Konten dari Pengguna

Warganet China Protes Kemunculan Mao Zedong Gadungan di Konferensi Blockchain

Jejak Tekno
Merekam jejak-jejak teknologi yang semakin sulit dilepaskan dari aspek kehidupan manusia dan lingkungannya.
28 Mei 2018 18:36 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jejak Tekno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Warganet China Protes Kemunculan Mao Zedong Gadungan di Konferensi Blockchain
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Mao Zedong (Foto : Biography.com)
Aksi publisitas yang menampilkan aktor berdandan ala Mao Zedong saat konferensi blockchain di China hari Senin (28/5) memicu protes di media sosial yang beberapa di antaranya mengatakan aksi tersebut bisa mencoreng citra industri di masyarakat.
ADVERTISEMENT
Berpakaian ala Mao dan berbicara dengan logat Hunan tempat kelahiran sang tokoh, aktor tersebut menyapa hadirin di Boao Asia Blockchain Conference seraya mengharapkan kesuksesan acara.
“Kalian semua pantas disebut putra dan putri bangsa China, dan saya berterimakasih atas nama Mao Zedong,” kata aktor tersebut dalam video yang beredar di WeChat yang dikutip Reuters.
Hukum China melarang penggunaan pemimpin masa lampau dan sekarang untuk iklan televisi.
Artis juga dilarang mempromosikan barang dan jasa menggunakan citra pemimpin nasional, menurut Administrasi Negara untuk Industri dan Niaga.
Mao yang meninggal 9 September 1976 masih dimuliakan oleh Partai Komunis sebagai bapak pendiri China moden dan wajahnya masih muncul di lembaran uang kertas.
Beberapa warganet mengutuk aksi ini.
ADVERTISEMENT
“Ini sungguh memalukan,” tulis seorang warganet di WeChat.
Yang lain mengatakan aksi ini dapat merusak masa depan blockchain di China. Harga tiket untuk menghadiri konferensi dua hari di Hainan tersebut mencapai 466 dolar AS.
Pihak berwenang China telah menindak bisnis mata uang virtual guna membatasi resiko karena masyarakat berbondong-bondong terjun ke sektor sangat spekulatif ini.
Meskipun Beijing telah melarang penawaran koin perdana, menutup bursa mata uang virtual dan penambangan bitcoin, sektor tersebut terus tumbuh melalui saluran alternatif di China.
“Blockchain adalah bisnis baru yang memerlukan perhatian dan keterbukaan dari pemerintah, dan kami tidak akan menoleransi setiap perilaku yang mengganggu industri atas nama blockchain,” tulis warganet yang lain.
Panitia konferensi meminta maaf atas penampilan Mao gadungan di situsnya.
ADVERTISEMENT