Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ketika Kebohongan Yang Diulang Menjadi Kebenaran Yang Diyakini
22 Agustus 2024 7:50 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Irman Ichandri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh : Irman Ichandri, S.Pd., M.H.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar pepatah "bohong seribu kali pun tetap bohong," namun realitasnya tidak selalu demikian. Ada fenomena psikologis yang dikenal sebagai "illusory truth effect," di mana kebohongan yang diulang-ulang berpotensi diterima sebagai kebenaran. Fenomena ini bukanlah hal yang asing dalam masyarakat, terutama di era informasi yang serba cepat dan meluas seperti saat ini.
ADVERTISEMENT
Memahami Illusory Truth Effect
Illusory truth effect adalah sebuah fenomena psikologis di mana individu lebih cenderung menerima informasi yang salah sebagai benar ketika informasi tersebut diulang-ulang. Fenomena ini pertama kali diperkenalkan oleh para psikolog pada tahun 1977 dalam sebuah studi yang menunjukkan bahwa manusia lebih mudah mempercayai informasi yang sudah familiar bagi mereka, meskipun informasi tersebut keliru. Dalam studi tersebut, para partisipan diberikan sejumlah pernyataan, beberapa di antaranya benar dan lainnya salah. Ketika pernyataan yang salah diulang beberapa kali, para partisipan lebih cenderung menerima pernyataan tersebut sebagai kebenaran.
Mengapa Kebohongan yang Diulang Bisa Menjadi Kebenaran?
Ada beberapa alasan mengapa kebohongan yang diulang-ulang dapat diterima sebagai kebenaran. Pertama, otak manusia memiliki kecenderungan untuk menyukai familiaritas. Ketika suatu informasi diulang-ulang, informasi tersebut menjadi lebih familiar, dan otak manusia akan lebih mudah menerima informasi yang familiar sebagai sesuatu yang benar. Kedua, pengulangan informasi juga dapat mengurangi upaya kognitif yang diperlukan untuk memproses informasi tersebut. Dengan kata lain, otak manusia cenderung untuk tidak mempertanyakan informasi yang sudah sering didengar karena dianggap lebih mudah diterima.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pengaruh sosial dan media juga memainkan peran penting dalam memperkuat illusory truth effect. Di era media sosial dan internet, informasi menyebar dengan sangat cepat dan dalam jumlah yang besar. Ketika sebuah kebohongan atau misinformasi diulang-ulang melalui berbagai saluran media, individu cenderung lebih mudah mempercayai informasi tersebut, terutama jika informasi tersebut selaras dengan keyakinan atau pandangan mereka sebelumnya.
Dampak Illusory Truth Effect dalam Masyarakat
Illusory truth effect memiliki dampak yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari politik, ekonomi, hingga hubungan sosial. Dalam dunia politik, misalnya, politisi atau kelompok tertentu dapat menggunakan illusory truth effect untuk memanipulasi opini publik. Dengan mengulang-ulang klaim tertentu, meskipun tidak berdasar, politisi dapat mempengaruhi persepsi publik dan membentuk narasi yang mendukung agenda mereka.
ADVERTISEMENT
Di bidang ekonomi, illusory truth effect juga dapat mempengaruhi keputusan konsumen. Perusahaan atau pemasar dapat menggunakan strategi pengulangan untuk mempromosikan produk atau layanan mereka. Ketika konsumen terus-menerus terpapar pada pesan-pesan iklan yang sama, mereka mungkin mulai mempercayai klaim yang dibuat, meskipun klaim tersebut mungkin tidak sepenuhnya benar.
Dalam hubungan sosial, illusory truth effect dapat menyebabkan kesalahpahaman dan perpecahan. Ketika seseorang terus-menerus mendengar desas-desus atau informasi yang salah tentang individu lain, mereka mungkin mulai mempercayai informasi tersebut sebagai kebenaran. Hal ini dapat merusak hubungan interpersonal dan menciptakan ketidakpercayaan.
Bagaimana Mengatasi Illusory Truth Effect?
Mengatasi illusory truth effect bukanlah tugas yang mudah, terutama di era informasi saat ini. Namun, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk meminimalkan dampaknya. Pertama, penting untuk selalu memverifikasi informasi sebelum menerima atau menyebarkannya. Dalam era di mana informasi dapat dengan mudah diakses dan disebarluaskan, penting untuk memastikan bahwa informasi yang diterima atau disebarkan berasal dari sumber yang dapat dipercaya.
ADVERTISEMENT
Kedua, meningkatkan literasi media dan kemampuan berpikir kritis juga penting dalam mengatasi illusory truth effect. Dengan kemampuan berpikir kritis, individu akan lebih mampu mempertanyakan informasi yang diterima dan tidak mudah terpengaruh oleh pengulangan informasi yang salah.
Selain itu, penting juga untuk menciptakan lingkungan yang mendorong dialog terbuka dan diskusi yang sehat. Dengan membangun komunikasi yang terbuka dan jujur, individu dapat lebih mudah mengidentifikasi dan menghadapi informasi yang salah.
Illusory truth effect adalah fenomena yang menunjukkan betapa mudahnya manusia dapat dipengaruhi oleh pengulangan informasi, meskipun informasi tersebut salah. Dalam konteks masyarakat yang dipenuhi dengan informasi yang berlimpah, fenomena ini menjadi semakin relevan dan penting untuk diperhatikan. Dampaknya dapat merambat ke berbagai aspek kehidupan, mulai dari politik, ekonomi, hingga hubungan sosial. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk lebih kritis dan berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi, serta untuk selalu memverifikasi kebenaran informasi sebelum menerimanya sebagai fakta. Dengan demikian, kita dapat membantu mengurangi dampak negatif dari illusory truth effect dan membangun masyarakat yang lebih informasi dan sadar akan kebenaran.
ADVERTISEMENT