Konten dari Pengguna

Coronasomnia, Gangguan Tidur Di Masa Pandemi

Jefry Albari Tribowo
dr. Jefry Albari Tribowo, Sp.And adalah seorang dokter spesialis Andrologi dan produser musik di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Website: andrologibanjarmasin.com
24 Agustus 2021 18:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jefry Albari Tribowo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sumber: pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber: pixabay.com
ADVERTISEMENT
Riset menunjukkan di masa pandemi ini terjadi peningkatan kasus gangguan tidur sebanyak hampir 2 kali lipat. Gangguan yang terjadi cukup beragam, mulai dari kesulitan untuk memulai tertidur, hingga menjadi sering terbangun di tengah malam, Oleh karena itu, belakangan ini dikenal sebuah istilah yang disebut: coronasomnia, untuk mendefinisikan terjadinya gangguan tidur pada saat masa pandemi.
ADVERTISEMENT
Kebiasaan tidur masyarakat pun juga terjadi perubahan signifikan di masa pandemi ini. Banyak orang-orang yang memiki durasi tidur lebih pendek, tidur lebih malam, dan cenderung menghabiskan waktu untuk tidur siang. Perubahan-perubahan kebiasaan tidur tersebut sebenarnya sangat tidak baik bagi kesehatan manusia, karena salah satu kunci kualitas tidur yang baik adalah memiliki pola tidur yang konsisten.
Perlu diketahui, bukan hanya orang-orang yang menderita COVID-19 dapat terjadi coronasomnia, tetapi orang-orang sehat pun dapat terkena gangguan ini. Terutama orang dewasa yang aktif bekerja di bidang esensial.
Penyebab dari coronasomnia ini adalah karena terjadinya peningkatan stres, perubahan rutinitas sehar-hari, kebijakan work from home, dan peningkatan penggunaan gadget. Diketahui pada masa pandemi ini banyak orang yang mencari informasi melalui televisi atau smartphone hingga larut malam hari. Dampaknya, sinar biru yang dipancarkan dari teknologi tersebut akan membuat kadar hormon melatonin dalam tubuh kita berkurang, sehingga kita menjadi semakin kesulitan untuk tertidur di malam hari.
ADVERTISEMENT
Orang-orang yang berusia lebih dari 18 tahun ke atas, memerlukan durasi tidur selama 7 hingga 9 jam setiap malamnya. Jika terjadinya keluhan coronasomnia ini, sudah dipastikan mereka tidak akan mencapai durasi tidur yang ideal tersebut. Padahal durasi tidur kurang dari 6 jam setiap harinya akan membuat sistem imun menurun.
Sekarang bagaimana cara untuk menanggulangi coronasomnia ini? Caranya adalah kita harus memperhatikan sleep hygiene, alias kebersihan tidur kita. Mulai dari tidur dengan jadwal yang konsisten, menghindari menggunakan gadget di malam hari, mematikan lampu sebelum tidur, mengurangi tidur siang, dan menghindari konsumsi kafein.
Dengan memiliki kualitas dan kuantitas tidur yang optimal setiap harinya, maka itu akan sangat membantu dengan sistem kesehatan tubuh kita menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu, di masa pandemi ini penting bagi kita semua untuk memperhatikan kesehatan tidur kita.
ADVERTISEMENT