Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Pasukan Kayu Manis Menelusuri Jalur Rempah: 21 Hari Menguak Sejarah dan Budaya
7 Agustus 2024 17:56 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Jannatul Maiyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mengangkat Kembali Nilai Sejarah: Laskar Rempah dan Peran Mereka dalam MBJR 2024
ADVERTISEMENT
Dalam upaya menghidupkan kembali memori kolektif tentang sejarah Jalur Rempah, sekelompok pemuda yang tergabung dalam Laskar Rempah, yang dikenal sebagai Pasukan Kayu Manis, telah menyelesaikan perjalanan yang penuh makna selama 21 hari. Mereka terdiri dari aktivis budaya, aktivis sosial, content creator, penulis, guru, dan berbagai profesi lainnya, berkumpul untuk menjalankan program unggulan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI, yang dikenal sebagai Muhibah Budaya Jalur Rempah (MBJR) 2024. Program ini telah dilaksanakan dari 17 Juni hingga 7 Juli 2024, dengan tujuan utamanya untuk mengangkat kembali nilai-nilai sejarah dan budaya Indonesia sebagai pusat perdagangan rempah dunia.
ADVERTISEMENT
Menyusuri Jalur Rempah: Dari Kota Dumai ke Tanjung Uban dengan KRI Dewaruci
Perjalanan ini dimulai dari Kota Dumai di Sumatera yang menggunakan KRI Dewaruci, kapal legendaris yang telah menjadi saksi bisu berbagai misi diplomatik Indonesia. Kapal ini tidak hanya berfungsi sebagai transportasi tetapi juga sebagai saksi perjalanan budaya dan sejarah, menghubungkan masa lalu dengan masa kini. Selama 21 hari, Laskar Rempah menyusuri jalur perdagangan rempah yang bersejarah, melintasi Sabang, Melaka (Malaysia), dan berakhir di Tanjung Uban. Setiap lokasi yang dikunjungi memiliki arti penting dalam sejarah perdagangan rempah dan menyimpan cerita serta jejak peninggalan yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal dan kekayaan budaya.
Eksplorasi Budaya dan Warisan Jalur Rempah: Kegiatan Pasukan Kayu Manis Selama MBJR 2024
Selama pelaksanaan MBJR 2024, Laskar Rempah Pasukan Kayu Manis terlibat dalam berbagai aktivitas yang dirancang untuk melestarikan dan mengangkat warisan budaya. Aktivitas ini mencakup publikasi mengenai "Jalur Rempah dan Konektivitas Kebudayaan Melayu," serta partisipasi dalam diskusi, workshop, dan pameran. Diskusi dan workshop ini mempertemukan mereka dengan berbagai pegiat budaya, termasuk penulis, fotografer, dan seniman yang bersama-sama menggali dan mengulas kekayaan budaya yang ada di sepanjang jalur pelayaran. Kegiatan ini juga melibatkan seminar-seminar yang membahas tentang Jalur Rempah dan budaya bahari, serta liputan media yang melibatkan berbagai jurnalis dan content creator untuk memperluas jangkauan informasi tentang program ini. Di setiap titik singgah, Pasukan Kayu Manis juga memberikan penampilan budaya kolaboratif dari setiap daerah yang diberi nama Harum Rempah Nusantara.
ADVERTISEMENT
Menegaskan Pentingnya Jalur Rempah sebagai Warisan Dunia: Tujuan Utama MBJR 2024
Tujuan utama dari MBJR 2024 adalah untuk memberikan pemahaman mendalam tentang sejarah dan budaya setempat serta menegaskan pentingnya pengusulan Jalur Rempah sebagai warisan dunia UNESCO. Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat menumbuhkan kebanggaan akan jati diri bangsa, memperbaiki persepsi internasional tentang kekayaan budaya Indonesia, dan memotivasi generasi muda untuk mendokumentasikan serta mempublikasikan kekayaan budaya yang ada di sepanjang jalur pelayaran.
Dedikasi Laskar Rempah Pasukan Kayu Manis: Melestarikan dan Memperkenalkan Jalur Rempah sebagai Simbol Kekayaan Budaya Nusantara
Dengan semangat dan dedikasi, Laskar Rempah Pasukan Kayu Manis telah menunjukkan komitmen yang kuat untuk melestarikan dan memperkenalkan Jalur Rempah sebagai simbol kekayaan dan keragaman budaya Nusantara. Melalui partisipasi aktif dalam berbagai kegiatan edukatif dan budaya, mereka tidak hanya berperan sebagai penghubung antara
ADVERTISEMENT
masa lalu dan masa kini tetapi juga sebagai duta budaya yang mempromosikan kekayaan budaya Indonesia ke seluruh dunia. Jejak perjalanan ini merupakan bukti nyata bahwa Jalur Rempah bukan sekadar jejak sejarah, melainkan simbol dari kekayaan dan keragaman budaya Indonesia yang harus terus dijaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang.
Oleh: Jannatul Maiyah, Laskar Rempah Delegasi Kalimantan Selatan (Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat)