Konten dari Pengguna

Analisa Perbedaan Legislatif Iran-UEA dengan Most Similar Systems (MSS) Design

Indah Eka Priyanto
Mahasiswa semester 3 di Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Jakarta.
31 Oktober 2024 13:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indah Eka Priyanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bendera Iran dan Uni Emirat Arab, sumber : pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Bendera Iran dan Uni Emirat Arab, sumber : pribadi
Dalam Political Science, terdapat tiga cabang ilmu yang masing-masing memiliki karakteristiknya sendiri. Mereka adalah political theory, comparative politics, dan international relationship.
ADVERTISEMENT
Perbandingan politik artinya membandingkan apa yang termuat dalam politik seperti sistem, kekuasaan, peraturan, pelaku, dan lain sebagainya. Di dunia internasional, banyak sekali negara dengan kesamaan dari kawasan, demografi, dan kultur. Namun, memiliki perbedaan di aspek pemerintahannya. Di sisi lain, terdapat negara-negara berbeda kawasan dan kultur, ternyata memiliki kesamaan dalam pemerintahannya. Perbandingan politik hadir untuk menjawab mengapa ditemukan banyak kesamaan justru outcome-nya berbeda, sedangkan banyak perbedaan outcome-nya sama.
Dua metode yang dipakai dalam perbandingan politik ialah The Most Similar System (MSS) Design, dan The Most Different Systems (MDS) Design. MSS digunakan bila banyak kesamaan namun outcome yang dicari berbeda, sementara MDS bila banyak perbedaan justru outcome-nya sama.
Iran dan Uni Emirat Arab (UEA) adalah dua negara yang bisa dibandingkan menggunakan MSS. Dilihat dari kawasan, demografi, dan kultur, keduanya memiliki banyak kesamaan. Agama terbesar penduduknya ialah Islam, keduanya sama-sama di Timur Tengah dengan karakteristik geografi gurun sehingga beriklim kering panas. Keduanya juga pernah mendapat intervensi asing (Inggris) sekaligus memiliki kesamaan budayanya.
ADVERTISEMENT
Letak outcome mereka ada di sistem legislatifnya. Legislatif Iran berupa Majelis Parlemen dengan 290 anggota yang dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum, sedangkan UEA menggunakan Federal National Council dengan 40 anggota dari 20 diangkat langsung oleh penguasa emirat, setengahnya lagi dipilih melalui pemilihan umum tidak langsung.
Outcome tersebut menarik hipotesis bahwa bentuk negara memainkan peran kunci. UEA adalah kumpulan tujuh negara federasi emirat, sedangkan Iran negara republik Islam. Sebagai negara federasi-monarki, UEA mempersilahkan penguasa masing-masing emirat mengurusi otonominya sendiri. Iran sebagai negara republik menerapkan sistem demokrasi sehingga rakyat dapat berpartisipasi langsung dalam pemilu.
Historis juga memainkan peran penting selain bentuk negara. Sebelum menjadi republik, Iran mengalami Revolusi Islam dipengaruhi ideologi Syiah dan semangat anti-imperialisme pada 1979 hingga berhasil menggulingkan monarki Pahlavi. UEA adalah tujuh federasi emirat yang dibentuk pada 1971, dan sebelum terbentuk, masing-masing emirat diperintah oleh keluarga penguasa tradisional. Sehingga ketika bergabung, mereka mempertahankan otonomi lokalnya. Pengaruh mazhab yang berbeda juga turut mempengaruhi. Iran menganut Syiah dimana ulama ditempatkan di posisi penting, sementara UEA menganut Sunni dengan prinsip pengelolaan negara, bukan kepatuhan pada prinsip agama.
ADVERTISEMENT