Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Mengenal Evi, Calon DPD asal NTB yang Tampak Cantik di Surat Suara
16 Mei 2019 12:06 WIB
ADVERTISEMENT
Info Dompu - Nama Evi Apita Maya, calon anggota DPD RI Nomor urut 26 dari daerah pemilihan Provinsi NTB, mengagetkan banyak orang beberapa hari ini dan menjadi perbincangan hangat warga Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebab, debut pertamanya sebagai calon senator Senayan menggegerkan kalangan politisi maupun warga karena meraih suara terbanyak.
ADVERTISEMENT
Dalam rapat pleno rekapitulasi dan penetapan hasil perhitungan suara Pemilu 2019 yang digelar KPU NTB pada Sabtu, (11/5) nama Evi berada di peringkat pertama dengan meraih lebih dari 200 ribu suara dari semua calon DPD yang ada. Evi bahkan berhasil mengalahkan petahana, Prof Farouk Muhammad.
Banyaknya perolehan suara Evi menimbulkan protes dari perwakilan saksi calon anggota DPD Farouk Muhammad Syamsuddin.
Syamsuddin memprotes dan menuding Evi menggunakan foto hasil editan Photoshop pada contoh surat suara sehingga terlihat lebih cantik dari aslinya. Menurutnya, Evi melakukan rekayasa foto sehingga masyarakat terkecoh dan cenderung memilihnya, padahal sebelumnya masyarakat tidak mengenalnya.
Syamsuddin meminta agar perolehan suara Evi dibatalkan dan mengancam akan melaporkannya kepada DKPP, kepolisian dan Bawaslu NTB.
Ketua KPU NTB, Suhardi Soud, menegaskan bahwa tidak ada masalah dengan foto tersebut karena tidak ada kaitannya dengan jumlah suara dari calon yang sedang diplenokan.
ADVERTISEMENT
Komisioner Bawaslu NTB, Umar Ahmad Seth menyatakan, jika ditemukan ada pelanggaran seharusnya disampaikan sejak awal. Dia mempersilakan untuk melaporkan kepada Bawaslu jika ada dugaan pelanggaran atas kasus tersebut.
Sementara itu, Evi memberikan tanggapan terkait hal itu melalui akun Facebook pribadinya.
“Semua yang terjadi adalah takdir Allah. Kemenangan bunda/yunda/mbak merupakan kehendak dan campur tangan Allah. Jadi siapapun yang marah dan cemburu atau menentang takdir Allah, biarlah Allah juga yang akan memberikan teguran dengan caraNya. Alhamdulillah semakin bertambah amalan dan pahala untuk saya. Semoga Allah mengampuni mereka orang-orang zalim," tulisnya pada (14/5).
Hingga kini, unggahan tersebut disukai sebanyak 526 orang, dibagikan tiga kali serta mendapatkan 302 komentar.
Dalam kolom komentar hampir semua warganet meminta Evi bersabar dan tak perlu menanggapi protes atas kemenangannya. Mereka justru memintanya untuk tetap semangat dan fokus mempersiapkan diri untuk bekerja jika telah tiba di Senayan.
ADVERTISEMENT
Seolah hendak menjelaskan siapa sosok Evi sebenarnya, pemilik akun Lely Arrianie Napitupulu pada Selasa (14/5) yang mengaku sebagai sepupu Evy membantah tudingan bahwa kemenangan Evi hanya karena foto. Lely melampirkan 29 foto kampanye dan sosialisasi yang dilakukan Evi dan timnya di hampir semua kabupaten/kota di NTB.
Evi juga terlihat bertemu dan berpose dengan bupati dan wakil bupati Lombok Barat, Sumbawa Barat serta Gubernur NTB Zulkifliemansyah, hingga menggalang dukungan ke komunitas masyarakat Minang dan Madura di NTB.
Diketahui Evi berasal dari Tanjung Enim, Sumatera Selatan namun ia tinggal dan berkuliah di Mataram.
“Menikah di sana dan anak-anaknya juga semua lahir di Lombok,” tulis Lely.
Evi dulunya kuliah di Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang dan aktif berorganisasi. Ia juga sempat mengikuti pendidikan singkat di Belanda sehingga fasih berbahasa Belanda dan Inggris.
ADVERTISEMENT
Evi bukan pendatang baru di kancah politik. Lely menilai bahwa kemenangan Evi merupakan takdir Tuhan, doa orang tua dan keluarganya serta kerja keras tim suksesnya.
Kemunculan Evi yang terkesan tiba-tiba itulah, menurut Lely, yang membuat mereka yang kalah menjadi meradang.
“Kebencian dan ketidakmampuan menerima kekalahan rupanya menyebabkan banyak org tdk mampu mengelola pikiran dan hatinya, bahkan di bulan puasa sekalipun,” sindir Lely dalam unggahannya.
-
Penulis: Ilyas Yasin