Konten dari Pengguna

Apa Salahnya Menjadi Diri Sendiri? Self-Esteem, Self-Love, dan Self-Improvement

Ilma Nailil Burika
Mahasiswa Pendidikan IPA Universitas Trunojoyo Madura
20 Juli 2023 20:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ilma Nailil Burika tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Jadilah dirimu dan cintailah dirimu. Image by geralt (Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Jadilah dirimu dan cintailah dirimu. Image by geralt (Pixabay)
ADVERTISEMENT
Siapa aku?
Persoalan krisis identitas semakin merambak luas. Hal tersebut dipicu karena beragamnya konten yang tersebar di media sosial. Seseorang cenderung mendambakan kehidupan serta kepribadian orang lain ketimbang bangga pada kehidupannya sendiri.
ADVERTISEMENT
Seseorang yang mengalami krisis identitas akan sulit untuk memahami dan mengenali diri sendiri. Padahal memahami diri sendiri seharusnya menjadi hal yang mudah. Pada kenyataanya tidak semua orang berhasil memahami diri sendiri, terlebih lagi seseorang yang mengalami krisis identitas.
Cara mengindari krisis identitas dapat dilakukan dengan banyak hal. Diantaranya adalah dengan menanamkan hal-hal positif. Seperti cara menghargai diri sendiri, mencintai, dan berusaha untuk mengupgrade diri. Selain itu, bisa dengan memberikan afirmasi positif pada diri sendiri.
Jika kamu menginginkan perubahan menjadi diri sendiri yang lebih baik, coba terapkan self-esteem, self-love, dan self-improvement.
Apa itu self-esteem?
Self-esteem merupakan cara seseorang dalam memandang dan menilai diri sendiri, baik berupa penilaian positif ataupun negatif. Pada tahap self-esteem carilah keunikan yang kamu miliki dan berbeda dari orang lain. Tanamkan mengenai hal baik yang kamu miliki, sehingga penilaianmu terhadap dirimu sendiri akan positif.
ADVERTISEMENT
Self-esteem dikaitkan dengan kondisi lingkungan. Dikutip dari penelitian Sandha dkk (2012) mengatakan bahwa self-esteem terjadi karena adanya interaksi antara seseorang terhadap lingkungannya. Ketika interaksi yang terjadi menyenangkan maka timbul self-esteem positif dan ketika interaksi yang terjadi buruk maka self-esteem akan menjadi negatif.
Self-esteem positif merupakan hal penting dalam proses peningkatan diri. Mengutip dari penelitian Refnadi (2018) dikatakan bahwa self-esteem sebagai faktor keberhasilan seseorang. Self-esteem dapat menentukan keberhasilan dan kegagalan dimasa yang akan datang.
Self-esteem positif tentunya berpengaruh terhadap motivasi dan semangat dalam berproses. Seseorang memiliki self-esteem positif yaitu ketika memiliki keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki dan merasa bahwa diriya sangat berharga. Dengan self-esteem positif emosional dalam diri akan terpancing untuk mencoba hal baru.
ADVERTISEMENT
Seseorang dengan self-esteem yang rendah akan rentan terjadi depresi, serta kemungkinan terjadi hal buruk lain. Sedangkan seseorang dengan self-esteem yang tinggi akan lebih puas terhadap diri sendiri. Sehingga penting sekali untuk meningkatkan self-esteem dalam diri agar resiko terjadi hal buruk berkurang.
Apa itu self-love?
Ilustrasi self-love by RosZie (Pixabay)
Self-love atau lebih dikenal dengan mencintai diri. Self-love bukan berarti menuruti segala keinginan, namun mampu menerima segala kondisi yang terjadi dalam diri sendiri baik serta buruknya. Self-love merupakan bentuk apresiasi terhadap diri sendiri. Self-love akan mendorongmu untuk melakukan kebaikan terhadap dirimu sendiri, seperti menjaga hidup yang lebih sehat baik fisik serta mental.
Ligkungan sekitar berperan dalam menumbuhkan rasa cinta terhadap diri sendiri. Mengutip dari penelitian Rani dkk (2022) dikatakan bahwa lingkungan yang negatif akan mempersulit seseorang untuk mencintai diri sendiri. Untuk itu kamu perlu menentukan lingkungan yang sehat dan layak ditempati, termasuk ruang lingkup pertemanan.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari karya Kamala (2023) dalam bukunya yang berjudul “Self Love dari Rosulullah” dikatakan bahwa self-love sangat penting, karena dapat meminimalisir kecemasan (Anti Anxiety), meminimalisir rasa tidak percaya diri (Anti Insecurity), meningkatkan optimisme, dan mengontrol emosi.
Penerapan Self-love secara sederhana dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan bergizi, rajin olah raga, menjaga kebersihan tubuh, menjaga pikiran, dll. Self-love yang tidak dikelola dengan baik dapat mendatangkan hal buruk seperti munculnya sikap egoisme, rakus dunia, sombong, dan enggan memperbaiki diri.
Apa itu self-improvement?
Image by geralt (Pixabay)
Self-improvement secara sederhana adalah peningkatan diri. Setiap orang pastinya ingin mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Terkenal sebagai self improvement atau peningkatan kualitas dan kuantitas diri, termasuk kemampuan, minat, bakat, serta potensi.
ADVERTISEMENT
Menurut Harry (2021) mengemukakan bahwa self-improvement itu bisa mengubah seseorang menjadi lebih baik dan juga bisa mempengaruhi orang lain untuk berlaku baik. secara tidak lansung dengan self-improvement kamu dapat bermanfaat terhadap orang lain.
Self-improvement penting untuk mengatasi beban fisik maupun mental. Dengan menerapkan self-imprrovement kamu tidak mungkin diam saja ketika dihadapkan pada kegagalan, namun akan melakukan aksi untuk menyelesaikannya. Untuk itu kamu perlu menentukan tujuan sebagai pendorongmu dalam bertindak.
Apa terdapat kaitan antara self-esteem, sel-love, dan self-improvement?
Bisa dikatakan ketiganya berkaitan erat. Jika diibaratkan rumus maka self-esteem berbanding lurus terhadap self-love, dimana ketika self-esteem meningkat maka secara otomatis self-love akan meningkat. Ketika kamu merasa dirimu berharga, rasa cinta terhadap diri sendiri itu akan meningkat.
ADVERTISEMENT
Begitu dengan self-love berbanding lurus terhadap self-improvement, ketika kamu mencintai dirimu secara otomatis nalurimu akan tergerak untuk melakukan suatu perubahan yang dapat meningkatkan kualitas serta kuantitasmu. Karena kamu mencintai dirimu sendiri kamu akan mencoba menyelesaikan permasalahan yang sedang kamu hadapi.
Proses menjadi diri sendiri mungkin tidak mudah, namun jika mau kamu pasti bisa melakukannya. Jangan membandingkan hasilmu dengan hasil orang lain, yang perlu dilakukan adalah fokus pada proses yang sedang kamu jalani. Melihat hasil yang didapatkan orang lain hanya akan memperberat langkahmu untuk meningkatkan kualitas dan kuantitasmu.
Ayo luangkan waktu untuk lebih mengenal diri sendiri dan fokus pada cara menghargai, mencintai, dan meningkatkan kualitas dan kuantitas pada diri, maka ketika itu terjadi kamu telah menjadi diri sendiri yang lebih baik.
ADVERTISEMENT
Ilma Nailil Burika, Mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura