Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
KEK Mandalika: Ambisi Pemerintah Membangkitkan Ekonomi dan Sosial
29 Juli 2024 10:38 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Indah Rahmah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
KEK Mandalika, sebuah proyek penuh ambisi pemerintah yang berlokasi di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Pada awalnya, mungkin tidak banyak yang mengira bahwa wilayah ini akan menjadi destinasi wisata kelas dunia. Namun, pemerintah Indonesia melihat potensi besar di Mandalika. Di tengah pergeseran kebutuhan sekunder manusia untuk berlibur yang kian meningkat pemerintah kita tidak tinggal diam. Mereka terus berupaya menciptakan terobosan untuk menggairahkan sektor pariwisata. Terbukti, keseriusan pemerintah itu telah mencatat prestasi dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI) 2024 yang dirilis oleh World Economic Forum (WEF) dimana posisi Indonesia naik 16 peringkat. Berangkat dari posisi 36 di tahun 2019 kemudian melaju ke posisi 22 pada tahun 2024. Torehan prestasi ini ternyata semakin memicu ambisi untuk terus membangun sektor pariwisata Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bagaimana pemerintah tidak tergoda jika industri ini menawarkan sumbangsih cukup besar bagi perekonomian? Berdasarkan Tourism Satellite Account (TSA) Indonesia Tahun 2018 – 2022 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh industri pariwisata dan industri terkait lainnya, setelah diperhitungkan pajaknya, mencapai 4,91% dari perekonomian nasional pada tahun 2018. Indikator ini dikenal sebagai Total Direct Gross Domestic Product (TDGDP) menunjukkan potensi sektor pariwisata dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, sempat mengalami penurunan signifikan pada tahun 2020 dan 2021 karena pandemi Covid-19. Meskipun demikian, sektor ini mulai bangkit lagi di tahun 2022 bak pejuang yang pantang menyerah.
Potensi KEK Mandalika dalam Mengembangkan Ekonomi dan Sosial
Ambisi itu kemudian diwujudkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2014 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika menjadi zona pariwisata di Indonesia. Pemerintah berambisi agar proyek ini bisa menjadi akselerator untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan menarik investasi asing serta domestik.
ADVERTISEMENT
Lalu, mengapa Mandalika yang dipilih? Jawabannya ada pada potensi dan keunggulan wilayah ini secara geoekonomi dan geostrategis. Keunggulan ini disebutkan dalam penjelasan PP No. 52 tahun 2014 dimana secara geoekonomi Mandalika memiliki objek wisata bahari pantai berpasir putih dengan panorama yang eksotis ditambah lokasinya yang berdekatan dengan Pulau Bali. Keunggulan geostrategis wilayah Mandalika yaitu memiliki konsep pengembangan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan pengembangan pembangkit listrik tenaga surya dan berlokasi dekat dengan Bandar Udara Internasional Lombok. Dengan bermodalkan potensi tersebut apakah benar proyek ini dapat memberikan multiplier effect untuk membangkitkan perekonomian lokal maupun nasional?
Multiplier Effect KEK Mandalika
Pembangunan proyek di salah satu daerah yang didaulat sebagai “10 Bali Baru” ini dimulai pada tahun 2017 dengan dukungan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC). Cakupan pembangunannya terdiri dari infrastruktur dasar, fasilitas wisata, dan sirkuit balap internasional dengan total luas area sebesar 1.035,67 hektar. Tak lupa infrastruktur pendukung seperti penambahan runway Bandara Internasional Zainudin Abdul Majid dan bypass BIL-Mandalika pun turut dibangun. Dalam pengembangan infrastruktur pariwisata, dukungan finansial dari Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) sebesar USD 248,4 juta (Rp 3,6 triliun) melalui program Mandalika Urban & Tourism Infrastructure Project (MUTIP) memiliki peran yang penting. Investor lain yang berperan dalam pembangunan distrik sports & entertainment yaitu Vinci Construction Grands Projets (VCGP) yang akan membawa nilai investasi sebesar USD 1 miliar selama 15 tahun.
ADVERTISEMENT
Dalam pemaparan realisasi program anggaran tahun 2023 di hadapan Komisi X DPR RI, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) menyebutkan nilai devisa pariwisata telah mencapai USD 14 miliar, melampaui target sebesar USD 7,08-9,99 miliar dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 3,9% serta nilai tambah ekonomi kreatif sebesar Rp1.414,77 triliun. Menurut press release kek.go.id, hingga Juni 2023 total capaian kumulatif investasi di KEK Mandalika sebesar Rp 5,2 triliun.
Suksesnya pergelaran event kelas dunia MotoGP pada Maret 2022 merupakan salah satu ‘gong’ dari pengembangan wilayah ini. Selain sebagai ajang promosi di kancah dunia, acara ini ternyata memberikan dampak terhadap perekonomian. Taupikurrahman & Suwandana (2022) membuktikan adanya dampak tersebut dengan melakukan penelitian menggunakan metode pengembangan Input-Output yaitu Inter Regional Input Output (IRIO) untuk melihat juga ketergantungan antarwilayah. Hasilnya menunjukkan adanya output sebesar Rp606,92 miliar, nilai tambah Rp315,94 miliar, upah tenaga kerja Rp137,67 miliar, dan potensi pajak Rp14,25 miliar. Dampak spillover pelaksanaan event ini selain dirasakan oleh Provinsi NTB itu sendiri juga dirasakan oleh Provinsi DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Social Responsibility
Sudah sepatutnya proyek ini bisa memberikan efek sosial kepada masyarakat di sekitar Mandalika. Akan sangat disayangkan jika proyek sebesar ini tidak memberikan perubahan kepada masyarakat sekitar. Yuli et al. (2023) membuktikan sendiri adanya dampak sosial melalui penelitian yang dilakukannya. Program yang disponsori pemerintah ini telah menciptakan peluang kerja baik formal maupun informal. Dulu, warga sekitar mungkin hanya bekerja sebagai petani, peternak, atau nelayan. Sekarang, mereka bisa menyewakan rumah, kendaraan, menjual suvenir, dan terlibat dalam berbagai kegiatan wisata. Program pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah dan pengelola KEK Mandalika juga meningkatkan keterampilan mereka. Sayangnya, peserta pelatihan ini belum bisa diikuti oleh seluruh masyarakat setempat karena terdapat tahapan ujian sebelumnya.
Namun, di balik semua manfaat ini, proyek sebesar ini tidak lepas dari tantangan. Isu lingkungan dan sosial menjadi perhatian serius. Tantangan ini harus dihadapi dengan bijak untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang. Menarik untuk melihat bagaimana pengembangan lebih lanjut bisa melibatkan teknologi ramah lingkungan yang lebih canggih dan pendekatan berbasis komunitas untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Masyarakat lokal juga harus menjadi penerima manfaat pertama dari proyek ini agar tidak hanya menjadi ambisi kosong.
ADVERTISEMENT
Dengan segala potensi dan tantangan yang ada, KEK Mandalika menjadi cerminan ambisi besar pemerintah dalam membangkitkan ekonomi dan sosial melalui sektor pariwisata. Mari kita lihat bagaimana kisah ini akan terus berkembang dan memberikan manfaat nyata bagi Indonesia.