Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Kasus Panic Buying
11 Juli 2021 5:23 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:01 WIB
Tulisan dari ISMAIL tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia akhir-akhir ini sedang dihebohkan karena ada nya video yang ramai di media sosial,video itu berisikan di sebuah tempat perbelanjaan yang menjual susu beruang diserbu oleh beberapa orang yang katanya susu beruang ini bisa mencegah virus COVID-19, apakah benar kalau susu ini dapat mencegah COVID-19 ?
Mari kita bahas dahulu satu persatu, apa sih panic buying itu ?
ADVERTISEMENT
Jadi Panic Buying itu adalah pembelian secara berlebihan atau penimbunan suatu barang karena didasari rasa panik dan ketakutan berlebihan, menurut sosiolog Universitas Sebelas Maret, Drajat Tri Kartono Panic buying itu terjadi akibat adanya demonstration effect yang di mana seseorang akan meniru perilaku yang banyak dilakukan oleh orang lain.
Panic buying lebih sering terjadi di negara negara yang maju atau industri karena banyak orang yang berharap mereka bisa mengakses makanan serta barang barang yang ada di supermarket dengan mudah, contoh nya ketika sebelum pandemi COVID-19 ada ternyata kasus panic buying sudah terjadi ketika pandemi SARS 2003 di Cina dan Hongkong yang akibatnya di negara tersebut kekurangan garam, beras, cuka, minyak sayur, masker, dan obat obatan dalam waktu yang singkat.
ADVERTISEMENT
Lalu apakah benar susu beruang dapat mencegah COVID-19?
Menurut pakar gizi dan pendiri Remanlay Institute, Dokter Tan Shot Yen “ Tidak ada studi ilmiah yang menghubungkan konsumsi susu dan pencegahan penularan COVID-19. Satu satu nya yang dapat mencegah terjadi nya penularan adalah dengan menerapkan protokol kesehatan ketat, ” tegasnya.
Singkatnya adalah susu beruang tidak dapat mencegah atau bahkan mengobati virus COVID-19, semua komposisi yang terdapat di dalam susu hampir semua nya sama dan tidak ada yang dapat mencegah virus COVID-19 selain kita melakukan itu sendiri seperti memakai masker, mengikuti protokol kesehatan, tetap di rumah, dan selalu menjaga daya tahan tubuh.
Panic buying yang terjadi beberapa waktu lalu membuat saya berpikir untuk apa membeli barang yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan COVID-19? Padahal kalau membeli banyak barang-barang pun tidak dapat menyebabkan seseorang itu menjadi lebih baik dan kebal terhadap virus COVID-19, justru dari mereka lah yang berkerumun tanpa menjaga jarak yang akan menyebarkan virus COVID-19 tersebut.
ADVERTISEMENT
penyebab terjadi nya panic buying di antara nya adalah menelan berita secara mentah mentah dan tidak mau untuk mencari fakta dari berita tersebut apalagi masyarakat Indonesia kebanyakan masih banyak yang percaya mitos sehingga banyak informasi seperti ini yang seharusnya tidak langsung dipercayai.
Tindakan yang dilakukan sebagian masyarakat dengan membeli banyak barang justru akan membuat barang menjadi langka yang sebenarnya itu tidak perlu terjadi dan ketika barang itu sudah langka maka akan menyebabkan harga yang melonjak naik lebih mahal dibanding harga biasanya serta pada akhirnya malah akan ada orang-orang yang memanfaatkan situasi menjadi ladang bisnis.
Seperti yang terjadi akhir-akhir ini adalah ketika banyak orang yang berbondong-bondong membeli tabung oksigen dan akhirnya terjadi kelangkaan pada tabung oksigen tersebut sehingga menimbulkan beberapa orang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan untuk bisnis dengan menaikkan harga berkali lipat dari harga biasanya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu ke depannya diharapkan agar siapa pun tidak menelan informasi secara mentah mentah sehingga tidak menyebabkan kejadian yang seharusnya tidak terjadi seperti kasus panic buying susu beruang dan kasus kelangkaan tabung oksigen, lebih bisa mencermati lagi atas apa yang dilihat maupun di dengar.
Semoga bermanfaat.