Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Sambut Gagasan Natalius Pigai untuk Kemajuan HAM di Indonesia
29 Oktober 2024 10:43 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Pusinfo FPSH HAM tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Forum Pelajar Sadar Hukum HAM Jawa Barat periode 2018-2023, Nandi, menyampaikan dukungan penuh atas gagasan besar Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai yang ingin memperkuat pendidikan dan pemahaman HAM di Indonesia. Pigai mengusulkan pendirian Universitas HAM bertaraf internasional, yang terintegrasi dengan Pusat Studi HAM, Laboratorium HAM termasuk bidang forensik, serta Rumah Sakit HAM. Tak hanya itu, ia juga menginisiasi program "Desa Sadar HAM" di 79 ribu desa dan kelurahan se-Indonesia untuk meningkatkan kesadaran HAM di masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Saya sangat mengapresiasi ide besar Bapak Natalius Pigai ini. Pendirian Universitas HAM bertaraf internasional bisa menjadi langkah awal untuk menciptakan generasi muda yang benar-benar memahami hak asasi manusia, sehingga mereka tidak hanya paham teori, tetapi juga siap menghadapi berbagai tantangan HAM di lapangan,” ujar Nandi dalam wawancara, Selasa (29/10/2024).
Menurut Nandi, Pusat Studi HAM yang diusulkan Pigai memiliki potensi besar untuk menjadi pusat riset HAM Asia Tenggara. Dengan adanya pusat studi ini, Indonesia diharapkan mampu menghasilkan kebijakan HAM berbasis riset yang mendalam. “Dengan universitas ini, kita bisa menjadi referensi bagi negara-negara lain di kawasan dan mengukuhkan posisi Indonesia sebagai pelopor HAM di Asia Tenggara,” tambahnya.
Selain itu, Nandi menyoroti pentingnya keberadaan Laboratorium HAM dan Rumah Sakit HAM. Ia menilai, laboratorium tersebut akan sangat membantu penegak hukum dalam menyelidiki kasus-kasus pelanggaran HAM dengan bukti yang kuat. “Laboratorium HAM, terutama bidang forensik, bisa menjadi alat penting untuk mengungkap kasus-kasus pelanggaran HAM yang sering kali sulit dibuktikan. Ini bisa menjadi langkah maju dalam mewujudkan keadilan di negara kita,” ungkap Nandi.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, ia menegaskan pentingnya Rumah Sakit HAM untuk memberikan dukungan kepada korban pelanggaran HAM, baik dari segi fisik maupun mental. "Rumah sakit yang dikhususkan bagi korban pelanggaran HAM menunjukkan perhatian konkret negara terhadap pemulihan hak mereka. Dengan pendekatan ini, kita bisa membantu para korban untuk kembali pulih dan mendapatkan hak-haknya sebagai manusia," jelasnya.
Tidak kalah penting, program "Desa Sadar HAM" yang diusulkan Pigai juga mendapat respons positif dari Forum Pelajar Sadar Hukum HAM Jawa Barat. Menurut Nandi, program ini akan menjadi langkah penting dalam menanamkan nilai-nilai HAM di tingkat akar rumput. “Desa Sadar HAM bisa menjadi model pembelajaran bagi masyarakat luas. Dengan adanya desa yang sadar HAM, masyarakat dapat memahami hak-hak mereka sekaligus menjadi agen perubahan dalam mengurangi pelanggaran HAM di tingkat komunitas,” katanya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Nandi menyadari bahwa realisasi gagasan ini memerlukan dukungan penuh dari pemerintah, baik dalam aspek regulasi maupun pendanaan. “Tentu, dukungan kebijakan dari pemerintah sangat dibutuhkan, serta kolaborasi dengan organisasi HAM internasional. Program ini tidak hanya besar, tapi juga penting untuk masa depan HAM di Indonesia,” pungkasnya.
Gagasan Natalius Pigai ini disambut baik oleh berbagai pihak, termasuk Forum Pelajar Sadar Hukum HAM Jawa Barat. Dengan adanya Universitas HAM, Laboratorium HAM, Rumah Sakit HAM, serta Desa Sadar HAM, Indonesia diharapkan dapat memperkuat komitmen HAM dan menjadi contoh dalam penghormatan, perlindungan, serta pemenuhan hak asasi manusia di tingkat internasional.