Konten dari Pengguna

Rusia Putuskan untuk Blokir Telegram

Jejak Tekno
Merekam jejak-jejak teknologi yang semakin sulit dilepaskan dari aspek kehidupan manusia dan lingkungannya.
13 April 2018 18:38 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jejak Tekno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Telegram (Foto: Dado Ruvic/REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Telegram (Foto: Dado Ruvic/REUTERS)
ADVERTISEMENT
Pengadilan Rusia hari Jumat memerintahkan pemblokiran akses Telegram di Rusia, demikian diberitakan harian setempat.
ADVERTISEMENT
Keputusan ini diambil sepekan setelah badan pengawas komunikasi negara Rusia menuntut pembatasan akses bagi Telegram akibat penolakan mereka untuk menyerahkan percakapan penggunanya kepada badan keamanan negara.
Dengan lebih dari 200 juta pengguna harian di seluruh dunia, Telegram memungkinkan seseorang berkomunikasi lewat pesan yang terenkripsi yang tidak bisa dibaca oleh pihak ketiga, termasuk juga pemerintah yang berkuasa.
Pavel Durov, pendiri Telegram telah berulangkali menekankan perusahaannya tidak akan menyerahkan kunci enkripsinya kepada pihak berwenang di Rusia karena mereka tidak membagikan data pengguna yang rahasia kepada siapa pun.
Di Rusia, penggunaan Telegram semakin populer baik pada ponsel maupun komputer yang tidak hanya dinikmati orang biasa tapi juga pejabat pemerintah.
Kremlin memakai Telegram untuk mengoordinasikan conference call rutin dengan juru bicara Putin, sedangkan banyak pejabat pemerintah menggunakan Telegram untuk berkomunikasi dengan awak media.
ADVERTISEMENT
Ketika Reuters bertanya kepada salah seorang pejabat tentang bagaimana mereka akan tetap bekerja setelah diputusnya akses Telegram, pejabat bersangkutan menjawab dengan mengirimkan tangkapan layar ponselnya yang memperlihatkan aplikasi VPN.
Pengguna di Rusia secara aktif memanfaatkan virtual private network alias VPN dan teknologi lainnya yang dikenal sebagai penganonim, yang memungkinkan orang-orang melewati larangan yang diterapkan secara berkala oleh pemerintah Rusia terhadap internet.
Telegram menjadi jejaring global kedua yang diblokir di Rusia setelah LinkedIn. LinkedIn tahun 2016 diblokir setelah pengadilan memutuskan perusahaan tersebut melanggar aturan yang mewajibkan perusahaan pemegang data penduduk Rusia untuk menyimpan servernya di dalam wilayah Rusia.