Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tim Pengabdian Masyarakat UNNES Adakan Pelatihan Mendongeng di SD Ngijo 01
17 September 2024 10:50 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Inez Kalyana Azmi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Foodwaste atau sampah makanan merupakan limbah bahan makanan yang tidak terkonsumsi secara optimal oleh manusia. bahan makanan yang tidak termakan ini akan menjadi sampah yang dapat berdampak buruk bagi lingkungan. Limbah sisa makanan di Indonesia masih menjadi persoalan yang sulit untuk diselesaikan.
ADVERTISEMENT
Adanya budaya makanan berlebih dapat menimbulkan sampah makanan ketika tidak dihabiskan. Hal ini sudah menjadi kebiasaan ketika kita sendiri mengambil makanan dalam jumlah banyak namun tidak menghabiskannya. Kita juga tidak memikirkan bagaimana proses yang harus dilewati oleh bahan makanan sebelum menjadi hidangan.
Pembiasaan makan secukupnya dapat menjadi solusi pencegahan timbulnya sampah sisa makanan. Masyarakat harus di edukasi mengenai pentingnya memanajemen makanan sebelum dikonsumsi. Pembiasaan ini harus dimulai sejak dini, dengan melakukan pensosialisasian dan pengedukasian yang tepat.
Bersama dengan dosen, 4 mahasiswa Unnes melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di SD Negeri 01 Ngijo mengenai pelatihan mendongeng cerita “Ketika Nasi Menangis” Kegiatan ini merupakan bentuk nyata dosen dan mahasiswa dalam mengedukasi pentingnya memanajemen porsi makan. Kegiatan pelatihan mendongeng ini ditujukan bagi para orangtua peserta didik kelas satu. Yang harapannya nanti, setelah di sosialisikan dan dilatih mendongeng, mereka dapat menceritakan cerita “Ketika Nasi Menangis” kepada anak-anaknya sebelum tidur.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini juga sebagai bentuk promosi buku cerita “Ketika Nasi Menagis” yang ditulis oleh Dr. Muzakki Bashori S.Pd., M.A. yang merupakan dosen Jurusan Sejarah Universitas Negeri Semarang. Buku cerita ini menceritakan sebuah kisah mengenai seorang anak laki-laki yang sering menyisakan makanannya. Suatu ketika sisa makanan tersebut dapat berbicara dan menangis karena tidak dihabiskan. Bapak Muzakki merancang buku cerita ini menggunakan 3 bahasa (Indonesia, Inggris dan Jawa). Penggunaan beberapa bahasa sebagai upaya pemertahanan bahasa ibu (bahasa Jawa) dan pembiasaan bahasa asing (bahasa Inggris). Dengan desain gambar yang menarik, buku tersebut sangat cocok ketika didongengkan kepada anak sebelum mereka tidur.
Proses pelatihan mendongeng cerita “Ketika Nasi Menangis” terlaksana dengan lancar dan dihadiri oleh semua orangtua peserta didik. Para orangtua diberikan masing-masing 2 jenis buku yang nantinya digunakan untuk mendongeng. Bapak Muzakki sebagai penulis buku secara langsung juga memberikan sosialisasi mengenai pencegahan foodwaste dan pentingnya menceritakan dongeng kepada anak-anak ketika hendak tidur . Namun, acara inti dari kegiatan ini adalah pelatihan mendongeng, yang secara langsung diperagakan oleh orang tua.
ADVERTISEMENT
Beberapa orangtua terlihat bersemangat ketika praktik secara langsung dalam menceritakan cerita “Ketika Nasi Menangis” ini. Mereka yang sebagian besar jarang menceritakan dongeng kepada anaknya, merasa tertantang untuk mencoba. Ibu Mika misalnya, dengan percaya diri berani maju di depan untuk mencoba bercerita dengan menggunakan intonasi yang lumayan bagus. Namun, melalui kegiatan pelatihan ini para orangtua bisa mendongengkan cerita rakyat kepada anaknya sebelum tidur. Anak yang sebelum tidur diceritakan dongeng memiliki dampak yang positif terhadap otak dan ingatannya.
Dari kegiatan pengabdian masyarakat ini terdapat 3 poin utama yang disampaikan melalui kegiatan pelatihan. Ketiga poin tersebut adalah pentingnya menghabiskan makanan, cara mendongeng yang tepat dan upaya pemertahanan bahasa jawa. Orangtua sebagai pendidik anak-anak di rumah seharusnya menjadi lebih paham setelah mengikuti kegiatan pelatihan ini.
ADVERTISEMENT