Konten dari Pengguna

Fenomena Pengangguran Terdidik

Ilham Kurniawan
Mahasiswa Universitas Diponegoro Prodi Matematika angkatan 2024
22 Oktober 2024 15:15 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ilham Kurniawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Pengangguran Foto: Mohamed_hassan/pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Pengangguran Foto: Mohamed_hassan/pixabay
ADVERTISEMENT
Memiliki pekerjaan dengan gaji yang layak merupakan impian banyak orang. Impian tersebut memerlukan pendidikan sebagai syarat perlu agar seseorang memiliki pekerjaan. Namun, tidak semua orang dapat meraih impian tersebut padahal sudah mendapatkan pendidikan. Ketika seseorang yang sudah berpendidikan tetapi belum memiliki pekerjaan disebut pengangguran terdidik. Pengangguran terdidik merupakan fenomena yang terjadi hampir di berbagai negara, termasuk Indonesia. Sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam, tentu memerlukan sumber daya manusia unggul untuk mengolahnya, tetapi masih terdapat pengangguran terdidik di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari situs web Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran terbuka di Indonesia menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan pada Februari 2024 yaitu 7.194.862 orang. Sebanyak 2.107.781 orang lulusan SMA, 1.621.672 lulusan SMK, 173.846 lulusan diploma, dan 871.860 lulusan universitas. Dari data tersebut, sekitar 66% dari jumlah pengangguran terbuka di Indonesia adalah pengangguran terdidik. Idealnya semakin tinggi taraf pendidikan seseorang, maka akan semakin mudah mendapat pekerjaan. Namun, faktanya tidak seperti itu.
Mendapatkan pekerjaan di era sekarang yang serba instan memang tidak mudah. Mudahnya akses informasi dan komunikasi yang ada juga menimbulkan tantangan tersendiri. Banyak faktor yang memengaruhi terjadinya pengangguran terdidik. Berikut beberapa fakor yang menyebabkan hal tersebut terjadi.
1. Daya Saing yang Tinggi
ADVERTISEMENT
Semakin banyaknya orang yang membutuhkan perkerjaan, tentu makin sulit untuk mendapatkan pekerjaan. Dari sekian banyaknya para pelamar kerja, yang dipilih hanyalah orang yang mampu memiliki keahlian khusus. Orang yang memiliki keahlian khusus juga terbatas jumlahnya.
2. Keterbatasan Lapangan Pekerjaan
Tidak hanya lulusan pada tahun ini saja yang mencari pekerjaan, lulusan dari tahun-tahun sebelumnya yang belum memiliki pekerjaan juga mencari pekerjaan. Hal ini menyebabkan penumpukan orang pencari kerja. Padahal jumlah pencari kerja tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan pekerjaan di Indonesia. Sehingga, banyak orang tidak mendapatkan pekerjaan.
3. Kriteria Kerja yang Tidak Masuk Akal
Sering dijumpai kriteria melamar pekerjaan seperti maksimal umur 25 tahun dan pengalaman kerja 2 tahun. Tentu sebagai fresh graduate yang berumur 21 tahun dan belum mempunyai pengalaman kerja kesulitan untuk menyanggupi kriteria tersebut. Jika seperti itu, seorang fresh graduate dapat memiliki pekerjaan saat umur 23 tahun atau bahkan tidak sama sekali.
ADVERTISEMENT
4. Koneksi
Koneksi tidak kalah penting untuk medapatkan pekerjaan. Banyak informasi tentang lowongan pekerjaan yang hanya kita temukan ketika kita memiliki koneksi. Ketika kita tidak memiliki koneksi sama sekali, peluang mendapat pekerjaan menjadi kecil.
Banyaknya angka pengangguran terdidik memerlukan solusi untuk mengurangi hal tersebut. Berikut beberapa solusi untuk mengurangi pengangguran terdidik.
1. Mengembangkan Potensi Diri
Daya saing yang tinggi mengharuskan kita memiliki keahlian khusus. Oleh karena itu, semasa menempuh pendidikan kita harus mulai belajar hal-hal yang menjadi syarat untuk melamar sebuah pekerjaan yang kita inginkan. Dengan memiliki keahlian khusus, peluang mendapat pekerjaan akan semakin tinggi.
2. Menciptakan Lapangan Pekerjaan
Ketersediaan lapangan pekerjaan yang terbatas membuat kita harus menunggu seseorang pensiun baru bisa mendapat pekerjaan. Alih-alih menunggu, lebih baik kita menciptakan lapangan pekerjaan. Dengan menciptakan lapangan pekerjaan kita dapat mempekerjakan pengangguran terdidik, sehingga mampu mengurangi pengangguran terdidik.
ADVERTISEMENT
3. Mengikuti Magang
Memiliki pengalaman kerja sebagai kriteria melamar pekerjaan merupakan tantangan tersendiri bagi fresh graduate. Banyak ditemukan fresh graduate yang belum memiliki pengalaman kerja sehingga sulit mendapat pekerjaan. Mengikuti magang saat menempuh pendidikan merupakan solusi agar fresh graduate memiliki pengalaman kerja. Pemerintah juga harus memfasilitasi magang untuk mempersiapkan pengalaman kerja bagi fresh graduate.
4. Memperluas Koneksi
Kita dapat memperluas koneksi dengan beberapa cara seperti mengikuti organisasi, seminar, dan workshop. Selain itu, kita juga bisa melalui media sosial profesional seperti LinkedIn yang tidak hanya koneksi dalam negeri saja tetapi sampai luar negeri.
5. Bekerja di Luar Negeri
Mencoba untuk mencari pekerjaan di luar negeri memang tidak mudah, tetapi tidak ada salahnya mencoba. Selain mengurangi pengangguran terdidik, bekerja di luar negeri juga ikut serta dalam menyumbang devisa negara.
ADVERTISEMENT
Pengangguran terdidik merupakan fenomena yang terjadi di Indonesia. Fenomena tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu daya saing yang tinggi, keterbatasan lapangan pekerjaan, kriteria kerja yang tidak masuk akal, dan koneksi. Solusi dari hal tersebut antara lain, mengembangkan potensi diri, menciptakan lapangan pekerjaan, mengikuti magang, memperluas koneksi, dan bekerja di luar negeri. Untuk mewujudkan solusi tersebut, diperlukan upaya dari pemerintah dan dukungan dari masyarakat.