Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apa Itu Biodiesel? Kenalan dengan Bahan Bakar Nabati Ini, yuk
18 Januari 2022 11:42 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Infootomotif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apa itu biodiesel ? Mungkin menjadi pertanyaan berbagai pihak. Program penggantian bahan bakar minyak khususnya solar menggunakan biodiesel kini menjadi fokus pemerintah untuk mengurangi ketergantungan impor bahan bakar diesel di Indonesia .
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Kementerian ESDM, Program Mandatori Biodiesel sudah mulai diimplementasikan pada tahun 2008 dengan kadar campuran biodiesel sebesar 2,5%. Kadar Biodiesel kemudian ditingkatkan secara bertahap hingga 20% (B20) pada tahun 2016.
Program ini berjalan baik hingga akhirnya Kementerian ESDM menerbitkan penggunaan biodiesel dengan kadar 30% pada tahun 2019 dengan uji jalan menggunakan alat berat, alutsista, mobil bus, hingga kereta api. Pada bulan Januari 2020, Pemerintah meresmikan penggunaan biodiesel dengan kadar 30%.
Lalu apa itu biodisel? Dilansir dari Kementerian ESDM, biodiesel adalah bahan bakar nabati untuk aplikasi pada mesin atau motor diesel berupa ester metil asal lemak (fatty acid methyl ester/FAME) yang terbuat dari minyak nabati atau lemak hewani melalui proses esterifikasi atau transesterifikasi. Dilansir dari BPPT /BRIN pula, biodiesel adalah bahan bakar nabati yang memiliki sifat fisis yang sama seperti dengan minyak solar sehingga dapat digunakan untuk pengganti bahan bakar pengganti untuk kendaraan bermesin diesel. Biodiesel mudah digunakan, dapat diuraikan secara alami, dan tidak beracun.
ADVERTISEMENT
Kandungan dan Bahan Baku Biodiesel
Bahan baku pembuatan Biodiesel di Indonesia didapatkan dari Minyak Sawit (CPO). Selain CPO, tanaman lain yang berpotensi untuk bahan baku biodiesel, antara lain tanaman jarak, jarak pagar, kemiri, cina, dan nyamplung. Minyak sawit dipilih sebab pembudidayaannya sudah mapan di Indonesia. Biodiesel juga dapat dibuat dari minyak sawit bekas atau dikenal dengan minyak jelantah.
Proses Pembuatan Biodiesel
Dilansir dari BPPT/BRIN, proses pembuatan biodiesel dapat dilakukan dengan tiga cara, yakni transesterifikasi, esterifikasi, dan konversi enzimatis.Namun, cara yang umum digunakan untuk pembuatan Biodiesel adalah menggunakan proses transesterifikasi dan esterifikasi.
Proses transesterifikasi digunakan untuk bahan baku berupa trigliserida seperti minyak jelantah. Sedangkan, esterifikasi digunakan untuk bahan baku berupa asam lemak. Dalam proses pembuatannya, biodiesel membutuhkan katalis untuk mempercepat reaksi pembentukan bahan bakar nabati dari bahan baku yang tersedia.
ADVERTISEMENT
Efek Lingkungan Pengunaan Biodiesel B30 di Indonesia
Penggunaan Bahan Bakar Biodiesel dengan kadar Biodiesel 30% (B30) menunjukkan penurunan emisi. Dilansir dari BPPT/BRIN, penggunaan B30 menurunkan emisi rata-rata CO 25.35%, NOx + THC 10.82%, partikulat 42.02%, dan opasitas 23.5% dibandingkan dengan solar biasa.
Kadar sulfur B30 juga lebih rendah dibandingkan dengan solar, sehingga kandungan Sox pada pembuangan emisi juga lebih rendah. Alasan ini yang membuat Pemerintah Indonesia menggalakkan penggunaan bahan bakar B30 sebagai komitmen Indonesia dalam pengurangan emisi gas rumah kaca.
Biodiesel dapat digunakan pada mesin diesel secara langsung maupun dengan penyesuaian. Penyesuaian dibutuhkan jika tempat penyimpanan atau wadah biodiesel terbuat dari bahan yang sensitif. Dengan Biodiesel. Bahan bahan tersebut antara lain seal, gasket, dan perekat terutama pada mobil produksi lama yang terbuat dari karet alam dan karet nitril.
ADVERTISEMENT
(RFN)