Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten Media Partner
Dibangun Sejak 2012, Masjid Cheng Hoo Jambi Masih Terbengkalai
4 April 2019 18:30 WIB
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Dua orang pria paruh baya tengah mengaduk pasir dan semen dalam sebuah bangunan setengah jadi bergaya arsitektur Tionghoa. Masjid Laksamana Cheng Hoo di Kenali Asam Bawah, Kota Baru, Kota Jambi pembangunannya masih terus berlanjut meskipun pelan-pelan.
ADVERTISEMENT
HM Rusli, Pria berkulit putih berwajah oriental mengawasi pekerjaan mereka sembari melemparkan pandangannya ke sekeliling ruangan bangunan itu.
Dia dulunya adalah Ketua DPW PITI Jambi saat masjid ini mulai dibangun. Dia tidak lagi memegang jabatan itu sekarang. Tapi harapannya masih besar untuk terwujudnya cita-cita terbangunnya masjid Laksamana Cheng Hoo.
Peletakan batu pertama oleh Gubernur Jambi terdahulu Hasan Basri Agus 22 Juli 2012 menandai dimulainya pembangunan Masjid Laksamana Cheng Hoo. Hampir tujuh tahun berlalu.
Pembangunan masjid ini diinisiasi Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) wilayah Jambi. Masjid ini rencananya akan memadukan arsitektur Tionghoa, Arab dan Melayu Jambi.
"Kita ngumpul dari rumah ke rumah. Numoang di masjid. Saat itu kita terbayang, kapan kita punya masjid berciri khas Tionghoa. Jadi mualaf bisa ngumpul dan dibina," kata Rusli menceritakan awal mula PITI Jambi berkeinginan membangun masjid Laksamana Chenh Hoo.
Saat itu, kata Rusli elemen pemerintahan mendukung mereka. Dari Gubernur HBA, Walikota Jambi saat itu Bambang Priyanto hadir pada saat peletakan batu pertama. Bahkan Syarif Fasha yang saat itu masih sebagai kandidat walikota hadir. Namun sayangnya saat dia menjadi walikota belun ada kontribusi yang diberikan pemerintah kota.
ADVERTISEMENT
Diceritakan Rusli, tidak hanya dari urunan anggota, sejumlah donatur juga ikut membantu mereka. Termasuk dari sejumlah pengusaha Tionghoa di Jambi.
"Pak Ronny Attan mendatangkan arsitek untuk menyelesaikan gambar masjid. Tapi dalam perjalanannya saya sempat ketemu, kata dia, dia ketemu sama pak wali (Walikota Jambi Sy Fasha). Kata pak wali tanah kita bermasalah," kata Rusli.
Rusli pun disarankan untuk bertemu dengan walikota. Namun, meski beberapa kali mencoba untuk bertemu tapi dia tidak mendapatkan jadwal. Hal itu pun disampaikannya kepada Ronny Attan. "Intinya kita tidak maksa. Kita istiqamah saja dengan kemampuan yang ada," tambah Rusli.
Dalam perjalanan pembangunan PITI mereka menemukan masalah. Paling krusial adalah masalah pembiayaan. "Disitulah kami terasa bahwa nggak gampang membangun masjid. Tapi keyakinan kami, ini praktek bahwa menjadi muslim itu kita harus istiqamah," kata Rusli.
ADVERTISEMENT
Dengan kemampuan seadanya, mereka terus melanjutkan pembangunan masjid. Keyakinan mereka masjid itu akan selesai meskipun tidak dalam waktu singkat. Menurut dia, betapa malunya sebagai manusia yang bisa membangun rumah pribadi dengan megah namun tidak bisa membangun rumah Tuhan.
"Keyakinan itulah sehingga kita tetap istiqamah sampai hari ini," ungkap Rusli.
Rusli dan anggota komunitas lainnya berharap agar dengan dibangunnya masjid Laksaman Cheng Hoo mereka akan lebih terarah. "Melihat dari saudara tua kita, Chinese mereka bisa punya yayasan, kenapa kita tidak," kata Rusli.
Tidak muluk-muluk, Rusli berharap agar mereka bisa menggunakan masjid itu saat bulan puasa meskipun dengan sederhana.
Saat ini Masjid Laksamana Cheng Hoo masih berbentuk bangunan setengah jadi yang berada di tengah pemukiman warga. Meski belum utuh, masjid ini sudah bisa menunjukkan bentuk karakter Tionghoa dari bentuk atap masjid. (yovy)
ADVERTISEMENT