Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Retno Anjarwati, Geolog yang Memasuki Dunia Seni Rupa karena Pandemi
31 Oktober 2023 13:04 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Bahtiar Dwi Susanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat pandemi covid-19 datang mendera seluruh dunia pada akhir tahun 2019, menyebabkan banyak aktifitas manusia menjadi terbatas sehingga saat itu ekonomi nyaris lumpuh. Diantara banyak cerita duka saat pandemi, ada juga manusia kreatif yang menemukan cara untuk tetap bertahan untuk tetap beraktifitas. Karena dari sekian banyak dampak yang tidak orang pikirkan adalah dampak psikologis manusia saat pembatasan aktifitas dilakukan diberbagai tempat dan negara diseluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Retno Anjarwati, yang saat itu sedang menempuh pendidikan S3 di Fakultas Teknik Geologi UPN Yogyakarta pun mencari cara untuk tetap bertahan; beraktifitas mengisi hari-hari yang membosankan selama pandemi, serambi tetap mengajar secara daring di Fakultas Teknik Geologi Universitas Mulawarman Kalimantan Timur.
Tanpa sengaja berbekal informasi dari grup Whatsapp tentang kegiatan yang diasuh oleh Prof. Dr. Muhammad Baiquni, M.A -dosen Geografi UGM yang mempunyai konsen pada pembelajaran pariwisata; di Prambanan ketika itu akhirnya Rento Anjarwati mulai berkenalan dengan kegiatan komunitas seni rupa Yogyakarta. Lambat laun keinginannya untuk belajar melukis menjadi bulat, kegiatan yang sebenarnya sudah diminati sejak di bangku kuliah S1 terutama ketika jam pelajaran kuliah berlangsung sering diisi dengan menggambar untuk menghilangkan rasa bosan.
ADVERTISEMENT
Juga ketika menjadi inisiator kelompok studi 'Literasi Visual Kebencanaan Indonesia' yang berkegiatan membuat webinar selama periode 2020-2022 mendorong lahir karya-karya yang berbasis pada pengetahuan ilmu bumi yang dimilikinya. Meski karya-karyanya secara umum banyak bersinggungan dengan tema perempuan dengan berbagai macam latar ide karya.
Dengan talenta yang dimiliki serta keberanian mencoba dan belajar dengan banyak perupa membuat karya-karyanya selama 2 tahun masa pandemi memiliki 'kekhasan' dan pencapaian luar biasa sebagai seorang otodidak yang memulai berkarya dalam usia yang tidak muda lagi. Goresan yang ekspresif dan tematik persoalan personal, pencarian jati diri, dan seputar wilayah domestik adalah kekhasan karyanya yang banyak disebutkan mirip dengan karya-karya Frida Kahlo - pelukis asal Mexico yang paling dikenal karena potret dirinya
ADVERTISEMENT
Berikut beberapa karya-karyanya periode 2021-2022:
Era seni kontemporer di Indonesia saat ini telah membuka peluang yang lebih besar pada setiap orang, pun bagi seorang otodidak. Modal gagasan yang kuat dalam percaturan wacana seni rupa; merespon peristiwa-peristiwa pada momen yang tepat, dan memunculkan ide karya pada ruang dan waktu yang tepat serta konsistensi pada 'keberanian' sikap berkesenian merupakan tuntutan seniman kontemporer saat ini.
Selamat datang untuk perupa perempuan; seniman otodidak yang mampu bertahan di 'pasar seni rupa' yang tidak menentu, tetap kritis bersuara dalam karya-karya yang orinisil tanpa harus membebek pada permintaan pasar. Selamat untuk siapa saja yang turut mewarnai seni rupa Indonesia dengan beragam pengetahuan latar belakang akan menjadi kekayaan 'khasanah' sejarah seni rupa Indonesia.