Konten dari Pengguna

Mengapa Kurikulum Merdeka?

Muhamad Ikhwan Abdul Asyir
Manajer Program Al Wasath Institute
24 Juni 2024 18:58 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhamad Ikhwan Abdul Asyir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber : pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber : pixabay.com
ADVERTISEMENT
Perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia tak pernah luput kaitannya dengan pendidikan. Pendidikan yang pada muaranya adalah kumpulan proses, maupun mekanisme atau upaya untuk mewujudkan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan tujuan pendirian negara Indonesia, kini semakin menunjukkan realitas beragam tantangan dan tuntutan terobosan yang baru. Selain agar mampu terus berlangsung, hal ini juga agar Pendidikan menemui relevansinya di tengah kehidupan sumber daya insani kita yang semakin kompleks.
ADVERTISEMENT
Tak ayal, hal ini semakin menuntut upaya keseriusan yang berkelanjutan demi menciptakan pendidikan yang tak hanya merata secara kuantitas tapi juga kualitasnya. Instansi pemerintah sebagai penanggung jawab utama urusan rumah tangga negara dan bangsa pun tak boleh lepas dari urusan bagaimana menjadikan pendidikan semakin baik. Melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) inilah, pelbagai ihwal pokok tentang penyelenggaraan pendidikan menjadi pekerjaan utama yang dilakukan.
Yang jelas bisa kita lihat, sebagai penanggung jawab urusan pendidikan, salah satu potret kebijakan Kemendikbudristek melalui Merdeka Belajar, pengambilan kebijakan ini mampu menuai atensi dan dampak yang tak sedikit. Skema besar merdeka belajar yang di bawa Mendikbudristek yang banyak menawarkan warna dan praktik baru penyelenggaraan Pendidikan, kini membawa harapan besar perbaikan pendidikan kita. Melalui skema Merdeka Belajar ini juga, penyelenggaraan pendidikan berupaya menjawab tantangan reformasi praktik pendidikan kita yang telanjur gersang dari nilai pendidikan itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang cukup menghentak dalam merdeka belajar adalah kurikulum merdeka yang ada di dalamnya. Kurikulum yang pada mulanya merupakan kurikulum prototipe (sementara) guna akselerasi pendidikan ketika pandemi yang beberapa tahun silam menyerang. Kini semakin santer dan luas menjangkau penerapannya, bahkan dalam kabar yang terbarukan, menjadikan kurikulum merdeka sebagai kurikulum nasional adalah sebagian bukti bagaimana kurikulum merdeka ini kini begitu serius diterapkan ke tiap tiap satuan pendidikan.
Kalau kita melihatnya, wacana kurikulum ini menjadi kurikulum nasional adalah hal yang memang tak berlebihan, lebih lanjut, kelengkapan berbagai infrastruktur yang mengiringi penerapan kurikulum ini, yang dikemas dalam rangkaian kebijakan episode merdeka belajar, paling tidak menjadi tambahan gambaran keseriusan kebijakan yang diambil ini.
ADVERTISEMENT
Namun, sejauh mana dampak sebenarnya dari penerapan kurikulum merdeka ini? Apa saja hal pokok nan penting yang ada di dalamnya? Dan mengapa kurikulum ini mesti berlanjut? Beberapa ulasan ini coba penulis uraikan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada.

Konsep Kurikulum Merdeka

Pengembangan pendidikan di Indonesia tidak terlepas dari pembaharuan kurikulum, dalam tiap periode tertentu, kurikulum selalu mengalami proses perubahan. Bahkan, anggapan populer bahwa ganti Menteri Pendidikan sama dengan ganti kurikulum menjadi sangat lekat. Sebagai negara yang terus berinovasi dalam pengembangan Pendidikan, Indonesia paling tidak telah mengalami lebih dari 10 kali pergantian kurikulum Pendidikan sejak awal kemerdekaan. (Dwi Aryati, M Indra Syaputra, 2023).
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan memiliki kedudukan yang sangat sentral dalam sebuah kegiatan pembelajaran. Kurikulum sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses dan hasil belajar. Oleh karena itu, kurikulum hendaknya dikembangkan sesuai dengan lingkungan murid, tuntutan pekerjaan, perkembangan kehidupan masa kini dan masa yang akan datang (Tusyana et al., 2020).
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri, pendidikan yang berkembang senantiasa mengalami siklus yang memunculkan berbagai model pembelajaran, baik berupa strategi, metode, administrasi pembelajaran, sampai desain pelaksanaan pembelajaran. Kerja-kerja inovatif ini terus bergerak dilakukan melalui kebijakan negara Indonesia yang salah satu di dalamnya adalah melalui perubahan kurikulum Pendidikan. Melalui Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum yang kini sedang berlaku, di bawah naungan Kemendikbudristek, urusan rumah tangga Pendidikan terus diramu perbaikannya.
Fakta bahwa dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun, Indonesia telah melakukan pembaruan kurikulum sebanyak 3 kali, menjadi salah satu latar belakang mengapa merdeka belajar ini dimunculkan. Segala perubahan tersebut, terjadi akibat adanya perubahan kebutuhan kompetensi, sehingga mempengaruhi keberlangsungan pendidikan ke depannya. Kemunculan pandemi COVID-19 pada akhir Desember 2019, menjadi salah satu titik di mana keberlangsungan pendidikan khususnya di Indonesia mengalami perubahan.
ADVERTISEMENT
Seperti apa yang disampaikan oleh Muhajiir, Pada Kurikulum Merdeka, mengedepankan konsep “Merdeka Belajar” bagi siswa yang dirancang untuk membantu pemulihan krisis pembelajaran yang terjadi akibat adanya pandemi COVID-19. Merdeka belajar pada hakikatnya adalah kemerdekaan dalam berpikir dan mengembangkan diri (Muhajiir et al., 2021:50).
Melihat kebijakan yang ada, Kurikulum merdeka yang membawa alur baru Pendidikan yang berlangsung harus diupayakan dengan spirit yang memerdekakan. Merdeka belajar selain dimaknai sebagai rancangan yang memberikan kesempatan lebih leluasa pada siswa, hal ini juga akan menjadikan siswa belajar lebih tenang, santai, tidak merasa tertekan, dan semakin gembira dalam melangsungkan belajar.
Para siswa juga nantinya akan mampu mengeksplorasi bakat alami yang dimilikinya. Fokus yang ditekankan lewat merdeka belajar adalah kebebasan berpikir secara kreatif, bebas dan mandiri. Guru sebagai subjek utama yang berperan diharapkan mampu menjadi penggerak untuk mengambil tindakan yang memberikan hal-hal positif kepada peserta didik.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan mengenai konsep belajar adalah bentuk tawaran dalam menata ulang sistem pendidikan nasional. Penataan ulang tersebut dalam rangka menyongsong perubahan dan kemajuan bangsa agar dapat menyesuaikan perubahan zaman (Fakih Khusni et al., 2022). Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat saat ini, telah membawa perubahan yang sangat pesat pula dalam berbagai aspek kehidupan (Dirjen Pendidikan Tinggi, 2020).
Maka, penggunaan teknologi dan kebutuhan kompetensi di era sekarang ini, menjadi salah satu dasar dikembangkannya Kurikulum Merdeka, dalam kurikulum merdeka, Pendidikan melekatkan dirinya juga pada pemanfaatan teknologi dalam melangsungkan Pendidikan yang optimal, bayangkan saja, betapa akan tidak efektifnya apabila jika Pendidikan hanya bergerak pada lingkup yang konvensional saja dan akan semakin tertinggal jauh dari zaman.
ADVERTISEMENT
Keniscayaan akan adaptasi ini dilengkapi dengan Instrumen lain seperti adanya Platform Merdeka Mengajar yang semakin memudahkan para pendidik menjangkau tukaran referensi proses mengajar yang mampu mengoptimalisasi pendidikan itu sendiri.
Selain itu, Pendidikan berbasis projek yang diberikan pada siswa juga mampu memberikan pengalaman belajar yang semakin menarik, tak hanya belajar secara teoritis, praktik yang ada di dalamnya juga menstimulasi kecakapan belajar terhadap kepekaan sosial, kerja sama dan semangat kebersamaan.
Konsep dalam kurikulum merdeka tidak hanya mengukur kecerdasan pada tataran numerik belaka tapi juga pemanfaatan kecerdasan pada penggalan pengalaman sehari-hari pada siswa. Hal ini tentu akan semakin mengafirmasi positif setiap karakter siswa.