Konten Media Partner

Siswi SD di Jambi Jadi Korban Bully: Dipukuli, Ditendang, dan Jilbabnya Ditarik

11 Maret 2020 17:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Akibat Bullying hingga Masuk Rumah Sakit, Siswi SD di Jambi Alami Depresi Berat. Foto: Jambikita.id
zoom-in-whitePerbesar
Akibat Bullying hingga Masuk Rumah Sakit, Siswi SD di Jambi Alami Depresi Berat. Foto: Jambikita.id
ADVERTISEMENT
Jambikita.id - Kabar miris kembali datang dari dunia pendidikan Indonesia, kali ini seorang siswa SD di Kabupaten Merangin, Jambi berinisial SN harus dirawat di rumah sakit setelah menjadi korban perundungan atau bullying teman-teman kelasnya di sekolah.
ADVERTISEMENT
Pelajar yang berusia 13 tahun, seorang siswi kelas 6 SDN 33 Sungai Ulak, Kecamatan Nalo Tantan, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, ini mengalami depresi berat karena di-bully teman-temannya. 
Bocah perempuan berinisial SN itu, sampai harus mendapat perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Kolonel Abunjani Bangko, untuk memulihkan kondisi kesehatannya.
Perundungan dialami pelajar yang dikenal pendiam dan berprestasi ini, terjadi di dalam kelas di sekolahnya. SN di-bully enam orang temannya, dipukuli kepala dengan tangan, sementara yang lain menendang kaki dan menarik jilbabnya.
Hal itu kemudian diceritakan kepada ibunya, Habibah mengatakan, dirinya pernah mendatangi pihak sekolah untuk memberi tahu apa yang dialami oleh putrinya. Namun usahanya itu, tidak berhasil.
"Kalau dia tidak cerita, kami tidak tahu apa yang terjadi dengan dirinya," kata Habibah ibu korban, saat ditemui di Rumah Sakit Umum Kolonel Abunjani Bangko, Merangin, Jambi, Rabu (11/3).
ADVERTISEMENT
Melihat anaknya depresi berat, ibu SN pun melaporkan kejadian tersebut ke Dinas Pusat Pelayanan Terpadu pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Kabupaten Merangin dan selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit.
Karena tidak memiliki biaya untuk berobat, akhirnya putrinya tersebut dijemput oleh pihak keluarga suaminya untuk berobat di Kecamatan Tabir Ulu, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, pada 17 Februari 2020, bulan lalu.
Seminggu SN diobati keluarga ayahnya di Tabir Ulu, kedua orang tuanya kembali mendatangi sekolah berharap mendapatkan perhatian khusus dari sekolah agar tidak diganggu temannya, namun tetap saja tak ada tanggapan.
Ilustrasi Bullying. Foto: kumparan
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN 33 Merangin, Rina Sarina Maryana, mengatakan bahwa kejadian tersebut sudah lama, beberapa minggu lalu.
“Iya, orang tua SN pernah mendatangi sekolah terkait sakit yang dialami SN akibat di bully temannya. Sudah saya minta kepada wali kelas 6 untuk menyelesaikannya waktu itu," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Hal senada juga diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Merangin, Zubir, yang juga mengetahui kejadian tersebut, namun sudah selesai.
"Kejadian itu sudah lama, setahu saya sudah selesai," kata Zubir.