Konten dari Pengguna

Suku Bunga Fluktuatif, Lebih Menguntungkan Investasi Deposito atau Reksa Dana?

Muhammad Iqbal Awaludien
Berbagi informasi dan gagasan. Semoga suka, semoga menginspirasi.
12 Desember 2024 16:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Iqbal Awaludien tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tanpa mengetahui kenaikan dan penurunan suku bunga acuan dari Bank Indonesia, sejatinya investasi deposito dan reksa dana bisa dilakukan. Apalagi di zaman digital ini, membeli produk investasi bisa melalui aplikasi mobile di dalam ponsel pintar.
Sumber gambar: https://teropongbisnis.id
zoom-in-whitePerbesar
Sumber gambar: https://teropongbisnis.id
Namun, tak ada salahnya kita bahas sekilas pengaruh suku bunga terhadap deposito.
ADVERTISEMENT

Pengaruh Suku Bunga Terhadap Deposito

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 15-16 Oktober 2024, memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00%. Turun 25 basis poin dari suku bunga sebelumnya pada 23-24 April 2024 sebesar menjadi 6,25%.
Penurunan suku bunga acuan ini berpotensi diikuti oleh penurunan Suku Bunga Penjaminan yang ditetapkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Sebaliknya, kenaikan suku bunga acuan BI berpotensi meningkatkan suku bunga deposito.
Sebagai ilustrasi, ketika suku bunga acuan masih 6,25%, bunga tertinggi deposito bank swasta mencapai 4,75% per tahun. Sementara ketika suku bunga acuan turun menjadi 6,00% pada Oktober 2024, dilansir finansial.bisnis.com, suku bunga deposito turun menjadi 4,14%
Selain terhadap deposito, kenaikan dan penurunan suku bunga acuan BI pun akan berpengaruh terhadap reksa dana, terutama reksa dana pasar uang. Pasalnya, reksa dana pasar uang menempatkan sebagai besar dana investor ke deposito.
Sumber gambar: https://ikpi.or.id
Namun, karena Manajer Investasi –profesional yang mengelola reksa dana– melakukan diversifikasi reksa dana ke efek-efek lain, seperti Sertifikat Utang Negara (SUN), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), obligasi, dan sukuk, penurunan nilai reksa dana saat suku bunga acuan BI juga turun, takkan begitu terasa.
ADVERTISEMENT
Itulah mengapa reksa dana pasar uang dianggap sebagai salah satu produk investasi yang stabil.

Lalu, Sebaiknya Pilih Deposito atau Reksa Dana?

Baik, kita sepakati untuk mengabaikan kenaikan dan penurunan suku bunga acuan. Karena baik deposito maupun reksa dana pasar uang sama-sama stabil dan aman, apalagi jika ditawarkan oleh bank dan manajer investasi yang sudah berizin dari Otoritas Jasa Keuangan. Akan tetapi, keduanya punya keunggulannya masing-masing. Lebih jelasnya bisa cek pada tabel ilustrasi dari Blog Bibit berikut:
Catatan: Tabel ini adalah simulasi. Persentase return dari deposito bisa berubah sewaktu-waktu sesuai dengan penurunan dan kenaikan suku bunga dan kebijakan dari bank terkait.

Return

Return deposito sudah ditentukan di awal dan tidak akan berubah sampai jatuh tempo. Hal ini membuat investor bisa mendapatkan uang plus keuntungannya saat periode deposito berakhir.
Berbeda dengan reksa dana yang relatif turun-naik. Investor jadinya tak bisa mendapatkan bunga atau return yang tetap. Namun, potensi keuntungan reksa dana pasar uang bisa lebih besar karena adanya Manajer Investasi yang bertugas mengoptimalkan performa reksa dana dan meminimalisir risiko kerugian.
ADVERTISEMENT

Pajak

Sumber gambar: reksadanacommunity.com
Deposito adalah objek pajak. Keuntungan yang kamu dapatkan saat jatuh tempo nantinya akan dipotong 20%. Sebaliknya reksa dana bukan objek pajak. Keuntungan yang kamu cairkan bisa dibilang utuh tanpa potongan apa pun. Hanya memang, saat pembelian dan penjualan, biasanya ada biaya admin untuk reksa dana.

Minimal Setor

Minimal setor dana deposito relatif besar. Tidak bisa dimulai dengan ratusan ribu apalagi puluhan ribu. Sebaliknya, reksa dana dapat diperoleh dengan modal puluhan ribu saja. Hal ini bisa menjadi solusi buat investor yang punya dana terbatas tapi ingin memulai investasi.
Perlu ditambahkan di sini adalah: Fleksibilitas. Fleksibilitas antara deposito dan reksa dana bisa menjadi pisau bermata dua. Deposito kerap dianggap kurang fleksibel karena tak bisa dicairkan kapan saja. Namun, bagi siapa pun yang punya tujuan “menyelamatkan uang” agar habis tak jelas, ini dapat menjadi solusi terbaik.
ADVERTISEMENT
Sementara reksa dana lebih fleksibel lantaran bisa dicairkan kapan saja ketika diperlukan. Contoh, ketika kebutuhan mendadak tiba-tiba datang, kita bisa menjual reksa dana dengan fitur Instant Redemption.
Bahkan. untuk tujuan jangka panjang seperti dana pensiun dan pendidikan anak reksa dana lebih bisa diandalkan lantaran kinerjanya cenderung naik seiring berjalannya waktu. Berbeda dengan deposito yang ‘hanya’ berjangka waktu setahun atau dua tahun.
Jadi, setelah menyimak penjelasan di atas, mana yang akan kamu pilih di tengah kenaikan dan penurunan suku bunga?