Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cerita KKN Internasional di Kuala Lumpur Nyambi Mengurus Jenazah
6 Maret 2023 17:57 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Immam Suhardie tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah keberangkatan dari Surabaya, tim KKN Internasional Universitas Ahmad Dahlan (UAD) tiba di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) pada tanggal 31 Januari 2023. Mahasiswa dari berbagai universitas kumpul.
ADVERTISEMENT
Beberapa di antaranya dari Universitas Muhammadiyah Mataram (UMAT), Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), hingga mahasiswa dari Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT), yang ikut serta untuk menjalankan program kerja KKN di Malaysia.
Dari sebelum diterjunkannya mahasiswa untuk KKN, setiap mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Mereka diterjunkan di berbagai tempat sangar belajar (SB). Para mahasiswa tidak digabung sepenuhnnya dengan mahasiswa satu universitas, melainkan dengan mahasiswa dari universitas lain yang ikut serta dalam KKN Internasional ini.
Di sinilah tantangan bagi para mahasiswa menjalankan program kerja tanpa melibatkan teman dari satu universitas, namun melibatkan mahasiswa dari universitas lain sebagai gantinya.
Dalam satu sanggar belajar, mahasiswa diterjunkan tidak ditentukan jumlahnya. Namun mereka dibagi melalui kebutuhan jumlah murid yang diajar pada setiap sanggar belajar.
ADVERTISEMENT
Sanggar belajar adalah tempat seperti rumah. Ada juga yang seperti rumah susun. Tempat ini ditinggali Warga Negara Indonesia (WNI) yang mana rumah ini disewa. Rumah ini menjadi tempat para pelajar berdarah Indonesia atau WNI yang lahir di Malaysia akan diajarkan cara berbahasa Indonesia dan budaya-budaya yang ada di Indonesia.
Sanggar Belajar inilah rumah sewa dari seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang mana rumah ini sendiri dijadikan tempat atau sebagai sangar belajar bagi anak-anak pemula, terkhususnya anak yang masih memiliki darah campuran Indonesia. Sanggar belajar juga diresmikan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
SB di Pantai Dalam merupakan salah satu sanggar belajar yang menjadi tempat atau jasa pengurusan jenazah. Sanggar ini diresmikan juga oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia sebagai Sanggar Belajar bagi anak-anak WNI yang berada di daerah Pantai Dalam, Kuala Lumpur.
ADVERTISEMENT
Sanggar belajar ini berbeda dengan sanggar belajar yang lain yang mana SB ini sendiri adalah tempat pengemasan jenazah yang berkewarganegaraan Indonesia sekaligus pemulangan ke kediaman jenazah tersebut.
Selain menjalankan program kerja dari universitas, mahasiswa yang di tempatkan di SB Pantai Dalam Kuala Lumpur memiliki nilai plus tersendiri. Selain menjalankan program kerja, mahasiwa diajak untuk mengurus jenazah mulai dari proses memandikan, mengafani, men-salati, sampai dengan pengemasan ke dalam peti yang siap untuk dikirim kembali ke Indonesia.
Jenazah yang akan diproses jasa ini pun cukup lumayan banyak. Dalam sehari terkadang bisa mencapai tujuh jenazah. Sementara selama bulan Februari lalu tembus sekitar 43 jenazah yang diterima SB Pantai Dalam.
Tidak semua jenazah yang tiba di SB Pantai Dalam langsung dikirim ke kediaman jenazah. Namun, ada juga yang harus melalui tahapan proses seperti misalnya menunggu hak waris sampai dengan proses penyegelan. Jenazah yang tidak langsung dikirim ke Indonesia akan ditampung dengan rangkaian proses untuk memperlambat pembusukan.
Di sini, para mahasiswa juga mendapat wawasan yang lebih dalam dan lebih matang tentang tata cara proses pengurusan jenazah. Walau tempat tinggal yang disediakan sanggar belajar bersebelahan langsung dengan tempat pengawetan jenazah, namun itu bukan suatu halangan untuk mahasiswa menambah pengalaman di SB Pantai Dalam Kuala Lumpur, Malaysia.
ADVERTISEMENT
Banyak sekali pengalaman yang didapat di SB Pantai Dalam ini. Bagi mahasiwa yang ber-KKN di SB Pantai Dalam bukan sekadar pengalaman mengurus jenazah saja yang didapat melainkan balasan dari kewajiban menunaikan fardu kifayah di dalam agama Islam.
Dan lebih menariknya lagi, setiap satu sanggar belajar berbeda universitas. Ada yang mahasiswa UAD satu sanggar dengan mahasiswa UMS dan UMKT, ada juga yang hanya dua universitas dalam satu sanggar belajar.