Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Terlalu Bergantung pada Haaland, Dortmund Kudu Cari Pelapis
16 Juni 2020 12:37 WIB
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pelatih Borussia Dortmund, Lucien Favre, mengaku sangat terkesan sekaligus khawatir dengan striker belia timnya, Erling Braut Haaland. Menurutnya, Dortmund perlu mendatangkan striker lain untuk menjadi pelapis.
ADVERTISEMENT
Haaland memang langsung jadi andalan Dortmund sejak didatangkan dari Red Bull Salzburg pada Januari. Dalam 15 laga bersama Die Borussen, ia telah mencatatkan 14 gol dan 3 assist.
Kekurangan sosok striker murni telah memaksa Dortmund untuk bergantung pada Haaland. Kondisi tersebut tampaknya mulai menyulitkan mereka sendiri begitu menghadapi jadwal padat di Bundesliga.
Alhasil, Haaland yang terus-terusan dimainkan sempat mengalami cedera lutut. Dampak dari cederanya sang striker belia bisa terlihat pada dua laga terakhir.
Jadon Sancho dkk. hanya mampu menang tipis 1-0 atas Hertha Berlin dan Fortuna Duesseldorf. Bahkan saat melawan Duesseldorf, Haaland jugalah yang memecahkan kebuntuan Dortmund berkat golnya pada menit-menit akhir. Padahal, ia baru pulih dari cedera.
Favre mengaku sangat terkesan dengan sikap dan mental yang ditunjukkan Haaland. Sebab, penyerang berusia 19 tahun itu selalu ingin ambil bagian, baik pada saat pertandingan maupun pada sesi latihan tim.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, hal tersebut ternyata membuat sang pelatih khawatir. Favre tak ingin semangat pemain asal Norwegia itu justru membuatnya rentan cedera karena kelelahan.
"Aku merasa semua orang tahu soal itu," ungkap Favre, saat ditanya soal rencana Dortmund mendatangkan penyerang baru sebagai pelapis, dikutip dari Sportskeeda.
"Saya pikir itu juga jelas, karena dia baru berusia 19 tahun. Wajar bahwa dia kadang-kadang kelelahan ketika Anda punya pekan seperti di Inggris (harus bertanding di akhir pekan dan tengah pekan), karena dia tidak dapat melakukan semuanya sendiri.”
"Kamu juga memperhatikan bahwa ia masih terus berkembang. Ia cedera dua atau tiga kali sejak kami datangkan. Jadi, kami harus memberinya porsi yang tepat. Jika tidak itu bisa bahaya."
ADVERTISEMENT
“Saya suka mentalnya, dia selalu ingin berada di sana dan selalu menang, tetapi tentu saja dia juga harus membuat kemajuan, dia baru berusia 19 dan memiliki begitu banyak potensi,” pungkasnya.