Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
24 Pepatah Jepang Berbagai Tema Lengkap dengan Artinya
26 September 2024 23:54 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Inspirasi Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam budaya Jepang , pepatah tidak hanya sekadar ungkapan, melainkan suatu cerminan dari pandangan hidup yang kaya akan makna filosofis. Berbagai pepatah jepang beserta artinya bisa digunakan sebagai referensi.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Peribahasa atau pepatah merupakan alat berbahasa yang sifatnya universal. Peribahasa bukan hanya ditemukan di setiap negara, tetapi peribahasa juga memiliki makna yang luas yang menunjukkan nilai moral, petuah, sindiran dan sebagainya.
Pengertian Pepatah Jepang
Pepatah dalam bahasa Jepang, yang disebut sebagai "kotowaza" atau "kanyouku", adalah ungkapan pendek yang mengandung nasihat, kebijaksanaan, atau pelajaran hidup yang berasal dari pengalaman dan tradisi budaya. Pepatah-pepatah ini memiliki makna yang dalam dan sering kali berfungsi sebagai panduan atau inspirasi dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan .
Karakteristik dan Fungsi Pepatah Jepang
Berikut ini karakter dan fungsi pepatah jepang yang disertai dengan penjelasannya.
1. Makna yang Dalam: Meskipun terdiri dari ungkapan-ungkapan pendek, pepatah Jepang memiliki makna yang kaya dan dapat diinterpretasikan secara mendalam.
ADVERTISEMENT
2. Nasihat Hidup: Pepatah sering kali memberikan nasihat praktis yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Representasi Nilai Budaya: Banyak pepatah Jepang yang menggambarkan nilai-nilai tradisional atau moral, seperti kebijaksanaan, kerja keras, kejujuran, dan kebersamaan.
4. Kekhasan dalam Bahasa Jepang: Pepatah Jepang sering kali menggunakan permainan kata, metafora, atau referensi kultural yang khas, yang membuatnya sulit diterjemahkan secara langsung ke dalam bahasa lain tanpa kehilangan makna aslinya.
5. Warisan Budaya: Pepatah Jepang merupakan bagian dari warisan budaya yang kaya dan telah diturunkan dari generasi ke generasi. Mereka tidak hanya dihafal tetapi juga dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai panduan moral dan etika.
ADVERTISEMENT
6. Penggunaan dalam Kehidupan Sehari-hari: Pepatah sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, literatur, dan pendidikan di Jepang. Orang tua sering mengajarkan pepatah ini kepada anak-anak mereka sebagai bagian dari pendidikan moral. Selain itu, pepatah juga sering muncul dalam pidato, tulisan, dan seni untuk memperkuat pesan atau nilai yang ingin disampaikan.
Contoh Pepatah Jepang
Berikut adalah beberapa contoh pepatah Jepang dalam berbagai tema yang dikutip dari fluentin3months.com:
Peribahasa Jepang tentang Kehidupan
1."Katak dalam sumur tidak tahu tentang lautan."
Artinya, seseorang yang melihat dunia hanya dari perspektif terbatas, cepat menilai, dan merasa dirinya sudah mengetahui segalanya. Ini adalah pengingat bahwa di luar sana ada dunia yang lebih luas dan lebih banyak hal untuk dipelajari.
ADVERTISEMENT
2. "Air mengalir."
Seperti pepatah "air mengalir," peribahasa ini berarti melepaskan masa lalu, memaafkan, dan melupakan kesalahan. Ini mengajarkan kita untuk tidak terjebak dalam kenangan buruk dan untuk bergerak maju seperti air yang terus mengalir ke depan.
3. "Mulut adalah sumber bencana."
Artinya, kata-kata yang tidak dipikirkan matang-matang bisa menimbulkan masalah besar. Oleh karena itu, lebih baik diam daripada berbicara sesuatu yang bisa menjadi bumerang bagi diri sendiri atau orang lain.
4. "Usaha sendiri, keuntungan sendiri."
Peribahasa ini menekankan bahwa setiap tindakan yang dilakukan seseorang akan membawa konsekuensi yang setimpal, baik positif maupun negatif.
5. "Tidak tahu adalah Buddha" atau "ketidaktahuan adalah kebahagiaan."
Ketidaktahuan dianggap sebagai kebahagiaan, karena jika kita tidak tahu tentang masalah atau hal-hal yang mengganggu, kita akan merasa lebih damai.
ADVERTISEMENT
6. "Paku yang menonjol akan dipukul."
Bahwa orang yang menonjol atau berbeda sering kali akan dikritik atau ditekan agar kembali "rata" dengan yang lain. Ini merupakan kritik terhadap kecenderungan masyarakat untuk menolak perubahan dan ketidakseragaman.
7. "Pilih pangsit daripada bunga" atau "substansi lebih penting daripada gaya."
Peribahasa ini menekankan pentingnya substansi dibandingkan penampilan. Pangsit (makanan) dipilih daripada bunga (keindahan), karena hal yang praktis dan bermanfaat lebih berharga daripada sesuatu yang hanya indah secara estetis tetapi tidak berguna.
8. "Lebih mudah melahirkan daripada memikirkannya."
Peribahasa ini berarti jangan terlalu khawatir tentang sesuatu yang belum terjadi. Sering kali kita membayangkan sesuatu lebih sulit daripada kenyataannya. Ketika kita benar-benar melakukannya, ternyata tidak sesulit yang kita bayangkan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
9. "Siapa yang mengejar dua kelinci, tidak akan menangkap satu pun."
Jika kita mencoba mengejar dua tujuan sekaligus, kita mungkin tidak akan berhasil meraih salah satu pun. Peribahasa ini mengajarkan kita untuk fokus pada satu hal agar bisa mencapai hasil yang maksimal.
10. "Tidak melihat adalah bunga," atau "realitas tidak seindah imajinasi."
Terkadang imajinasi kita tentang sesuatu lebih indah daripada kenyataan. Seperti bunga yang belum mekar, harapan dan imajinasi kita tentang masa depan sering kali lebih indah daripada kenyataan yang terjadi.
11. "Koin emas untuk kucing."
Memberikan sesuatu yang berharga kepada orang yang tidak bisa menghargainya sama saja dengan memberi koin emas kepada kucing. Peribahasa ini mirip dengan "melempar mutiara kepada babi," di mana seseorang tidak menyadari atau tidak bisa menghargai nilai dari sesuatu yang mereka miliki.
ADVERTISEMENT
Peribahasa Jepang tentang Cinta
1. "Sake menunjukkan perasaan sejati."
Dalam budaya Jepang, minum sake sering kali membuat seseorang menjadi lebih jujur dan terbuka tentang perasaannya. Apa yang diucapkan saat mabuk sering kali mencerminkan perasaan yang sebenarnya.
2. "Dua tubuh, satu hati."
Peribahasa ini menggambarkan pasangan yang begitu harmonis sehingga mereka berpikir dan bertindak seolah-olah memiliki satu hati yang sama, meskipun terdiri dari dua tubuh yang berbeda.
3. "Dari hati ke hati."
Peribahasa ini menggambarkan hubungan yang sangat dekat, di mana seseorang dapat memahami perasaan dan pikiran orang lain tanpa perlu banyak kata-kata. Ini menggambarkan komunikasi yang mendalam antara dua orang.
4. "Kerang di pantai" atau "cinta tak berbalas."
Kerang yang langka di pantai menggambarkan cinta yang tidak berbalas, di mana seseorang berusaha mencari cinta namun tidak mendapatkannya.
ADVERTISEMENT
5. "Cinta dan batuk tidak bisa disembunyikan."
Seperti batuk yang sulit ditahan, perasaan cinta juga sulit disembunyikan. Orang yang sedang jatuh cinta biasanya akan terlihat dari sikap dan tingkah lakunya.
6. "Tidak ada obat untuk jatuh cinta."
Tidak ada obat untuk menyembuhkan seseorang yang sedang jatuh cinta. Ini menggambarkan betapa kuatnya perasaan cinta yang tidak bisa dihilangkan begitu saja.
Peribahasa Jepang tentang Persahabatan
1. "Bream laut pun tak enak jika dimakan sendirian."
Makanan yang lezat seperti ikan bream laut pun tidak akan terasa enak jika dinikmati sendirian. Ini menunjukkan bahwa kebersamaan dalam persahabatan lebih penting daripada makanan enak sekalipun.
2. "Teman semua orang."
Istilah ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang mencoba menjadi teman semua orang dan menyenangkan semua orang, tetapi akhirnya tidak benar-benar setia kepada siapa pun. Biasanya memiliki konotasi negatif, menggambarkan seseorang yang tidak memiliki prinsip.
ADVERTISEMENT
Peribahasa Jepang tentang Ketekunan
1. "Melanjutkan adalah kekuatan" atau "jangan menyerah."
Peribahasa ini mengajarkan bahwa kekuatan dan kesuksesan datang dari ketekunan dan konsistensi. Meskipun situasi sulit, dengan terus berusaha, kita akan menemukan kekuatan dalam diri kita.
2. "Jatuh tujuh kali, bangkit delapan kali."
Meskipun gagal berulang kali, kita harus tetap bangkit dan mencoba lagi. Ini adalah pesan untuk tidak pernah menyerah, meskipun menghadapi kegagalan berkali-kali.
3. "Monyet pun bisa jatuh dari pohon."
Bahkan orang yang ahli sekalipun bisa melakukan kesalahan. Ini adalah pengingat bahwa tidak ada yang sempurna, dan kita harus terus mencoba meskipun pernah gagal.
4. "Angin esok akan bertiup esok."
Jangan terlalu khawatir tentang masa depan karena setiap hari membawa angin dan peluang baru. Peribahasa ini mengajarkan untuk hidup di masa kini dan tidak terbebani oleh kecemasan tentang masa depan.
ADVERTISEMENT
5. "Biksu selama tiga hari."
Istilah ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tidak konsisten atau mudah menyerah. Seperti biksu yang hanya mampu menjalani kehidupan spiritual selama tiga hari, orang ini mudah menyerah ketika menghadapi
Dalam perjalanan hidup yang penuh tantangan, pepatah Jepang hadir sebagai lentera yang menerangi jalan, membantu kita untuk tetap kuat, bijaksana, dan terus maju menghadapi segala rintangan. Sebagaimana pepatah itu sendiri, kebijaksanaan yang terkandung di dalamnya tidak akan pernah lekang oleh waktu.