Konten dari Pengguna

Terpaut Pesona Kawah Ijen

Indra Arif Firmansyah
Entrepreneur and Graduate Student Enviromental Science at University of Indonesia (UI)
20 Juni 2024 17:31 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indra Arif Firmansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hawa dingin terasa menggigil saat kami bangun di sepertiga malam. Semilir angin malam menambah bergidik apalagi suhu sudah mencapai 9 derajat celcius. Ya, saat itu kami berempat bergegas akan mendaki menuju kawah ijen untuk menikmati keistimewaan alamnya.
Pintu Masuk TWA Kawah Ijen. Foto:Indra Arif Firmansyah/Dok. Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Pintu Masuk TWA Kawah Ijen. Foto:Indra Arif Firmansyah/Dok. Pribadi
Berbagai akomodasi sudah kami siapkan, saat tiba di pintu masuk awal pendakian, ternyata banyak juga wisatawan lokal dan mancanegara yang bersiap-siap akan mendaki. Wisatawan mancanegara tersebut berasal dari berbagai negara, seperti: china, amerika, jerman, dan india.
ADVERTISEMENT
Ada satu keunikan di Taman Wisata Alam Kawah Ijen saat kita hendak memulai mendaki. Jika kita ingin hemat tenaga untuk bisa mencapai puncak, perlu merogoh kocek hingga 1,5 juta untuk didorong menggunakan gerobak naik-turun. Rinciannya: 1 juta untuk biaya naik, lalu 500 ribu untuk biaya turun.
Memang jalur pendakian menuju Kawah Ijen cukup menantang. Estimasi panjang trek pendakian sekitar 3,8 km. Saat memulai pendakian tapak jalan masih rata dengan ciri khas tanah, lebar jalan sekitar 4 meter. Setelah beberapa kilometer, akan menjumpai jalur pendakian yang memiliki elevasi hingga 45 derajat dan menikung zig-zag. Jalan mulai menyempit, dan permukaan jalan beberapa bebatuan dimana disampingnya terdapat jurang tanpa pembatas. Cukup menantang dan mengerikan, bukan?
ADVERTISEMENT
Selama jalur pendakian, kita akan menjumpai beberapa pos sebagai tempat istirahat sejenak. Beberapa pos tersebut menyediakan makanan-minuman.
Saat tiba di atas kawah ijen, nah kita mempunyai beberapa pilihan untuk mengunjungi pesona alam yang ada di kawasan kawah ijen. Apa saja itu?
Teka-Teki Blue Fire yang Menyala di Sepertiga Malam
Ada satu keajaiban dunia yang tak semua negara miliki, yaitu blue fire atau api biru. Hanya ada dua di dunia: Kawah Ijen dan Islandia.
Fenomena Blu Fire di Kawah Ijen. Foto: Indra Arif Firmansyah/Dok. Pribadi
Sesampainya di puncak kawah ijen, jika kita ingin menuju blue fire kita harus turun kurang lebih berjarak 1000 meter dengan tingkat kecuraman yang tajam. Treknya diwarnai bebatuan dan krikil, tanpa pembatas pagar, kadang dijumpai pembatas batu besar.
ADVERTISEMENT
Selama trek menurun, semiliwir bau belerang sangat menyengat terhirup. Apalagi didorong bantuan angin semakin kuat terhirup bau di hidung. Oleh karenya, salah satu persyaratan yang diharuskan sebelum mendaki ialah surat keterangan sehat dan perlengkapan penunjang seperti masker khusus.
Jalur Pendakian di Sekitar blue fire. Foto: Indra Arif Firmansyah/Dok. Pribadi
Kita akan menjumpai beberapa warga yang mengadu nasibnya dengan menambang bongkahan belerang. Disusun dalam wadah karung, lalu dipikul naik-turun. Beberapa ada yang menjual cinderamata berbahakan belerang yang dibentuk unik sedemikian rupa. Menarik untuk dibeli.
Keunikan Cinderamata Berbahan Belerang. Foto: Indra Arif Firmansyah/Dok. Pribadi
Waktu menunjukan pukul 4 pagi. Antrian berentetan saat tiba di titik blue fire. Berbondong-bondong pengunjung mengabadikan momen tersebut. Memang unik dan khas tampak citra yang kita lihat. Menurut keterangan setempat, blue fire ini hanya ada di jam tertentu, sekira mulai pukul 02.00 - 05.00 pagi.
ADVERTISEMENT
Secara kajian ilmiah, beberapa sumber penelitian menyebutkan bahwa fenomena blue fire ini mengindikasikan sebuah fenomena alam. Dalam artikel Geotourism Of Banyuputih Catchment Area, Mount Ijen, East Java, Indonesia, disebutkan bahwa semburan solfatara yang banyak gas sulfur akan berwarna biru dan dikenal dengan api biru yang berasal dari terbakarnya sulfur padat yang menghasilkan gas SO2. Sulfur padat (S8) bereaksi dengan udara (O2) akan menghasilkan gas SO2 dan muncul cahaya biru.
Pesona Kawah Ijen
Setelah selesai mengabadikan momen blue fire, pengunjung biasanya beristirahat, sembari menunggu matahari terbit.
Pesona kawah ije menggunakan drone. Foto: Indra Arif Firmansyah/Dok.pribadi
Saat matahari terbit, tampak kawah ijen hijau kemudaan dengan balutan asap belerang. Tampak jauh seperti kabut, padahal itu adalah belerang yang memiliki kadar yang sangat tinggi dengan bau tajam yang khas. Latar belakang kawah tersebut banyak dijadikan momen berfoto oleh pengunjung. Apalagi jika kita mengabadikan menggunakan drone, keindahan pesona kawah ijen tersebut sangatlah indah.
ADVERTISEMENT
Tantangan berat terakhir ialah mendaki kembali menuju atas, pos akhir. Tampak trek terjal dan tinggi dengan dinding batu akan menjadi medan pengujung untuk tiba kembali ke atas.
Sebenarnya ada beberapa spot kunjungan yang lain, seperti sunrise spot dan hutan mati. Semuanya memiliki medan yang menantang, namun tidak separah menuju blue fire.
Tertarik kah untuk berpetualang menuju kawah ijen?