Konten Media Partner

Gojeng Pangkalan Bun, Hobi dan Jalin Ukhwah Diantara Kayuhan Sepeda

4 Desember 2019 5:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gojeng Pangkalan Bun, Hobi dan Jalin Ukhwah Diantara Kayuhan Sepeda
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
InfoPBUN, KOTAWARINGIN BARAT - Komunitas Goweser Jenggotan (Gojeng) Pangkalan Bun berdiri tanggal 30 Juni 2019, kini jumlah anggotanya ada 31 orang. Di Komunitas Gojeng ini tidak hanya sekedar menyalurkan hobi bersepeda, tetapi juga bertukar pikiran dan menjalin ukhwah (persaudaraan).
Gojeng Pangkalan Bun, Hobi dan Jalin Ukhwah Diantara Kayuhan Sepeda (1)
zoom-in-whitePerbesar
JOKO HARDYONO, Pangkalan Bun
ADVERTISEMENT
Untuk pertama kalinya saya ikut gowes bersama komunitas Gojeng Pangkalan Bun. Tidak ada persiapan matang saat itu, sehari sebelumnya saya meminjam helm sepeda dari rekan pesepeda Noval, sepeda gunung pun tak punya namun alhamdulillah bang Padli Noor salah satu anggota Gojeng berbaik hati bersedia meminjamkan sepedanya.
Minggu pagi (Ahad), 1 Desember 2019, usai salat subuh kami sudah siap berkumpul di depan SDI Imam Syafi'i Pangkalan Bun, bertemu dengan ustaz Suhardi (Abu Qonita) dan bersama anggota Gojeng Pangkalan Bun lainnya.
Beberapa sepeda di loading ke mobil bak terbuka, dan beberapa pesepeda Gojeng Pangkalan Bun memilih untuk gowes menuju tempat start di Bundaran Tudung Saji, Kelurahan Baru, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat.
ADVERTISEMENT
Sekitar pukul 06.30 WIB gowes dimulai, kami menyusuri jalan aspal di daerah Tatas, Kelurahan Baru, tidak lama kemudian jalur aspal berganti menjadi jalan tanah di daerah Bungur Kelurahan Baru.
Disela mengayuh sepeda, sesama anggota saling ngobrol santai bertukar pikiran mengenai seputar ilmu agama islam. Komunitas Gojeng ini tidak hanya mengajak sehat, tetapi juga mengisi waktu luang dengan bermanfaat menambah ilmu pengetahuan tentang agama.
Tak terasa kami blusukan naik turun bukit masuk perkebunan sawit perusahaan sampai di jalur aspal tepatnya di depan Kantor Desa Natai Raya. Kami istirahat sejenak sambil menikmati kopi, ubi dan pisang rebus yang disediakan oleh Ketua Gojeng Pangkalan Bun Solihin Buchari sambil kembali tanya jawab santai dengan Ustaz Suhardi.
ADVERTISEMENT
Berselang waktu sekitar 15 menit kami melanjutkan perjalanan menuju finish di Warung Sate Misbar, pertigaan Bundaran Ban Pelingkau Kelurahan Baru. Tidak menyangka bagi saya yang pemula bisa menempuh jalur sekitar 24 kilometer untuk pertama kalinya bersepeda.
Sambil menunggu Sate matang, anggota berkumpul dan menyimak tausiyah singkat dari Ustaz Suhardi mengenai seputar ilmu agama islam. Penutupannya ada sesi kuis pertanyaan mengenai sejarah islam yang juga disediakan hadiah bagi yang bisa menjawab jawaban paling tepat.
Menurut Solihin, Gojeng berpusat di Yogyakarta yang dipimpin oleh Ustaz Hanif. Untuk Gojeng Pangkalan Bun sendiri anggota yang aktif ada sekitar 15 hingga 17 orang. "Tujuan bersepeda sambil berdakwah, untuk mengenalan sunnah di masyarakat," ujar Solihin.
Gojeng juga memiliki program setiap 12x gowes melakukan bakti sosial dengan memberikan santunan kepada anak yatim dan kaum duafa. "Komunitas Gojeng tidak bersifat eksklusif, untuk siap saja bisa bergabung, tidak mesti berjenggot. Syaratnya hanya pakaian tidak diperkenankan menggunakan pakaian ketat dan celana di bawah dengkul (menutup aurat laki-laki)," terangnya.
ADVERTISEMENT
Untuk rute Gojeng sendiri ada tiga rute pilihan, rute jarak pendek 10 kilometer, rute menengah 20 kilometer dan rute jauh 40 hingga 50 kilometer. Khusus rute jauh, biasanya anggota Gojeng mempersiapkan peralatan salat, logistik dan mobil loading.
"Disela istirahat sekian kilo perjalanan, ada tanya jawab mengenai agama yang dipimpin Ustaz Abu Qonita yang pertanyaan bersifat umum. Tanya jawab ini suasananya lebih santai dibandingkan dengan tanya jawab saat kita kajian rutin di Masjid," imbuhnya.
Sementara itu, anggota Gojeng Pangkalan Bun Padli Noor Direksi PT Kapuas Prima Coal, Tbk menyampaikan, ikut bergabung dalam komunitas inu selain hobi bersepeda, komunitas Gojeng ini yang menjadi nilai faktor ketertarikannya adanya ustaz sunnah yang juga memiliki hobi yang sama.
ADVERTISEMENT
"Disela-sela waktu istirahat, gowes diperjalanan diisi dengan tausyah-tausyah singkat seputar ilmu agama islam, terutama mengenai alquran dan sunnah," imbuhnya.
Menurut Padli, di komunitas ini ia mendapatkan teman-teman yang baik bisa saling berdiskusi dan bertanya mengenai seputar sunnah dan ilmu agama. Selain itu, Gojeng juga menjadi salah satu sarana untuk memperluas dakwah sunnah.
"Selain mendapatkan sehat dan mendapatkan teman-teman yang baik, kita dapat menambah ilmu pengetahuan tentang apa yang kita jalani dalam kehidupan sehari-hari. Gojeng juga menjalin ukhwah silaturahmi sesama saudara muslim dan memang memperhatikan nilai-nilai syar'i," pungkasnya.
Anggota Gojeng Pangkalan Bun terdiri dari beberapa kalangan, termasuk dari anggota Kepolisian Polres Kotawaringin Barat (Kobar). Kegiatan gowes bersama Gojeng hanya dilakukan dalam seminggu sekali, tepatnya setiap hari Ahad pagi usah subuh.
ADVERTISEMENT