Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Ikuti Jejak Rusia, Iran Blokir Telegram
18 April 2018 23:55 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
Tulisan dari Jejak Tekno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Iran melarang lembaga pemerintah menggunakan aplikasi Telegram sejak Rabu (18/4) ketika kantor Imam Besar Ayatollah Ali Khamenei mengatakan akunnya akan ditutup demi melindungi keamanan nasional, demikian diberitakan media Iran.
ADVERTISEMENT
Kantor berita ISNA tidak menyebutkan alasan pemerintah melarang layanan yang menggunakan enkripsi untuk percakapannya dan punya sekitar 40 juta pelanggan di Republik Islam Iran.
Perintah ini keluar beberapa hari setelah Rusia, sekutu Iran dalam perang Suriah, memutuskan memblokir aplikasi tersebut di wilayahnya karena berulang kali menolak memberi akses terhadap pesan rahasia penggunanaya kepada badan keamanan negara Rusia.
Pemerintah Iran melarang "semua lembaga negara untuk menggunakan aplikasi percakapan asing," menurut berita ISNA.
Khamenei berhenti menggunakan Telegram hari Rabu "untuk menyelaraskan dengan melindungi kepentingan nasional serta menghapus monopoli oleh aplikasi Telegram," terang ISNA yang dikutip Reuters.
Imam Besar memiliki kehadiran yang kuat di media sosial, bahkan pada Facebook dan Twitter yang diblokir di Iran. Kantornya bertanggungjawab memperbarui akun miliknya dengan foto dan pidato yang terbaru.
ADVERTISEMENT
Telegram yang didirikan pebisnis Rusia dan menempati urutan kesembilan untuk aplikasi percakapan ini, telah ramai digunakan oleh kantor berita Iran, politisi, dan perusahaan.
Putusan resmi pekan ini menetapkan Telegram dan aplikasi percakapan asing lainnya hanya bisa beroperasi di Iran jika mendapat izin dari pemerintah dan menyimpan data penggunanya di dalam negeri.
Iran sempat memblokir sementara Telegram bulan Januari karena pihak keamanan berusaha meredam unjuk rasa anti pemerintah di lebih dari 80 kota.
Banyak penduduk Iran terus mengakses Telegram ketika itu, menggunakan bantuan VPN dan piranti lainnya untuk melewati saringan pemerintah.