Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Menyantap Pempek Sambil Menaiki Perahu di Bawah Jembatan Ampera
14 Desember 2019 8:50 WIB
Tulisan dari Jejak Jelata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat kaki saya menginjak bumi Sriwijaya, hal pertama yang saya pikirkan adalah, “kok orang Palembang enggak bosan makan pempek?” Memang benar, kudapan satu itu lezat. Tapi kalau dimakan setiap hari rasa bosan itu tentu ada, dong.
Kalau tujuan pribadi saya datang ke Palembang, tentu akan makan pempek Palembang yang original. Bukan berarti pempek yang ada di luar Palembang itu KW, ya. Menurut saya berbeda, dari segi sensasinya, dari segi kenikmatannya, pokoknya berbeda, deh. Misalkan saya datang ke Palembang untuk ke sekian kalinya pasti saya enggak akan bosan juga makan pempek di sana.
ADVERTISEMENT
Menurut Joni, kawan saya di Palembang, orang Palembang memang tidak pernah bosan makan pempek. Meskipun mereka makan setiap hari di waktu jam makan mereka. Sarapan pakai pempek, makan siang menyantap pempek, hingga mereka makan malam pun memakan pempek tidak akan menjadi masalah.
“Itulah sebabnya banyak orang Palembang yang giginya keropos, ya, akibat sering menghirup cuko,” ujar Joni.
Memang berbeda, kalau saya makan pempek, tentu pempek dicocol ke dalam cuko. Kalau cuko sisa, maka, ya, sudah dibiarkan saja. Berbeda dengan orang Palembang yang tidak rela cukonya terbuang, sehingga cuko pun mereka makan setelah pempek mereka kunyah. Di situlah letak kenikmatan makan pempek.
“Orang Palembang tidak bosan makan pempek, buktinya kalau ada orang hajatan kan pasti ada toples isi pempek, itulah yang diserbu duluan dan yang habis duluan, itulah salah satu bukti kami tidak pernah bosan dengan pempek,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Namun perlu saya akui, pempek di Palembang berbeda rasanya dengan pempek yang pernah saya beli di Jakarta. Entah resep apa yang mereka gunakan, bahkan membuat sendiri pun belum tentu rasanya sama.
Datang ke Palembang memang enggak afdal kalau enggak mampir ke Kawasan Benteng Kuto Besak. Kawasan ini ramai di saat sore menjelang malam. Dari kawasan ini pun kamu bisa melihat pemandangan Jembatan Ampera dari bawah dan dari dekat.
Selain itu, kamu juga bisa menikmati makan pempek di atas perahu. Ada beberapa warung apung yang menjual pempek di pinggir Sungai Musi. Tentunya sensasi makan seperti diayun-ayun dan bergoyang-goyang akan kamu rasakan.
Saya tentu saja tidak ketinggalan untuk mencobanya. Saya melangkah dengan hati-hati melewati bilah kayu yang menghubungkan antara daratan dengan perahu yang bersandar di tepian. Meleng sedikit bisa terperosok jatuh ke sungai.
ADVERTISEMENT
Warung itu sama seperti warung biasa, ada bangku panjang, meja tempat menaruh barang dagangan dan dapur pemilik warung. Hanya saja sensasi makan di sana yang berbeda. Pertama sensasi romantis di bawah jembatan Ampera, makan sambil digoyang-goyang dan menikmati angin sepoi-sepoi.
Duduk dan pesan makanan sesuai keinginan kamu. Di sana menjual segala olahan pempek. Mulai dari beragam jenis pempek hingga turunannya, model, tekwan, celimpungan, dan masih banyak lainnya.
Soal harga kamu enggak perlu khawatir, harga yang ditawarkan tidak membuat kantong kamu jebol. Bahkan sensasi dan pengalaman makan di atas warung apung itu sangat tidak terlupakan. Meskipun setelahnya saya merasa pusing, tetapi saya masih dibuatnya kagum dengan pemandangan di sekitarnya apalagi kalau malam hari dan lezatnya pempek di sana masih melekat pada indra pengecap saya.
ADVERTISEMENT
Tips kalau mau makan di sana, sebaiknya malam hari karena pemandangan Jembatan Ampera di malam hari sangat indah dan lebih sejuk suasananya.