Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Indonesia Rasa Malaysia di Desa Long Bawan, Kalimantan Utara
30 Oktober 2022 13:17 WIB
Tulisan dari Indra Primasetya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah pernah terbayangkan bahwa anda dapat berkendara menggunakan kendaraan berplat nomor asing yang tidak berizin di Indonesia tanpa perlu khawatir akan ditindak oleh polisi? Ya, anomali tersebut bisa dilakukan jika anda tinggal di Desa Long Bawan, Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara.
Desa yang terkenal sebagai penghasil beras organik Adan dan garam gunung Krayan ini terletak di wilayah terluar provinsi termuda di Indonesia dan berbatasan langsung dengan negara bagian Sarawak di Malaysia. Namun, untuk menuju ke desa ini tidaklah mudah, diperlukan waktu perjalanan sekitar 50 menit menggunakan pesawat charter dari Tanjung Selor, Ibu Kota Kalimantan Utara, sebelum mendarat di bandar udara Yuvai Semaring, Long Bawan.
Desa ini bisa dibilang terisolasi karena belum adanya akses jalur darat ke kabupaten lainnya di Kalimantan Utara sehingga masyarakat setempat sangat mengandalkan negara tetangga untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup seperti makanan, material bangunan, aspal jalan sampai kendaraan pribadi.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi desa yang relatif sepi dan diiringi dengan aktivitas lalu lalang kendaraan asal Malaysia di jalan beraspal yang cukup mulus, sekilas anda akan terasa seperti sedang berada di negeri Jiran.
Masyarakat setempat sebenarnya tidak ingin menggunakan kendaraan asal Malaysia, dan mereka berharap untuk dapat memiliki kendaraan resmi dari Indonesia. Namun apa daya, keterbatasan infrastruktur jalan masih menghambat aspirasi mereka sehingga harus tetap bertahan dengan kendaraan Malaysia yang dimiliki, apapun kondisinya.
Menurut Wakil Ketua DPD RI asal Kalimantan Utara, Mahyudin, rakyat Desa Long Bawan saat ini masih benar-benar teruji kesetiaannya pada NKRI, bahkan ada jargon “Ringgit di dompetku, Malaysia di perutku, namun Garuda tetap di dadaku", artinya betapa pun rakyat di perbatasan begitu erat ketergantungan hidupnya dengan Malaysia, namun kesetiaan mereka pada Indonesia tidak tergoyahkan.
Sembari merayakan ulang tahun Provinsi Kalimantan Utara ke 10 tanggal 25 Oktober 2022, mereka tetap optimis suatu saat nanti pemerintah akan menaruh perhatian lebih kepada masyarakat di garda terdepan Indonesia ini dengan membangunkan akses jalan nasional untuk mengakhiri isolasi mereka, sekalipun dengan konsekuensi bahwa kendaraan asing yang dimiliki tidak dapat dibawa untuk berkendara mengelilingi pulau Kalimantan yang mereka cinta.
ADVERTISEMENT