Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apa Itu Isra Miraj? Definisi, Ayat, Tujuan, dan Hikmahnya
8 Februari 2024 20:15 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Inspirasi Kata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Isra dan Miraj adalah salah satu peristiwa sejarah yang sangat penting dan agung dalam perjalanan risalah Nabi Muhammad saw. Oleh sebab itu, umat Islam sudah sepatutnya memahami tentang apa itu Isra Miraj, mulai dari definisi dan hikmah dari mengimani kisahnya.
ADVERTISEMENT
Mengutip dari buku Kisah Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad Saw., Syofyan Hadi (2021), kisah perjalanan Isra Miraj dijelaskan Allah Swt. pada dua surah yang berbeda di dalam Al-Quran yaitu di Surah Al-Isra’ (17): 1 dan Surah Al-Najm (53): 12-18.
Disebutkannya kisah Isra dan Miraj ini secara terpisah oleh Allah Swt. seakan memberikan isyarat bahwa kedua perjalanan tersebut memiliki tujuan yang berbeda sekalipun substansinya sama yaitu untuk memperlihatkan kepada Rasulullah sebagian tanda kebesaran Allah Swt. di langit maupun di bumi.
Apa Itu Isra Miraj?
Sebenarnya, ada perbedaan pendapat mengenai apakah Isra Miraj terjadi di malam yang sama? Manakah yang lebih dulu, Isra atau Miraj? Apakah Rasulullah saw. diberangkatkan dalam keadaan terjaga atau bermimpi? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya.
ADVERTISEMENT
Mayoritas ulama tafsir, hadis, fikih, dan tauhid berpendapat bahwa Isra dan Miraj dialami oleh Rasulullah saw. dalam satu waktu–pada suatu malam–dan dalam keadaan terjaga. Salah satu dalil tersebut adalah firman Allah Swt.: “Mahasuci Allah, yang telah memperjuangkan hamba-Nya” (QS. Al-Isra’: 1) karena ucapan tasbih hanya diucapkan untuk mengomentari sesuatu yang luar biasa.
Seandainya peristiwa Isra Miraj hanya mimpi belaka, niscaya sama sekali tidak tergolong luar biasa dan Kaum Quraisy tidak akan bersikeras membantahnya, juga sekelompok Muslim yang lemah imannya tidak akan langsung murtad begitu mendengar ceritanya.
Selain itu, kata “Hamba” dalam ayat ini menunjukkan adanya perpaduan antara unsur jasad (jasmani) dan unsur ruh (ruhani), yang mana ini memperjelas bahwa Rasulullah saw. sedang tidak tidur ketika perjalanan Isra dan Miraj.
ADVERTISEMENT
Telah dijelaskan bahwa Rasulullah mengendarai Buraq, sedangkan ruh tidak dapat mengendarai apapun. Lalu, apa pengertian dari Isra dan Miraj itu?
Dalam bahasa Arab, Isra Miraj biasa ditulis sebagai al-‘Isra’ wal-Mi’raj yang mana istilah ini terdiri atas dua kata yakni Isra dan Mi’raj. Isra dan Miraj sendiri terdiri dari dua kata; Isra yang secara harfiah berarti ‘perjalanan di malam hari’ dan mi’raj dalam bahasa Arab artinya ‘kendaraan’, ‘alat untuk naik’, atau ‘anak tangga’. Bentuk jamaknya adalah ma’arij yang artinya ‘tempat-tempat naik’ atau 'anak tangga yang dipakai untuk naik'.
Pengertian Isra adalah berangkatnya Rasulullah saw. oleh Tuhannya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa. Sementara pengertian Miraj adalah berangkatnya Rasulullah saw. dari Masjidil Aqsa naik ke langit tujuh lapis ke Sidratul Muntaha dan ke Mustawa.
ADVERTISEMENT
Sepanjang perjalanannya, banyak hal yang disaksikan Nabi Muhammad, sebagai bukti keagungan Allah swt. dan kasih sayangnya kepada hamba-Nya yang muhsin.
Jadi, pengertian Isra Miraj adalah perjalanan Nabi Muhammad saw. dari Masjidil Haram di Mekkah hingga Masjidil Aqsa di Palestina dan terus naik menghadap Tuhan hingga sampai batas terjauh yang bisa dicapai makhluk yaitu Sidratul Muntaha.
Pengertian di atas telah mewakili banyak pendapat tentang definisi Isra Miraj. Sementara tentang waktu terjadinya Isra Miraj, mayoritas ulama sepakat bahwa peristiwa tersebut terjadi setelah Fatimah lahir.
Tanggal terjadinya Isra Miraj menurut Ibdul Munir al-Harbi sebagai pendapat terkuat yaitu pada 27 Rabiul Akhir, sebelas bulan sebelum Nabi saw. hijrah. Sejarah mencatat bahwa peristiwa hijrah terjadi pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal.
ADVERTISEMENT
Jika tanggal 12 Rabiul Awwal tahun itu adalah hari Senin, maka sudah pasti tanggal 1 Rabiul Awwal jatuh pada hari Kamis.
Ayat Al-Quran tentang Peristiwa Isra Miraj
Kisah perjalanan Isra dan Miraj Rasulullah saw. memang sulit diterima akal sehat. Namun nyatanya, keberangkatan Rasul dari Mekkah ke Palestina, berlanjut ke Sidratul Muntaha dijelaskan Allah swt. di dua surah yang berbeda dalam Al-Quran.
Perjalan Isra (perjalanan bumi) disebutkan dalam Surah Al-Isra' (17): 1 yang bunyinya sebagai berikut:
"Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat" (QS. Al-Isra, [17]:1).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, kisah Miraj (naik ke langit) disebutkan Allah sawt. dalam surah Al-Najm (53): 12-18 yang bunyinya sebagai berikut:
"Maka, apakah kaum (musyrik Mekah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya? (12) Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (13) (yaitu) di Sidratul Muntaha. (14) Di dekatnya ada surga tempat tinggal, (15) (Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratul Muntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya. (16) Penglihatannya (Muhammad) tidak berpaling dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. (17) Sesungguhnya dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kekuasaan) Tuhannya yang paling besar. (18)" (QS. An-Najm, [53]:12-18).
Tujuan Isra Miraj
Tujuan utama dari peristiwa Isra dan Miraj ini adalah untuk menjemput perintah salah fardu lima waktu dan untuk memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan dan Kebesaran Allah swt. secara langsung sebagaimana yang ditegaskan dalam Surah Al-Isra ayat 1.
ADVERTISEMENT
Selain itu, tujuan yang tidak kalah pentingnya dari perjalanan tersebut adalah bahwa Allah Swt. ingin menghibur kekasih-Nya Nabi Muhammad saw. yang saat itu sedang berduka selama masa dakwah di Mekka.
Dalam waktu yang bersamaan, beliau ditinggal dua sosok yang paling dicintainya yaitu Khadijah, istri tercinta dan Abu Thalib, paman yang selalu melindungi dan membela beliau sejak usia 8 tahun.
Melalui peristiwa Isra Miraj, Allah Swt. mempertemukan Nabi saw. dengan nabi-nabi sebelumnya dan menunjukkan bahwa mereka juga mengalami masa-masa sulit selama berdakwah. Di samping itu, Rasulullah saw. menerima wahyu berupa perintah salat dalam sehari seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadis dari Anas bin malik ra. Rasulullah bersabda:
"... Tatkala perintah Allah memenuhi Sidratul Muntaha, maka Sidratul Muntaha berubah dan tidak ada seorang pun dari makhluk Allah yang bisa menjelaskan sifat-sifat Sidratul Muntaha karena keindahannya. Maka, Allah Subhanahu wa Ta'ala memberiku wahyu dan mewajibkan kepadaku salat 50 kali dalam sehari semalam. ..." (HR. Muslim no 162, sahih).
ADVERTISEMENT
Sebelum wahyu salat fardu lima waktu diturunkan, umat Islam diwajibkan untuk melaksanakan salat 50 kali dalam sehari. Namun, setelah Rasulullah saw. beberapa kali bertemu Allah Swt. jumlah tersebut berkurang menjadi lima kali dalam sehari.
Dari peristiwa Isra Miraj inilah yang menjadi cikal-bakal kewajiban salat fardu lima waktu bagi umat Islam.
Hikmah Isra Miraj
Meskipun peristiwa Isra Miraj merupakan sebuah pengalaman khusus yang merupakan mukjizat bagi Rasulullah saw. terdapat sejumlah hikmah yang dapat dipetik dari perjalanan beliau. Adapun hikmah dari peristiwa Isra Miraj Rasulullah saw. adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Itulah penjabaran tentang apa itu Isra Miraj, mulai dari definisi, ayat tentang peristiwa tersebut, tujuan perjalanan Rasulullah Saw. dan hikmah yang bisa didapatkan dari peristiwa besar itu bagi umat Islam.
Jika Isra adalah perjalanan yang merupakan mukjizat dimana tidak satupun penduduk bumi mampu melakukannya, maka Miraj adalah perjalanan luar biasa yang tidak akan mampu dilakukan oleh penduduk langit sekalipun.
Bukankah telah disebutkan kisah Isra Miraj Nabi saw. bahwa Jibril hanya mampu berjalan menemani beliau sampai Sidratul Muntaha, sementara perjalanan berikutnya hanya Nabi Muhammad saw. yang bisa melakukannya untuk bertemu langsung dengan Tuhan di tempat yang hanya diketahui oleh Allah Swt. dan Nabi Muhammad saw. saja. (LAIL)
ADVERTISEMENT