayal adalah soal kebijakan yang memadai. Sebab adalah hal yang tidak bisa kita mungkiri.
Misalnya walau budaya pembangunan sudah di upayakan dan instansi pendidikan memberikan kontribusi penuh dalam hal pembangunan literasi ini bakal sulit apabila tidak ditopang dengan kebijakan yang memihak demikian.
Bayangkan saja, betapa sulit kemudian apabila kesadaran yang muncul dan kontekstualisasi berjalan namun tanpa dilegitimasi dengan kekuatan kebijakan yang memadai. Betapapun acapkali kebijakan yang ada begitu politis, konsentrasi pemajuan pendidikan melalui literasi ini merupakan syarat pasti yang memberikan efek dominonya masing-masing.
Mengenai kebijakan, pemajuan Pendidikan melalui literasi ini tentu juga akan berjalan konsisten apabila di iringi dengan instrumen semacam aturan maupun terobosan yang mendetail mengenai stimulasi pembangunan literasi kita.
ADVERTISEMENT
Sebab dengan demikian pula, iklim yang berjalan akan menemui keterfokusannya pada tantangan literasi di Indonesia, unsur-unsur yang ada di dalamnya yang bekerja dan memiliki tanggung jawab juga mampu bergerak sesuai dengan langkah pasti.
Dengan dukungan kebijakan yang memadai, sekali lagi, menjawab tantangan dan kebutuhan literasi menjadi paling efektif dilakukan, konsentrasi kebijakan yang memuat mengenai kebutuhan pembangunan literasi adalah jawaban yang melengkapi berbagai alternatifnya.
Yang paling dekat, mengenai literasi ini, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terlihat mulai berupaya secara serius.
Terobosan mengenai buku bacaan bermutu yang belum lama ini muncul memberikan bukti bahwa konsentrasi terhadap kebutuhan peningkatan literasi yang menjadi momok masyarakat kita khususnya dalam lingkup pendidikan boleh jadi adalah langkah yang semakin nyata.
ADVERTISEMENT
Sebab dalam upaya penanganan akibat polemik yang terjadi karena rendahnya tingkat literasi Indonesia ini, program buku bermutu yang secara spesifik muncul dalam rangkaian episode Merdeka Belajar memberikan pengertian bahwa apa yang selama ini menghantui masyarakat kita mulai bersama sama diuraikan kompleksitasnya.
Selain itu, dengan pengadaan buku yang bermutu inilah proses rangka memperbaiki mutu pendidikan bisa diraih. Sebab kebutuhan akan buku yang bermutu dan pembangunan budaya literasi adalah keselarasan yang melengkapi satu dengan lainnnya.
Selain pengadaan, yang perlu menjadi komitmen juga adalah tentang kemerataan pendidikan. Maksudnya adalah bahwa akan pemerataan yang dilandasi oleh penyesuaian antara kebutuhan daerah satu dengan lainnya misalnya seperti daerah 3T tentu akan memerlukan pendekatan yang berbeda dengan daerah pusat kota yang sudah lekat akan hiruk-pikuknya.
ADVERTISEMENT
Intervensi khusus, baik secara mobilisasi, pendampingan dan pelatihan sumber daya pengajar adalah cara memastikan keberlangsungan perbaikan pendidikan itu sendiri, penekanan khusus bagi wilayah yang jauh lebih membutuhkan mengharuskan pemerintah khususnya Kemendikbudristek menyiapkan energi yang sedikit lebih lagi.
Segala upaya dan terobosan yang ada harus senantiasa beriringan dengan lokalisasi kebijakan yang memadai pula, di sinilah peran pemerintah daerah dan unsur lainnya yang terlibat perlu di kawal pula tindak lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Dengan memastikan bahwa penyebaran buku yang bermutu di lingkungan bagi lingkungan yang taraf hidupnya cenderung menengah ke bawah, yang daya beli bahan literasi rendah ini adalah langkah yang cukup komprehensif.
Dengan memperbaiki pendidikannya, optimisme menggapai kehidupan yang lebih baik bukan tidak mungkin bisa digapai. Tentunya dalam hal ini, peran serta pemerintah daerah adalah hal yang nantinya akan melengkapi optimisme keterbaikan penyelenggaraan pendidikan yang bakal di lalui.
Untuk urusan media teknologi, garapan penyediaan koneksi internet demi menunjang penuh peningkatan literasi di daerah juga hal penting dikerjakan. Bahwa kemajuan zaman dengan segala percepatan juga adalah tantangan yang semakin nyata perlu di jawab.
Akses dunia yang semakin terbarukan bakal mampu di rasakan jika sebab adanya sarana dan prasarana media internet yang masif berkembang di daerah-daerah kita.
ADVERTISEMENT
Era kini, era digital mengharuskan semua pihak mau dan mampu melek secara teknologi, pembangunan literasi teknologi dan berbagai praktik baiknya adalah hal yang tidak bisa di hindari jika kita hendak menjawab soal pemerataan pendidikan.
Juga penting dan melengkapi dengan hadirnya inovasi dalam rangka meningkatkan mutu bacaan Indonesia serta meningkatkan literasi Indonesia.
Seyogyanya semua pihak daerah turut ikut serta dalam mengeluarkan sebuah kebijakan terkait dengan kewajiban pengadaan buku bacaan bermutu di satuan pendidikan kerjanya serta memastikan pengelolaan dan pemanfaatannya dengan benar. Sehingga terjadi sinergitas antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam memecahkan polemik tentang rendahnya tingkat literasi di Indonesia.
Terakhir, semoga apa yang menjadi PR kita bersama mengenai pemajuan pendidikan melalui pembangunan literasi mampu menciptakan ekosistem yang baik.
ADVERTISEMENT
Semoga segala hal baik yang terus diupayakan senantiasa berjalan dan tidak hanya berhenti di satu titik saja. Pengawalan atas langkah nyata revitalisasi pendidikan dengan segala yang menopang semoga mampu mengiringi proses pencerdasan kehidupan bangsa kita. Aamin!
Ihdinas shirothol mustaqim, wassalam!