Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Kasus Tewasnya Ibu dan Anak di Cinere dalam Sudut Pandang Arthur Schopenhauer
15 Oktober 2023 14:24 WIB
Tulisan dari Jessica Patrice tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Polda Metro Jaya pada akhirnya menyimpulkan penyebab kematian ibu Grace Arijani Harapan (64 tahun) dan anaknya David Ariyanto Wibowo (38 tahun) di Cinere, Depok, Jawa Barat disebabkan bunuh diri. Kematian mereka terjadi setelah mengurung diri di kamar mandi rumah berukuran 1,8 x 1 meter setinggi 2,3 meter sambil menghirup dupa . Semasa hidupnya David dan Grace dikenal sebagai pribadi yang tertutup dan tidak percaya dengan orang lain atau paranoid setelah kematian dari ayah mereka 10 tahun.
ADVERTISEMENT
Ketua Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (APSIFOR), Nathanael EJ Sumampouw dalam konferensi pers yang diadakan oleh Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan hari Jumat tanggal 6 Oktober 2023 yang menyatakan bahwa Ibu Grace memiliki kepribadian paranoid dengan kecenderungan mengalami delusi (Mengkaji dari mayoclinic, gangguan mental yang menyebabkan seseorang meyakini sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi), depresi, menarik diri dan kurang merawat diri. Sedangkan anaknya David mengalami karakteristik skizoid (Mengkaji dari Hello sehat, kondisi seseorang yang menunjukkan sangat sedikit minat, jika ada, dan kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain), frustrasi yang mengarah ke depresi, pemikiran yang bizarre atau aneh, ketidakmampuan pribadi dan rasa bersalah serta ketidakberdayaan. Diduga aksi bunuh diri ini direncanakan oleh David yang semasa hidupnya melihat berbagai hal yang beredar di internet mengenai hal yang berkaitan dengan bunuh diri yang sering kali dilakukan di Jepang.
ADVERTISEMENT
Ketika mayat David dan Grace ditemukan di kamar mandi rumahnya, ditemukan bahwa mereka tidak mengalami kekerasan dan di dalam sampel yang dikirimkan tidak terdeteksi racun. Setelah pengecekan secara mendalam di dalam tubuh Grace dan David, dalam tubuh Grace ditemukan beberapa penyakit kronis seperti paru-paru dan jantung yang mengalami penebalan pada pembuluh darahnya. Sedangkan pendarahan pada lambung ditemukan di dalam tubuh David tanpa adanya penyakit yang menyertainya. Dari hasil yang didapatkan oleh Astri salah seorang tim dokter RS Polri Kramat Jati, menyatakan bahwa mereka dapat disimpulkan bahwa penyebab kematian mereka diakibatkan kehabisan oksigen atau asfiksia di tempat kejadian.
Teori Kehendak sebagai Kejahatan
Arthur Schopenhauer merupakan seorang filsuf asal Jerman dengan latar belakang ayahnya bernama Heinrich Floris Schopenhauer yang bekerja sebagai seorang pedagang dan ibunya bernama Johanna Schopenhauer seorang penulis novel, esai, dan catatan perjalanannya yang terkenal. Masa remaja Arthur jalani di sekolah swasta yang dilanjutkan pada sekolah privat swasta jurusan bisnis yang menyebabkannya jadi lebih peka akan penderitaan manusia lain. Kematian mendadak dari ayahnya yang kemungkinan besar disebabkan bunuh diri mengakibatkan perubahan mendadak dalam kehidupan Artur dan keluarganya. Ia lulus dari Universitas Berlin jurusan Filsafat dan melanjutkan pendidikannya Universitas Jena dengan pencapaian gelar doktor tahun 1813. Setelah mendapatkan gelarnya, ia akhirnya menghabiskan waktunya dalam kesendirian, tahun 1819 akhirnya dia menemukan gagasan dari karya utamanya yaitu Die Welt als Wille und Vorstellung yang dapat diartikan dalam bahasa inggris sebagai The W0rld as Will and Idea atau dapat juga diartikan sebagai The World as Will and Representation.
ADVERTISEMENT
Dalam pandangan Schopenhauer, kehendak adalah dorongan, naluri, minat, hasrat, emosi. Sebagai manusia, kehendak berfungsi sebagai penggerak kehidupan manusia, memungkinkan kita bertindak, berpikir, dan menggerakkan unsur-unsur dasar tubuh kita. Menurutnya kehendak harus memenuhi 2 hal yaitu disebabkan oleh suatu motif dan disertai dengan kesadaran langsung terhadap gerakan itu. Motif dapat dijelaskan psikologis dan fisiologis. Secara psikologis motif merupakan penyebab internal atau penyebab yang terjadi dalam media kognisi, sedangkan secara fisiologis motif adalah peristiwa mental yang muncul sebagai respons terhadap kesadaran dari objek yang memotivasi.
Bunuh diri yang terjadi berkaitan dengan teori kehendak sebagai kejahatan. Dikutip dari buku filsafat manusia, menurut pendapat Schopenhauer "Jika dunia merupakan kehendak, maka dunia adalah penderitaan." Hal ini disebabkan oleh keinginan manusia yang tidak terhingga namun pemenuhnya terbatas. Sama halnya dengan kasus ini, setelah kematian dari sang kepala keluarga yang menyebabkan perekonomiannya merosot derastis sehingga sang ibu harus berhemat. Hal ini sejalan dengan teori ini karena keterbatasan perekonomian yang menyebabkan korban harus menempuh hidup hemat dan menjual barang berharganya satu per satu demi memenuhi kebutuhannya akibat dari tidak adanya orang yang dapat memenuhi nafkah, selain itu penderitaan yang mereka alami tanpa adanya bantuan sehingga dapat memicu keinginan untuk bunuh diri . Bunuh diri yang dilakukan berasal dari kehendak untuk mengakhiri penderitaan, namun kehendak tersebut menyebabkan mereka terjebak dalam kehendak lain. Hal ini disebabkan oleh keinginan mengakhiri penderitaan yang akan berakhir dengan mendatangkan penderitaan lainnya. Menurut Schopenhauer pencapaian akan suatu hal akan memberikan rasa kepuasan terhadap seseorang sedangkan penderitaan akan muncul ketika seseorang mengalami perasaan frustrasi atas pencapaian yang dia dapatkan. Segala hal di dunia ini baik alam, benda mati dan manusia sama-sama mengalami penderitaan, namun penderitaan yang dialami oleh manusia akan lebih mencolok karena kapasitas intelektual yang dimiliki oleh manusia.
ADVERTISEMENT
Kesimpulan
Dalam kehidupan banyak hal yang dapat kita pelajari setiap harinya, sebagai manusia kita memiliki kendak yang dapat menjadi pilihan bagi kita untuk melakukan berbagai hal dalam kehidupan ini. Kehendak merupakan hal yang jahat ketika kita memfokuskan diri kita untuk terus-menerus memenuhi kehendak yang kita miliki, karena kehendak manusia merupakan hal yang terus muncul tanpa ada batasnya sehingga dapat menyebabkan kita terjebak dengan kehendak lainnya atau singkatnya tidak ada hal yang dinamakan kepuasan yang kekal. Bunuh diri memang merupakan cara tercepat untuk mengakhiri penderitaan, namun menurut Schopenhauer bunuh diri bukanlah cara untuk menyelesaikan masalah kehidupan melainkan bunuh diri hanya akan mengakhiri bentuk penderitaan yang ia alami.