Konten dari Pengguna

Yahoo : 3 Milyar Akun Kami Sempat Diretas di Tahun 2013

Jejak Tekno
Merekam jejak-jejak teknologi yang semakin sulit dilepaskan dari aspek kehidupan manusia dan lingkungannya.
4 Oktober 2017 8:00 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jejak Tekno tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Yahoo : 3 Milyar Akun Kami Sempat Diretas di Tahun 2013
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Yahoo (Foto : Search Engine Land)
Yahoo pada hari Selasa kemarin akui bahwa seluruh 3 milyar akun di layanan mereka telah diretas pada tahun 2013, yang naik tiga kali dari perkiraan awal terhadap pencurian data terbesar sepanjang sejarah.
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini dibeberkan pengacara dari pemilik baru Yahoo, Verizon Communications yang mendapati dirinya terpapar urusan hukum jauh lebih banyak setelah akuisisi Yahoo.
Pemberitaan dapat melipatgandakan jumlah serta klaim dari gugatan oleh pemilik saham maupun pemilik akun di Yahoo, kata pengacara Verizon.
Jaksa penuntut masih menyusun kasusnya dan John Yanchunis, seorang pengacara yang mewakili beberapa pengguna Yahoo yang terdampak, mengatakan seorang hakim federal telah meminta informasi lebih untuk bisa menjustifikasi klaim dari kliennya.
“Kami punya fakta-fakta yang dibutuhkan tersebut, yang jika dipikirkan akan membuat anda terheran-heran,” ujar Yanchunis.
Yahoo pada bulan Desember 2016 menyatakan ada lebih dari 1 milyar akun yang terdampak di tahun 2013, kasus terbesar dari serangkaian pencurian data yang memaksa Yahoo menurunkan harga asetnya saat dilego ke Verizon.
ADVERTISEMENT
Selasa kemarin waktu setempat, Yahoo mengatakan telah mendapat intelijen baru yang menunjukkan seluruh akun penggunanya telah terdampak.
Yahoo menyampaikan bahwa investigasinya mengindikasikan informasi yang dicuri tidak termasuk kata kunci dalam bentuk teks yang gamblang, data kartu kredit, atau informasi akun bank.
Namun demikian informasi tersebut diproteksi oleh enkripsi yang ketinggalan zaman dan mudah untuk dibobol, menurut pakar yang dikutip Reuters (4/10)