Konten dari Pengguna

Ganti Oli Motor Berapa KM? Ini Ketentuannya

25 Juni 2024 13:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Infootomotif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ustrasi ganti oli. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
ustrasi ganti oli. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
ADVERTISEMENT
Oli motor berfungsi sebagai pelumas (lubricating), pelindung, pembersih, sekaligus pendingin mesin. Jika sudah mencapai jumlah kilometer (km) tertentu, oli motor harus segera diganti agar tidak merusak kualitas mesin. Lantas, ganti oli motor berapa km?
ADVERTISEMENT
Merujuk buku Panduan Praktis Merawat dan Memperbaiki Sepeda Motor karya Ir. Hartoto Soedarmo. SE, motor dianjurkan untuk diganti oli mesinnya setiap 7.500-10.000 km. Setelah itu, penggantian oli motor dilakukan setiap kelipatan 3 dari 10.000 km.
Selain mematuhi ketentuan tersebut, usahakan juga untuk memilih jenis oli yang sesuai dengan kendaraan dan rekomendasi pabrikan agar mesin tetap terjaga kualitasnya.

Fungsi Oli Motor

Ilustrasi ganti oli mesin motor. Foto: dok. Istimewa
Menurut laman Motor Trends, oli pada motor ibaratnya life blood dalam kehidupan motor. Oleh sebab itu, oli menjadi sangat penting dalam operasi sepeda motor. Berikut beberapa fungsi oli motor:
ADVERTISEMENT

Kriteria Oli Motor yang Bagus

Berikut beberapa kriteria yang menandakan bahwa oli motor layak digunakan, sebagaimana dirangkum dari buku Panduan Praktis Merawat dan Memperbaiki Sepeda Motor karangan Ir. Hartoto Soedarmo. SE:

Dampak Telat Ganti Oli Motor

Ilustrasi mengganti oli. Foto: Shutterstock
Oli pada motor dalam batas waktu tertentu akan menjadi kotor karena adanya karbon, asam, dan zat kotoran lainnya yang berasal dari pembakaran. Maka dari itu, mengganti oli motor menjadi suatu hal yang penting agar mesin tidak cepat rusak.
ADVERTISEMENT
Menurut Federal Oil Brand General Manager PT ExxonMobil Lubricants Indonesia, Rommy Averdy, oli motor yang sudah menurun kualitasnya membuat komponen pada motor mengalami kondisi metal to metal contact, atau gesekan antar komponen yang tidak terlumasi.
Metal to metal contact yang sebelumnya licin akibat fungsi dari oli akan berubah menjadi panas karena tidak ada oli sebagai pelumasnya. Tingkat kepanasan yang diakibatkan metal to metal contact ini bisa membuat piston atau silinder menjadi tergerus.
Apabila hal ini dibiarkan, maka performa mesin dan kualitas mesin menjadi menurun. Bahkan, kerusakan yang terjadi di mesin akan mengorek kantong lebih banyak dibandingkan mengganti oli motor secara berkala.
(NDA)