Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Bimbingan Konseling: Kunci Menuju Kesehatan Mental yang Lebih Baik
30 Oktober 2024 20:26 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Irma Nurhasanah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam era yang serba cepat dan penuh tuntutan ini, kesehatan mental menjadi isu yang semakin krusial. Stres, kecemasan, dan depresi menjadi gangguan yang umum dialami oleh berbagai kalangan usia. Data di Indonesia menunjukan sebanyak 6,1 % penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun keatas mengalami gangguan kesehatan mental. Selain itu ada pula berdasarkan data dari WHO, prevalensi gangguan mental di Indonesia di perkirakkan akan terus meningkat hingga tahun ini, terutama akibat dampak pandemi COVID 19. Pada tahun 2021 prevalensi gangguan mental di Indonesia mencapai 9,8 % dengan angka depresi mencapai 6,6 %. Beberapa faktor yang bekontribusi terhadap peningkatan gangguan mental di Indonesia, antara lain adalah stres, trauma, stigma sosial, dan kurangnya akses terhadap layanan kesehatan mental.
ADVERTISEMENT
Ditengah maraknya permasalahan ini, bimbingan konseling muncul sebagai salah satu solusi yang efektif. Dengan memberikan ruang yang aman dan kondusif untuk berbagi, konselor dapat membantu individu mengidentifikasi akar dari permasalahan, mengembangkan pemahaman diri yang lebih baik, serta menemukan cara-cara sehat untuk mengatasi emosi yang negatif. Bimbingan Konseling dapat menjadi pilar penting dalam menjaga kesehatan mental individu terutama ditengah meningkatnya kompleksitas masalah yang dihadapi saat ini. Tetapi bukan hanya itu saja, Bimbingan dan Konseling juga mampu membekali mereka dengan keterampilan yang baik untuk menghadapi tantangan yang akan ada di masa depan.
Adanya bimbingan dan konseling dapat membantu mereka yang mengalami gangguan kesehatan mental, karena seorang konselor atau guru BK sendiri memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman untuk membantu individu yang mengidap masalah emosional, psikologis, dan perilaku. Tugas utama mereka adalah mendengarkan dengan empati, memahami masalah klien, dan memberikan dukungan serta bimbingan yang sesuai. Tujuannya untuk membantu klien atau konseli dalam mencapai perubahan positif dalam kehidupan mereka. Konselor atau guru BK dapat bekerja secara individu, kelompok, atau keluarga untuk membantu mengatasi gangguan mental. Mereka menggunakan berbagai pendekatan terapeutik, seperti terapi kognitif perilaku, terapi psikoanalisis, terapi keluarga, berbagai pendekatan tersebut tergantung pada kebutuhan klien.
ADVERTISEMENT
Bimbingan dan konseling dapat menjadi aksesibilitas kesehatan mental yang menawarkan layanan kesehatan mental yang lebih terjangkau dan mudah diakses dibandingkan terapi individu. Selain itu layanan ini bisa dilakukan di sekolah, kampus, atau komunitas, sehingga lebih dekat dengan lingkungan sehari-hari individu. Melalui bimbingan konseling, masalah kesehatan mental dapat dideteksi sejak dini sebelum menjadi masalah yang lebih serius. Dengan penanganan dini masalah dapat diatasi lebih efektif dan mencegah dampak yang dapat menimbulkan jangka panjang.
Banyak penelitian yang menunjukkan efektivitas bimbingan konseling dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan stres pasca trauma. Pendekatan yang holistik dan berfokus pada individu dapat membuat bimbingan konseling menjadi solusi yang efektif. Selain itu ada pula peran konselor sebagai fasilitator yang mana konselor yang berperan sebagai fasilitator dapat membantu individu dalam memahami emosi, pikiran, dan perilaku mereka. Dengan bimbingan yang diberikan oleh seorang konselor, individu dapat mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Namun, meskipun potensi bimbingan dan konseling dalam mengatasi masalah kesehatan mental sangat besar, akses terhadap layanan ini masih sangat terbatas terutama di daerah-daerah terpencil dan kalangan masyarakat yang kurang mampu. Keterbatasan akses ini menjadi hambatan yang signifikan dalam upaya untuk meningkatkan kesehatan mental masyarakat. Dan untuk mengatasi masalah kesehatan mental yang semakin kompleks di zaman sekarang diperlukan upaya bersama untuk meningkatkan akses terhadap layanan bimbingan dan konseling. Pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat luas perlu bekerja sama untuk menyediakan layanan yang terjangkau, mudah diakses dan berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat.
Selain itu menurut saya keterbatasan akses, terutama di wilayah terpencil memang menjadi tantangan besar dalam penyediaan layanan bimbingan dan konseling. Sehingga, dengan adanya inovasi dan strategi yang tepat, kendala ini dapat diatasi. Berikut beberapa strategi dari saya yang dapat dipertimbangkan:
ADVERTISEMENT
1. Teknologi sebagai jembatan, kita bisa memanfaatkan teknologi informasi untuk menghubungkan antara konselor dan klien seperti melalui panggilan telepon maupun panggilan video, namun penting untuk tetap memperhatikan kestabilan sinyal dan koneksi internet sekaligus kerahasiaan data klien/konseli.
2. Mengembangkan aplikasi yang menyediakan layanan konsultasi, informasi kesehatan mental, dan self-assessment tools. Hal tersebut cukup bermanfaat karena fleksibel, mudah diakses, dan memungkinkan klien untuk berkonsultasi kapan saja dan di mana saja
3. Peningkatan sumber daya, dengan melatih individu di wilayah terpencil untuk menjadi konselor dapat membuat layanan dapat diakses secara lebih dekat.
4. Workshop dan seminar, mengadakan workshop dan seminar di wilayah terpencil untuk memberikan informasi tentang kesehatan mental dan cara mengakses layanan konseling.
ADVERTISEMENT
5. Program berkelanjutan, melakukan evaluasi secara berkala untuk mengukur efektivitas program dan melakukan perbaikan dapat membangun sinergi dengan berbagai pihak terkait, seperti pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta
Sehingga, untuk mengatasi keterbatasan akses bimbingan dan konseling di wilayah terpencil membutuhkan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan. Dengan menggabungkan teknologi, peningkatan sumber daya manusia, sosialisasi, dan kerja sama lintas sektor. Layanan konseling dapat menjangkau lebih banyak orang yang membutuhkan meskipun dari wilayah terpencil sekalipun.
Jangan biarkan masalah kesehatan mental menjadi beban yang tak tertahankan. Mari kita jadikan bimbingan konseling sebagai bagian integral dari kehidupan kita, ajaklah lingkungan sekitar untuk peduli. Dukunglah inisiatif yang memperluas akses layanan konseling, dan jadilah bagian dari solusi. Bimbingan konseling telah terbukti efektif dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan mental, dengan akses yang lebih luas dan dukungan yang kuat kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih sehat secara mental.
ADVERTISEMENT
Mari kita terus berupaya untuk menghilangkan stigma, meningkatkan kesadaran, dan memperkuat sistem layanan konseling di Indonesia, meskipun bimbingan konseling menawarkan banyak manfaat, masih banyak penelitian yang perlu dilakukan untuk mengoptimalkan layanan ini. Mari kita mendukung penelitian lebih lanjut di bidang kesehatan mental, khususnya terkait dengan efektivitas berbagai pendekatan konseling dan pengembangan model layanan yang inovatif.
disusun oleh: Irma Nur Hasanah dan Prof. Dr. Andayani, M.Pd.