Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Otomotif di Indonesia, Ini Pemilik Sepeda Motor Pertama di Tanah Air
30 Agustus 2022 14:56 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Infootomotif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tentunya perkembangan otomotif yang sangat pesat pada belakangan tahun ini tidak terlepas dari mereka yang membuat “transportasi” populer pada zamannya. Di Indonesia sendiri jejak sejarah otomotif sudah ada pada 120 tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Mengacu pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata “Otomotif ” berhubungan dengan sesuatu yang berputar dengan sendirinya. Kata ini berasal dari “Oto” yang berarti “Sendiri” dan “Motif” yang berarti “Alasan”. Tentunya hal ini sering dikaitkan dengan kendaraan bermotor, sebab sebuah kendaraan dapat berputar dengan sendirinya.
Seiring berjalannya waktu dan teknologi, otomotif berhasil menciptakan sebuah industri yang paling cukup berjasa bagi dunia, khususnya di Indonesia.
Kini industri otomotif Indonesia sudah berkembang pesat, hingga banyak pabrikan mobil dan motor yang mempercayai produknya untuk dirakit di tanah air. Tentunya hal ini tidak bisa terjadi tanpa mereka yang “mempopulerkan” transportasi di Indonesia. Nah, bagi Anda yang penasaran, berikut informasi seputar sejarah singkat otomotif di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sejarah Otomotif di Indonesia
Dikutip dari buku bertajuk Hak & Kewajiban Perpajakan Industri Otomotif oleh Hijrah Hafidhuddin, jendela sejarah otomotif di Indonesia dibuka oleh kendaraan bermotor yang pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1893, yakni sepeda motor dengan merek Hildebrand und Wolfmuller yang dipesan langsung oleh John C. Potter di Munchen, Jerman.
Meskipun saat itu Indonesia masih dalam masa kolonial Belanda (Hindia Belanda), orang yang pertama kali memiliki kendaraan bermotor di Indonesia adalah warga negara Inggris, yaitu John C. Potter yang bekerja sebagai masinis pertama pada pabrik gula Oemboel, Probolinggo Jawa Timur.
Dari buku Kreta Setan “de deuivelswagen” Autopioniers van Insulidne, F.F Habnit, Moesson Reeks 1997, dijelaskan bahwa sepeda motor milik John C. Potter tiba di Pulau Jawa pada Pelabuhan Semarang. Pada tahun itu tercatat bahwa John adalah satu-satunya orang yang menggunakan kendaraan bermotor di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sepeda motor yang digunakan oleh John (Hildebrand und Wolfmuller) merupakan motor yang belum menggunakan rantai, perseneling, kabel-kabel listrik, maupun aki. Motor pada saat itu masih mengusung mesin dua silinder dengan konfigurasi horizontal yang menggunakan bahan bakar bensin atau nafta.
Agar mesin dapat menyala, John C. Potter memerlukan persiapan 20 menit untuk dapat menstabilkan mesin. Terkadang John menuntun sepeda motor tersebut dan mendorongnya dengan cepat sehingga mesin dapat menyala.
Nah, setahun setelahnya atau lebih tepatnya pada tahun 1894, mobil pertama tiba di Indonesia di Pelabuhan Semarang. Mobil tersebut adalah Benz Viktoria milik Soesoehoenan Soerakarta Pakoe Boewono X. Menariknya, mobil ini hadir di Indonesia hanya dengan waktu delapan tahun setelah mobil pertama di produksi di Jerman.
ADVERTISEMENT
Mobil spesial yang satu ini dipesan dari eropa dengan harga 10.000 Gulden dan telah mengusung mesin satu silinder berkapasitas 2.000 cc. Mobil ini mampu mengembuskan tenaga puncak 5 dk dengan roda kayunya. Mobil ini mampu menampung delapan penumpang.
Mobil yang dimiliki oleh Pakoe Boewono X tersebut dipesan melalui perusahaan Prottle & Co di Surabaya. Perusahaan ini memang menjual barang-barang impor, seperti tempat tidur, piano, mobil-mobilan untuk anak-anak, kereta kuda, mebel, dan berbagai macam merek mobil.
Salah satu hal menarik dari pembelian mobil Benz Viktoria ini adalah mobilnya yang hadir terlebih dahulu di Indonesia dibandingkan di Belanda pada tahun 1896. Hampir dua tahun setelah mobil tersebut mengaspal di Indonesia.
Seperti itu sejarah singkat otomotif di Indonesia. Kedua orang yang sudah disebutkan tadi berhasil dalam “mempopulerkan” kendaraan bermotor di Indonesia. Tanpa keduanya, perkembangan industri otomotif Indonesia mungkin tidak akan semasif ini.
ADVERTISEMENT
(AA)