Konten dari Pengguna

Memahami Al-Qur'an: Esensi dan Fungsi dalam Kehidupan

Imam Samudra
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
30 September 2024 13:55 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Imam Samudra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi foto Al-Quran/ shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi foto Al-Quran/ shutterstock
ADVERTISEMENT
Rasulullah SAW dan para sahabat tentunya memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang Al-Qur'an dan Ulumul Qur'an dibandingkan dengan para ulama yang ada setelah mereka. Akan tetapi, pengetahuan mereka belum disusun secara sistematis sebagai disiplin ilmu seperti yang dikenal kemudian dan belum dituliskan dalam bentuk buku tersendiri.
ADVERTISEMENT
karena pada saat itu mereka merasa belum memerlukannya. Di Kemudian hari para ulama membukukan dan mensistematisasikan ilmu yang membahas Al-Qur'an yang disebut Ilmu Ulumul Qur'an.
Namun pada kenyataannya masih banyak orang yang belum memahami Al-Qur'an. Sebenarnya apa itu Al-Qur'an?, Kebanyakan orang awam akan menjawab Al-Qur'an adalah pedoman hidup orang muslim dan ada juga yang mengatakan bahwa Al-Qur'an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai petunjuk bagi manusia. Akan tetapi Al-Qur'an dapat dipahami jauh lebih dalam lagi dengan pengetahuan yang kita peroleh baik dari buku, ceramah maupun dari orang-orang yang kita kenal.
Di dalam kitab Kuliah Ulumul Qur'an karya Yunahar Ilyas, menjelaskan bahwa Al-Qur'an secara etimologis adalah masdar (infinitif) dari qara'a-yaqra-u-qirâ-atan-qur’â-nan yang berarti bacaan, sebagaimana firman Allah SWT dalam Qur'an surah Al-Qiyâmah (75:17-18)
ADVERTISEMENT
“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya, maka ikutilah bacaannya itu.” (Q.S.Al-Qiyâmah 75:17-18).
Ulama lain menambahkan lagi terkait definisi Al-Qur'an seperti yang disebutkan oleh Muhammad ‘Ali ash-Shabuni, di dalam kitabnya yang berjudul At-tibyan Fi ‘Ulum Al-Qur’an mendefinisikan Al-Qur'an sebagai berikut.
Al-Qur’an adalah firman Allah yang bersifat mukjizat, diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul, dengan perantaraan Al-Amin Jibril ‘alaihi As-Salam, ditulis di mushaf-mushaf, diriwayatkan kepada kita dengan mutawatir, bernilai ibadah membacanya, dimulai dengan Surat Al-fatihah dan ditutup dengan Surat An-Nas.
Sedangkan menurut Manna Al-Qathan menjelaskan bahwa Al-Qur'an secara bahasa berasal dari kata Qara’a mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun, dan qira’ah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam suatu ucapan yang tersusun rapi.
ADVERTISEMENT
Adapun karya Sahid yang berjudul Ulum Al-Qur'an (Memahami Otentikasi Al-Qur'an) menyebutkan bahwa para ulama memiliki perbedaan pendapat mengenai makna epistemologi dari kata Al-Qur'an . Imam Al-Syafi'i berpendapat bahwa kata Al-Qur'an bukanlah isim musytaq dan bukan pula isim mahmuz, melainkan isim murtajal (benda yang langsung terbentuk tanpa asal-usul dari kata lain. Oleh karena itu, kata Al-Qur'an tidak dapat dipisahkan dari Al atau Alif lam.
Menurut pandangan lain menyebutkan, kata Al-Qur'an berasal dari kata al-qary berarti kampung atau kumpulan rumah. Pendapat ini menekankan bahwa Al-Qur'an merupakan kumpulan dari ayat-ayat dan surat-surat yang kemudian membentuk satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh.
Dalam tulisan Agus Salim Syukran yang berjudul Fungsi Al-Qur'an menjelaskan bahwa ada beberapa pendapat ulama tentang Al-Qur'an dan mengelompokkannya menjadi tiga kelompok yaitu sebagai berikut.
ADVERTISEMENT
Pertama: Kata al-Qur‘an adalah isim ‘alam (nama) yang digunakan untuk menyebutkan kitab suci yang diterima oleh Nabi Muhammad.
Kedua: Kata Al-Qur‘an berasal dari qarana yang berarti menghimpun atau menggabung.
Ketiga: Kata Al-Qur‘an adalah bentuk masdar dari qara’a yang berarti membaca. Al-Qur’an merupakan masdar yang juga bermakna maf‘ul, sehingga artinya bacaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Al-Qur'an secara bahasa memiliki banyak arti dan definisi yang beragam, baik berupa bacaan, kampung, perkumpulan atau himpunan dan masih banyak lagi. Tetapi esensi dari definisi tersebut masih sama dan tidak bertentangan satu dengan yang lain.
Sedangkan secara istilah para ulama berpendapat bahwa Al-Qur'an adalah Kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dan membacanya merupakan suatu bentuk ibadah.
ADVERTISEMENT
Selain itu ada juga beberapa pendapat lain terkait definisi Al-Qur'an secara terminologi diantaranya yaitu
Pertama: Al-Qur‘an ialah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw untuk melemahkan orang yang menentangnya sekalipun hanya dengan surat terpendek, dan membacanya dianggap sebagai ibadah.
Kedua: Al-Qur'an ialah firman Allah yang berfungsi sebagai mu'jizat, yang diturunkan kepada penutup nabi dan rasul dengan perantara malaikat Jibril.
Ketiga: Al-Qur‘an ialah wahyu Allah yang diturunkan dari sisi Allah kepada Rasul-Nya Muhammad bin Abdillah sang penutup para nabi.
Ini menjelaskan kepada semua orang bahwa Al-Qur'an tidak hanya satu definisi melainkan beragam definisi menurut beberapa ulama tetapi esensi dari Al-Qur'an itu sendiri masih sama dan berkaitan satu sama yang lain.
ADVERTISEMENT
Dari definisi secara terminologi diatas dapat disimpulkan bahwa Al-Qur'an adalah Wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai bentuk suatu mu'jizat “ tidak ada yang dapat menandingi Al-Qur'an” yang ditulis dan dihafalkan.
Selain pengertian Al-Qur'an secara epistemologi dan terminologi Al-Qur'an juga memiliki nama lain dan kedudukan serta memiliki dalil yang memperkuat hal tersebut.
Nama-nama lain dari al – Qur’an dan Kedudukan serta Dalilnya
Al-Qur'an memiliki banyak nama, yang menunjukkan kemuliaannya. Menurut Abu al-Ma'ali Syaidzalah (w. 495 H/997 M), al-Qur'an memiliki 55 nama, sementara menurut Abu al-Hasan al-Harali (w. 647 H/1249 M), al-Qur'an memiliki lebih dari 90 nama. Jumlah nama yang banyak ini menandakan betapa tingginya kedudukan al-Qur'an. Adapun nama-nama yang disepakati oleh para ulama hanya 5 dan sisanya adalah sifatnya. Yaitu
ADVERTISEMENT
Pertama: Al-Qur'an, /bacaan (Q.S. Al-Isrâ’ 17:9)
Kedua: Al-kitab /kitab, buku ( Q.S. Al-Baqarah 2:2)
Ketiga: Al-furqan/ pembeda (Q.S. Al-Furqân 25:1)
Keempat: Adz-Dzikr/ peringatan (QS. Al-Hijr/15: 9)
Kelima: At-Tanzil /yang diturunkan (Q.S. Asy-Syu’arâ 26: 192-193)
Di dalam kitab Pengantar Ulumul Qur'an karya Anhar Anshory menambahkan satu lagi yaitu Nur/ cahaya sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an (QS. An-Nisa’/4: 174).
Masih banyak lagi nama-nama Al-Qur'an tetapi yang paling dikenal atau yang banyak diketahui oleh banyak orang seperti nama-nama disebutkan diatas.
ilustrasi Al-Quran/ shutterstock
Kandungan Al-Qur'an
Al-Qur'an firman Allah SWT bukan rekayasa manusia. oleh karena itu betapapun pintar dan tingginya manusia akan pengetahuan mereka, tetap tidak akan sanggup menjangkau seluruh isi dan kandungan Wahyu Allah tersebut. Namun demikian ada beberapa kandungan Al-Qur'an yang dapat dijangkau oleh akan pikiran manusia yang sangat terbatas ini diantaranya yaitu,
ADVERTISEMENT
Pertama: keimanan.
Kedua: Ajaran tentang ibadah.
Ketiga: Hukum dan peraturan-peraturan.
Keempat: Wa’ad dan wa’id atau disebut juga targhib dan tarhib.
Kelima: Riwayat atau cerita-cerita tentang para Nabi dan perjuangan nya.
Keenam: Dasar ilmu pengetahuan.
Kandungan Al-Qur'an setelah dilihat dari paparan diatas menjelaskan bahwa Al-Qur'an adalah pedoman bagi manusia. Pedoman bagi manusia dalam memahami apa itu keimanan?, ajaran tentang ibadah, hukum, histori, serta Al-Qur'an juga sebagai bentuk dasar dari ilmu pengetahuan dan menjadi penyempurna daripada kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada nabi lainnya.
Kedudukan dan Fungsi Al – Qur’an
Kedudukan Al-Qur'an selain dilihat dari nama-namanya, juga dapat kita lihat fungsi Al-Qur'an dari konteks kesejarahan kitab suci. Sebagimana telah diketahui bahwa Al-Qur'an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan kepada nabi Muhammad yaitu nabi terakhir, Al-Qur'an mengemban misi yang jauh lebih besar dari kitab-kitab sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Jangkauan misi Al-Qur'an juga jauh lebih luas, kalo kitab suci sebelumnya hanya untuk
kaum tertentu dan zaman yang terbatas. Sedangkan Al-Qur'an diturunkan untuk manusia hingga akhir zaman, karena kitab ini dibawa oleh nabi akhir zaman dan tidak ada lagi kitab setelah maupun nabi.
Adapun fungsi Al-Qur'an untuk manusia adalah sebagai berikut.
Pertama: Al-Qur'an sebagai petunjuk
Sebagaimana diketahui oleh agama manapun baik Al-Qur'an maupun kitab lagi, itu adalah sebuah pedoman bagi para penganutnya. Tetapi yang membedakan Al-Qur'an dengan kitab lain adalah Al-Qur'an bukan hanya untuk segelintir orang tetapi untuk seluruh manusia.
Di dalam Al-Qur'an kata petunjuk memiliki dua versi makna yaitu, petunjuk bagi manusia, kedua petunjuk bagi orang-orang beriman dan bertakwa.
ADVERTISEMENT
Kedua: Penyempurna kitab-kitab suci sebelumnya
Sebagai penyempurna dari kitab-kitab suci sebelumnya ada beberapa rincian tugas Al-Qur'an, membenarkan adanya kitab-kitab suci terdahulu, meluruskan hal-hal yang telah diselewengkan dari kitab-kitab suci, menjadi kitab alternatif untuk kitab-kitab suci yang pernah ada.
ilustrasi orang sedang membaca Al-Quran/ shutterstock
Ketiga: Sumber pokok agama Islam
Sebagaimana telah diketahui, sumber pokok dari agama Islam itu ada tiga, yakni al-Quran, Sunnah, dan Ijtihad. Sebagai sumber pokok dari ajaran Islam Al-Qur'an memiliki beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu, sebagai sumber Aqidah, sumber syari'at, dan sebagai sumber akhlak.
Selain Al-Qur'an memiliki kedudukan dan fungsi, apakah Al – Qur’an dan teori ilmu pengetahuan bertentangan atau justru saling menguatkan satu sama lain. Itu yang akan dibahas selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Al – Qur’an dan Teori Ilmu Pengetahuan
Dalam Al-Qur'an, ilmu adalah suatu keistimewaan yang menjadikan seorang manusia dipandang lebih unggul dari makhluk lainnya dengan ilmu manusia dapat menjalankan sebagaimana tugas nya pertama kali diciptakan yaitu untuk menjadi Khalifah di muka bumi ini. Sebagaimana firman Allah pertama kali saat menciptakan manusia di dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah ayat 31-32.
“Dia mengajarkan kepada Adam namanama seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”. Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepadaKami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
Selain itu Secara tipologi perkembangan keilmuan islam yang berlandaskan al-Qur’an, menurut Fahd ar-Rumi sebagaimana dikutip oleh Nidhal Guessoum, ada beberapa jenis pengetahuan yang terdapat di dalam al-qur’an. Diantaranya sebagai berikut
ADVERTISEMENT
Pertama: Theology ( bukti-bukti keesensian Allah)
Kedua: Linguistic ( kesusastraan dan kekayaan kosa kata)
Ketiga: Ancient history ( sejarah sebelum nabi)
Keempat: Natural science (pengetahuan akan ilmu alam)
Kelima: Jurisprudence ( peraturan yang harus dilakukan seorang muslim)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa di dalam al-Qur’an mengandung teori-teori filsafat ilmu pengetahuan, namun harus diimbangi atau dibantu dengan ilmu-ilmu kontemporer yang, ketika al-Qur’an turun ilmu tersebut “belum ada”, ilmu-ilmu dan filsafat sains dipakai untuk membaca ulang al-Quran sehingga menciptakan penafsiran-penafsiran yang tidak hanya terdoktrin, tetapi juga dialektis.
Oleh karena itu pengetahuan dan Al-Qur'an saling melengkapi satu sama lain. Karena Al-Qur'an adalah ilmu dasar pengetahuan dan juga sebagai pedoman bagi manusia seluruhnya. Di dalam Al-Qur'an banyak pengetahuan baik itu hukum, bahasa, sejarah, serta pengetahuan ilmu alam, yang membantu manusia untuk menjalankan kehidupannya di dunia ini.
ADVERTISEMENT