Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
5 Masjid di Melaka, Malaysia, Ini Punya Sejarah dengan Indonesia
25 November 2019 7:40 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Jejak Jelata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Salah satu tujuan datang ke Melaka adalah ingin mengintip sejumlah masjid yang ada di sana. Katanya di sana banyak sekali masjid kuno yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Dua kali datang ke Melaka saya sengaja menyempatkan mencari masjid-masjid kuno itu. Ada lima masjid yang berhasil saya kunjungi saat dua kali traveling ke Melaka.
ADVERTISEMENT
Saat kunjungan saya yang kedua kali di Melaka saya sempat mengunjungi Masjid Tanah, Masjid apung dan masjid Datuk Machap. Ketiga masjid tersebut membuat saya mendadak rindu tanah air.
Selain tiga masjid tersebut, saya juga pernah mengunjungi masjid kuno yang ada di Kawasan China Town Melaka. Masjid tersebut adalah Masjid Kling dan Masjid Kampung Hulu. Dua masjid tersebut pun memilki kisah tersendiri bagi saya saat mengunjunginya.
Dari 5 masjid yang pernah saya kunjungi tersebut memiliki kisah, cerita dan kesan tersendiri bagi saya.
1. Masjid Tanah
Awalnya saya tidak paham dengan masjid tanah yang katanya usianya sudah tua. Menurut informasi yang saya himpun, masjid ini dibangun pada 1730 oleh Mr Sheikh Imam Maznum. Dia adalah seorang misionaris Islam dari Gujarat, India.
ADVERTISEMENT
Yang menjadi tercengang adalah ketika saya mendapatkan informasi dari Yatie bahwa masjid tanah dibangun dengan menggunakan tanah liat dan putih telur sebagai perekatnya. Sayangnya bangunan aslinya sudah tidak ada. Saya hanya diperlihatkan secuil bekas tanah yang dilindungi oleh keramik transparan di salah satu bagian tiang masjid.
Sayangnya saya tidak bisa melihat bentuk bangunan masjid dari dalam karena masjid ditutup dan di sekitarnya sedang ada perbaikan.
2. Masjid Datuk Machap
Setelah mengunjungi masjid tanah, perjalanan kami lanjutkan untuk mengunjungi salah satu masjid yang bersejarah. Masjid Datuk Machap, masjid ini dibangun oleh seorang misionir Muslim Cina pada tahun 1865. Bangunan masjid ini memiliki unsur Cina di bagian pilar dan dinding.
ADVERTISEMENT
Seorang pedagang kaya asal Bugis Makassar, yang bersekutu dengan Sultan Malaka melawan Portugis melarikan diri ke hulu Sungai Malaka dan berakhir di tempat ini dan membangun sebuah masjid kecil dari kayu. Masjid ini juga pernah menjadi tempat pengungsian.
3. Masjid Apung Selat Melaka
Wisata religi saya mengunjungi sejumlah masjid di Melaka belum berakhir sebelum saya datang ke Masjid Apung Selat Melaka. Saat kaki saya turun dari mobil dan melihat sebuah bangunan di pinggir laut itu sontak saya mengingat sebuah masjid yang sama di Makassar.
Walaupun bentuknya tidak mirip namun keduanya sama-sama berdiri di atas air. Selain itu, bangunan masjid tersebut berdekatan dengan pulau Sumatera. Meskipun bukan merupakan cagar budaya, tetapi masjid ini dijadikan sebuah destinasi wisata karena bangunannya yang unik.
ADVERTISEMENT
4. Masjid Keling
Tahun sebelumnya ketika saya datang ke Melaka, saya sempat mengunjungi masjid Kampung Kling yang terletak di sekitar Harmony Street. Uniknya masjid tersebut berada di sekitar tempat ibadah dari berbagai agama.
Masjid ini dibangun pada 1748 dengan arsitektur pengaruh budaya Jawa. Saat mengunjungi masjid tersebut saya sempat beribadah di sana sambil menikmati suasana masjid kuno tersebut. Masjid ini juga masuk dalam salah satu warisan budaya Melaka.
5. Masjid Kampung Hulu
Selain masjid Kling, saya juga melangkahkan kaki dan berpindah mengunjungi masjid Kampung Hulu Melaka yang tak kalah menarik. Masjid ini dibangun oleh saudagar China bernama Shamsuddin bin Arom.
Masjid tersebut dibangun pada masa Belanda untuk menggantikan masjid pertama di Melaka yang hancur pada masa penjajahan Portugis.
ADVERTISEMENT
Pengalaman mengunjungi lima masjid yang ada di Melaka saya merasa sangat kagum dengan sejumlah nilai-nilai yang ditorehkan dan perjalanan hidup yang dapat diambil dari sebuah cerita pembangunan masjid tersebut.