Konten dari Pengguna

Meneropong Konsep Pendidikan Ki Hajar Dewantara Menuju Manusia yang Merdesa

Jemy Yusak
Founder Yayasan Rumah Literasi Merdesa dan Homeschooling Merdesa-Tutor PKBM Kendedes Kota Malang-Ketua program dan pengembangan PKBM S.Supriadi Kota Malang.
29 Juni 2023 18:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jemy Yusak tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pelajar Sekolah Dasar. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pelajar Sekolah Dasar. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Pendidikan menjadi kunci untuk memajukan masyarakat dan menciptakan masa depan yang lebih baik, yang dikenal dengan istilah merdesa yang berarti patut atau layak, meski kata merdesa masih jarang terdengar, istilah tersebut memiliki makna yang sangat mendalam. Tokoh Nasional yang secara signifikan memberikan kontribusi dalam bidang pendidikan adalah Ki Hajar Dewantara yang juga dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia, memiliki visi yang kuat tentang pentingnya pendidikan untuk semua anak Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang pendidik dan pemikir beliau mendasarkan prinsip-prinsip pendidikan yang revolusioner pada pandangan filosofis dan pengalaman hidupnya. Salah satu prinsip utama yang diusungnya adalah konsep "Tunas Muda."
Ki Hajar Dewantara meyakini bahwa setiap anak memiliki potensi yang unik dan perlu dihargai serta dibina dengan baik, menekankan pentingnya pendekatan yang individualistik, di mana pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, minat, dan bakat setiap siswa, dengan memberikan perhatian yang tepat, setiap "tunas muda" akan tumbuh dan berkembang menjadi individu yang produktif dan berkontribusi bagi masyarakat.
Selain “Tunas Muda” Ki Hajar Dewantara juga memperkenalkan konsep "Taman Siswa." Dengan prinsip mengedepankan pendekatan pendidikan yang melibatkan komunitas, seperti melibatkan orang tua, guru, dan masyarakat secara luas. Taman Siswa menjadi tempat di mana siswa tidak hanya belajar materi akademik, tetapi juga mendapatkan pendidikan karakter dan nilai-nilai moral. Ki Hajar Dewantara memandang bahwa pendidikan harus lebih dari sekadar mengisi kepala dengan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter yang baik dan menjunjung tinggi etika.
ADVERTISEMENT
Dengan pendekatan yang inklusif dan holistik memastikan bahwa pendidikan tidak hanya menjadi hak bagi kalangan tertentu. Tetapi juga tersedia bagi semua anak Indonesia tanpa memandang latar belakang sosial, agama, atau suku serta memperjuangkan keadilan pendidikan. Ini berarti setiap anak memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas.
Prinsip-prinsip pendidikan tersebut masih relevan hingga saat ini, dengan menggarisbawahi pentingnya menghargai perbedaan, mengembangkan potensi individu, dan menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif.
Pemikiran tersebut masih sangat relevan dengan penerapan kurikulum sekolah saat ini, terutama dalam konteks pengenalan konsep "Merdeka Belajar". Konsep "Merdeka Belajar" merupakan salah satu inisiatif dalam sistem pendidikan nasional yang bertujuan memberikan kebebasan kepada siswa untuk menggali potensi dan minat mereka sendiri dalam proses pembelajaran.
ADVERTISEMENT
Hal ini dapat dilihat dengan adanya konsep "Tunas Muda" yang menekankan pentingnya menghargai dan membina potensi unik setiap anak secara paralel, dengan konsep "Merdeka Belajar" akan memperkuat pendekatan individualistik yang diperjuangkan oleh Ki Hajar Dewantara, di mana pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan minat siswa.
Demikian juga konsep "Taman Siswa" yang dapat diterapkan dalam konsep "Merdeka Belajar" menganjurkan pendidikan dapat melibatkan komunitas serta mengutamakan pendidikan karakter serta pembentukan nilai-nilai moral siswa sebagai bagian integral dari pendidikan.
Dengan mengadopsi pemikiran Ki Hajar Dewantara dan menggabungkannya dengan konsep "Merdeka Belajar", kurikulum sekolah dapat memberikan ruang bagi siswa untuk mengembangkan potensi mereka, menggali minat pribadi, dan merangkul pendekatan pembelajaran yang inklusif serta berpusat pada siswa. Dalam era di mana perubahan cepat dan kompleksitas semakin meningkat, penerapan pemikiran Ki Hajar Dewantara dengan konsep "Merdeka Belajar" memberikan landasan yang kuat untuk membentuk generasi yang adaptif, kreatif, dan memiliki tanggung jawab sosial yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Dengan menerapkan konsep "Tunas Muda," dan "Taman Siswa," serta prinsip inklusi dan keadilan pendidikan dalam praktik pendidikan modern, kita dapat menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, berpusat pada siswa, dan menciptakan kehidupan untuk generasi yang merdesa.