Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.0
Konten dari Pengguna
Anak dan Iklan Rokok
28 Juli 2024 12:39 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Yayuk Lestari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dampak Iklan Rokok terhadap Anak
ADVERTISEMENT
Iklan rokok di berbagai media telah menimbulkan kekhawatiran besar terkait dampaknya terhadap anak-anak. Sebagai salah satu pasar industri tembakau terbesar, Indonesia menghadapi tantangan besar dalam melindungi anak-anak dari pengaruh negatif iklan rokok yang masif dan manipulatif. Negara memiliki kewajiban untuk melindungi anak-anak dari segala bentuk intervensi industri rokok melalui regulasi pengendalian tembakau yang ketat. Pemerintah harus tegas dalam menyusun dan menegakkan regulasi yang melarang segala bentuk iklan, promosi, dan sponsor rokok. Sepanjang pemerintah bersikap permisif terhadap campur tangan industri tembakau dalam proses penyusunan regulasi, maka regulasi pengendalian tembakau akan semakin lemah. Hal ini akan berdampak buruk pada anak-anak, karena mereka akan terus menjadi target pemasaran industri rokok.
ADVERTISEMENT
Perokok di Indonesia masih menjadi masalah besar, terutama di kalangan laki-laki dan remaja. Data dari Kementerian Kesehatan (2023) menunjukkan lebih dari 70 juta orang di Indonesia adalah perokok aktif, dengan mayoritasnya adalah anak muda. Penyebaran rokok elektrik juga meningkat, dengan prevalensi naik dari 0,3% pada 2019 menjadi 3% pada 2021. Pemasaran yang agresif dari industri tembakau berperan besar dalam meningkatkan jumlah perokok. Industri ini menggunakan berbagai strategi, seperti menyebarkan informasi menyesatkan, memberikan biaya pendidikan, dan membuat rokok elektrik dalam berbagai varian rasa untuk menarik perhatian remaja.
Dampak Negatif Iklan Rokok pada Anak-Anak
Iklan rokok yang sering kali menggambarkan gaya hidup keren, glamor, dan penuh petualangan dapat menarik perhatian anak-anak dan remaja dengan sangat efektif. Iklan tersebut sering menampilkan tokoh-tokoh yang tampak stylish, sukses, dan berkarisma, serta memanfaatkan musik, visual, dan bahasa yang menarik untuk menciptakan citra positif seputar merokok. Dengan cara ini, anak-anak dan remaja mungkin mulai melihat merokok sebagai simbol status, keberanian, atau kebebasan, serta menganggapnya sebagai sesuatu yang trendi dan menarik.
ADVERTISEMENT
Akibatnya, persepsi mereka tentang merokok dapat berubah drastis; mereka mulai berpikir bahwa merokok adalah bagian dari kehidupan sosial yang normal dan tidak berbahaya. Ini sangat memprihatinkan karena banyak anak-anak dan remaja yang akhirnya mencoba rokok karena merasa terpengaruh oleh pesan-pesan tersebut. Mereka mungkin tidak sepenuhnya menyadari risiko kesehatan yang menyertainya, seperti kecanduan nikotin, gangguan pernapasan, dan penyakit jantung, karena iklan-iklan tersebut jarang menunjukkan dampak negatif yang sebenarnya dari merokok.
Lebih lanjut, paparan terus-menerus terhadap iklan rokok ini dapat mempengaruhi norma-norma sosial di kalangan anak-anak dan remaja, membuat mereka lebih toleran terhadap penggunaan rokok dan lebih cenderung terlibat dalam perilaku merokok. Hal ini meningkatkan kemungkinan bahwa mereka akan menjadi perokok aktif di masa depan, yang berdampak pada kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2023, laporan dari Yayasan Lentera Anak mengungkapkan bahwa banyak warung dan toko di sekitar sekolah yang memasang iklan rokok secara mencolok. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena anak-anak sekolah menjadi target langsung dari pemasaran rokok. Iklan-iklan tersebut sering kali dipasang di tempat yang mudah dilihat oleh siswa, seperti di depan pintu masuk toko atau di jendela, sehingga sangat menarik perhatian anak-anak.
Selain itu, Yayasan Lentera Anak juga menemukan bahwa banyak kegiatan yang melibatkan anak-anak, seperti festival, acara olahraga, dan kegiatan ekstrakurikuler, mendapatkan sponsor dari industri rokok. Sponsorship ini sering kali disertai dengan pemasangan logo dan nama merek rokok di berbagai tempat acara, termasuk di panggung, spanduk, dan bahkan di seragam peserta. Hal ini membuat produk rokok terlihat menarik dan glamor di mata anak-anak, yang dapat meningkatkan minat mereka untuk mencoba merokok.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, laporan tersebut menunjukkan bahwa strategi pemasaran rokok semakin agresif dengan memanfaatkan media sosial dan influencer yang memiliki pengikut anak-anak dan remaja. Industri rokok menggunakan platform seperti Instagram dan TikTok untuk mempromosikan produk mereka secara terselubung, sering kali dengan menyamarkan iklan sebagai konten hiburan atau gaya hidup.
Situasi ini memicu kekhawatiran serius mengenai kesehatan anak-anak dan remaja, mengingat mereka menjadi lebih rentan terhadap pengaruh negatif dari iklan rokok. Yayasan Lentera Anak mengajak pemerintah dan masyarakat untuk mengambil tindakan tegas dalam mengawasi dan mengendalikan pemasaran rokok, terutama yang menyasar anak-anak, guna melindungi generasi muda dari bahaya merokok.
Strategi Perlindungan dan Regulasi
Negara harus hadir memberikan perlindungan kepada anak dari segala bentuk intervensi industri rokok melalui regulasi pengendalian tembakau yang kuat. Sepanjang pemerintah bersikap permisif terhadap campur tangan industri tembakau dalam proses penyusunan regulasi, maka dapat dipastikan regulasi pengendalian tembakau semakin lemah. Ini tentunya akan berdampak kepada anak-anak karena mereka akan terus menerus menjadi target pemasaran industri rokok yang masif dan manipulatif. Regulasi yang lemah cenderung akan berpihak kepada kepentingan industri tembakau, bukan kepada kepentingan terbaik bagi anak.
ADVERTISEMENT
Pemasaran rokok yang agresif di Indonesia terlihat jelas dari berbagai strategi yang digunakan oleh industri tembakau. Iklan rokok tersebar di televisi, sponsor acara hiburan, maupun olahraga seperti konser musik dan turnamen bulu tangkis. Hampir tidak ada peristiwa olahraga besar atau kecil yang bebas dari sponsor rokok di Indonesia. Meskipun iklan rokok relatif sedikit di media cetak, promosi produk ini menjadi salah satu sumber perolehan dana terbesar kelompok televisi. Data Nielsen menunjukkan bahwa belanja iklan rokok mencapai Rp 4,5 triliun di semester I 2022.
Pemerintah harus melarang segala bentuk promosi rokok dalam kegiatan yang melibatkan banyak pemuda, seperti konser, turnamen olahraga, dan kegiatan lainnya. Pemerintah harus hadir memberikan perlindungan kepada anak dari segala bentuk intervensi industri rokok melalui regulasi pengendalian tembakau yang kuat. Hanya dengan langkah nyata kita bisa menciptakan perubahan positif untuk masa depan yang lebih sehat.
ADVERTISEMENT