Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
4 Contoh Hikayat, Pengertian, dan Cirinya
9 Oktober 2024 8:21 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Inspirasi Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hikayat adalah warisan budaya yang kaya nilai luhur. Sebagai prosa naratif, hikayat mengisahkan kehidupan raja, pahlawan atau tokoh sakti dengan gaya bahasa yang indah. Contoh hikayat yang populer di Indonesia antara lain Hikayat Siti Zubaidah dan Hikayat Hang Tuah.
ADVERTISEMENT
Melalui hikayat, setiap pembacanya dapat memahami lebih dalam mengenai ciri khas dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Hikayat tidak hanya sekadar cerita hiburan. Namun, juga sebagai cerminan dari kehidupan masyarakat pada masa lalu.
Pengertian Hikayat
Banyak sekali cara yang dapat dilakukan untuk menuangkan nilai-nilai kebaikan, salah satunya melalui karya sastra. Dengan karya sastra, seseorang dapat mengekspresikan diri dan mengungkapkan bahasa dengan indah.
Karya sastra dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: puisi, drama, dan prosa . Prosa merupakan karya sastra yang bersifat paparan atau karangan bebas, dan terdiri dari dua macam yaitu prosa lama dan prosa baru.
Prosa lama bersifat statis dan mengacu pada masyarakat lama, yang pada saat itu mengalami perubahan yang lambat. Sementara prosa baru bersifat dinamis dan berubah sesuai perkembangan zaman.
ADVERTISEMENT
Hikayat yang termasuk prosa lama adalah hikayat, mitos, dongeng, fabel dan legenda. Sementara yang termasuk prosa baru adalah novel, cerita pendek, dan roman.
Dikutip dari artikel ilmiah “Kemampuan Siswa Dalam Mengubah Cerita Rakyat Ke Dalam Bentuk Cerpen”, oleh Dewi Lestari, (2020:2) hikayat adalah salah satu bentuk prosa lama dan merupakan karya sastra Melayu klasik yang berisi cerita, keagamaan, dan sejarah.
Hikayat dapat dijadikan sebagai pembangkit semangat juang dan berguna untuk mengenang jasa pahlawan.
Hikayat sendiri berasal dari bahasa Arab, yaitu haka yang berarti cerita. Di dalam sebuah hikayat, terdapat unsur-unsur yang terkandung di dalamnya seperti nilai-nilai luhur cerita rakyat.
Ciri-Ciri Hikayat
Hikayat memiliki beberapa ciri khas yang membedakannya dengan jenis karya sastra lain.
ADVERTISEMENT
1. Bahasa Lama yang Indah dan Baku
Hikayat menggunakan bahasa yang indah, halus, dan baku. Bahasa yang digunakan sering kali mengandung kata-kata kiasan dan peribahasa yang sudah jarang digunakan pada saat ini.
2. Unsur Ajaib dan Mistis
Cerita dalam hikayat sering kali dihiasi dengan unsur-unsur ajaib dan mistis, seperti tokoh sakti, benda-benda pusakan, dan peristiwa-peristiwa yang tidak masuk akal.
3. Tokoh-Tokoh yang Ideal
Tokoh-tokoh dalam hikayat biasanya digambarkan sebagai tokoh yang ideal, seperti raja yang adil, pahlawan super yang gagah berani, atau putri kerajaan yang cantik jelita.
4. Nilai-Nilai Moral
Hikayat mengandung nilai-nilai moral yang sangat tinggi, seperti: kejujuran, keberanian, kesabaran, dan kesetiaan. Nilai-nilai ini harus ditanamkan sejak dini demi kemajuan bangsa.
5. Fungsi Sosial
Hikayat berfungsi sebagai sarana pendidikan, hiburan, dan pelestarian nilai-nilai budaya.
6. Bersifat Anonim
Biasanya hikayat bersifat anonim sehingga pengarangnya tidak diketahui secara jelas.
ADVERTISEMENT
7. Bersifat Statis
Penggambaran dan penulisan kisah dalam hikayat tidak memiliki banyak perbedaan dengan hikayat yang lain. Antara hikayat satu dengan yang lainnya memiliki kemiripan.
Contoh Hikayat
Berikut ini adalah beberapa contoh hikayat yang menarik untuk dibaca, dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia, Fitri Itut Rahayu, (2024:52-56).
Contoh 1 - Hikayat Bunga Kemuning
ADVERTISEMENT
Contoh 2 - Hikayat Tiga Pengembara Lapar
ADVERTISEMENT
Contoh 3 - Hikayat Abu Nawas dan Lalat
ADVERTISEMENT
Contoh 4 - Hikayat Amir
ADVERTISEMENT
Contoh hikayat yang beragam membuktikan kekayaan sastra Nusantara. Melalui hikayat, generasi muda bisa mempelajari sejarah, budaya, dan nilai-nilai luhur bangsa. Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk terus melestarikan dan mengembangkannya. (Mit)