Konten dari Pengguna

5 Alur Distribusi Barang Dalam Ekosistem E-commerce Indonesia

iPrice Trend
Konten terkini seputar belanja online, riset e-commerce, elektronik dan lainnya dari situs perbandingan harga, iPrice Indonesia.
15 Juli 2019 9:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari iPrice Trend tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketika pembeli selesai memesan barang dari etalase belanja online, berarti mereka telah percaya bahwa perusahaan e-commerce yang menjual barang itu juga sanggup mengirimnya ke alamat yang dituju.
ADVERTISEMENT
Di industri e-commerce Indonesia, rebut-rebutan kepercayaan konsumen bukanlah hal baru. Banyak perusahaan menghadirkan narasi tentang pengiriman barang yang mudah, murah, cepat, dan tepat untuk menggaet kepercayaan calon pembeli. Kami di iPrice menemukan lima alur distribusi yang biasa ditempuh untuk mengantar barang ke konsumen dalam industri ini.
Tapi apa benar pendistribusian barang di industri e-commerce semudah yang digembar-gemborkan? Ataukah justru alur distribusi barang sejatinya adalah proses yang berbelit-belit? Anda bisa nilai sendiri setelah mengetahui masing-masing alur distribusi di bawah ini.
Perusahaan E-commerce > Pembeli
Perkembangan teknologi mendorong perubahan pada aktivitas perusahaan. Jika dulu suatu perusahaan sebatas memproduksi barang, maka kini mereka juga bisa melakukan aktivitas multi aspek. Salah satunya yakni menunaikan proses distribusi secara mandiri. Barang-barang yang telah mereka produksi dapat langsung dikirim ke pembeli menggunakan tim pengiriman sendiri.
ADVERTISEMENT
Perusahaan yang memiliki alur distribusi mandiri biasanya juga menerapkan konsep satu pintu dalam layanan belanja online. Maksud satu pintu ini yakni menjadikan halaman situs perusahaannya sebagai platform memajang produk sekaligus tempat transaksi langsung yang didukung jasa pengiriman.
Jadi begitu pembeli menyelesaikan transaksinya, barang yang dipesan akan langsung dikemas dan diproses tim pengiriman ke alamat tujuan. Perusahaan berjenis Business to Consumer (B2C) seperti Sephora, Brodo, dan Alfacart kerap menggunakan alur distribusi langsung ini.
Perusahaan E-commerce > Perusahaan Ekspedisi > Pembeli
Tidak semua perusahaan e-commerce mampu membina tim distribusi sendiri. Terlebih, geografis pasar Indonesia begitu luas untuk dijangkau. Karenanya, masih banyak perusahaan yang hanya berfokus untuk pengadaan dan penjual produk dari situs mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Calon pembeli tetap bisa memilih produk dan melakukan transaksi di situs perusahaan terkait. Tapi begitu pembayaran telah dilunasi, produk yang dipilih pembeli akan diantar perusahaan e-commerce ke perusahaan ekspedisi eksternal. Ketika sampai di perusahaan ekspedisi, tim pengiriman terlebih dulu mendata dan menyortir alamat barang sebelum diantar ke pembeli.
Terkadang proses ini memakan waktu lebih lama jika kuantitas barang yang masuk ke gudang perusahaan ekspedisi membludak. Dalam beberapa kondisi, perusahaan ekspedisi dapat pula menjemput barang pesanan langsung dari warehouse perusahaan e-commerce. Perusahaan B2C seperti Bukupedia dan Alfacart kerap mengandalkan alur distribusi ini untuk pengiriman produk ke pembeli.
Penjual Online > Perusahaan Ekspedisi > Pembeli
Jumlah pedagang online di Indonesia semakin subur seiring bertambah populernya platform e-commerce dan e-marketplace. Dengan adanya platform itu, kini para penjual tidak perlu lagi bergantung dengan keberadaan gudang atau toko fisik untuk menyimpan barang jualan. Mereka dapat berjualan di manapun berada. Para pedagang cukup mengiklankan barang di platform terkait.
ADVERTISEMENT
Begitu ada pembeli yang membeli barang, pedagang di platform e-commerce/e-marketplace akan mengemas barang itu untuk kemudian diantar ke perusahaan ekspedisi eksternal. Ada banyak perusahaan ekspedisi yang diberdayakan pedagang online. Mulai dari pemain ekspedisi lama seperti JNE, TIKI, POS Indonesia, hingga penyedia layanan pengiriman berbasis aplikasi seperti Go-Send dan Grab Express. Pembeli juga dapat memilih sendiri perusahaan ekspedisi yang tertera di etalase toko online terkait.
Alur distribusi seperti ini dapat ditemukan di platform e-commerce dan e-marketplace seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Lazada, Sorabel, Elevenia, dan Maskoolin yang mewadahi pedagang-pedagang online skala kecil dan menengah.
Penjual Online > Perusahaan E-commerce > Pembeli
Di samping menyediakan wadah berjualan, sejumlah perusahaan e-commerce juga menawarkan slot warehouse mereka pada pedagang online sebagai tempat penyimpanan sementara barang yang akan dijual. Selain berguna sebagai tempat penyimpanan sementara, keberadaan warehouse yang dikelola langsung perusahaan e-commerce dapat memudahkan pedagang dalam mengurus aspek pengiriman barang.
ADVERTISEMENT
Dengan kata lain, pedagang menyerahkan inventarisnya ke perusahaan e-commerce untuk menangani setiap pengiriman dengan maksimal. Mulai dari pengemasan barang, pendataan alamat, hingga pengiriman ke alamat pembeli. Perusahaan e-commerce B2C seperti Blibli, Zalora, JD.id, Orami menjadikan alur ini sebagai rantai distribusi utama mereka. Perusahaan yang menggabungkan konsep B2C dan C2C seperti Lazada juga menggunakan alur ini sebagai salah satu opsi pengiriman barang ke pembeli.
Penjual Online > Perusahaan E-commerce > Perusahaan Ekspedisi > Pembeli
Alur terakhir ini juga menyertakan slot warehouse sebagai tempat penyimpanan barang. Hanya saja, perusahaan e-commerce yang menggunakan alur ini umumnya tidak punya tim kurir sendiri. Karenanya, mereka memanfaatkan perusahaan ekspedisi eksternal untuk memproses pengiriman barang ke pembeli.
ADVERTISEMENT
Ketika pembeli menyelesaikan transaksinya dengan penjual online yang ada di platform e-commerce terkait, barang yang dipesan akan dikemas di warehouse perusahaan e-commerce itu. Setelah dianggap memenuhi prosedur pengemasan, barang itu akan diambil/dikirim ke perusahaan ekspedisi eksternal. Di perusahaan ekspedisi, barang itu kembali diproses dan disortir berdasarkan daerah tujuan. Setelah semuanya selesai, barang akan mulai didistribusikan ke alamat pembeli.
Sejumlah perusahaan C2C seperti JakMall, Tees.id, Otten Coffee menggunakan alur ini untuk mengirim barang. Perusahaan B2C seperti Matahari.com juga menyertakan alur ini dalam pendistribusian produk-produknya.