Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Jam Gadang Bukit Tinggi: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Sejarahnya
21 April 2023 13:52 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Jendela Dunia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Selain itu, jam ini juga memiliki sejarah yang menarik dan menjadi lambang kota Bukittinggi. Untuk mengetahui berbagai informasi mengenai Jam Gadang tersebut, Anda dapat mengetahuinya dalam artikel ini.
Daya Tarik Menara Jam Gadang Bukittinggi
Dikutip dari website resmi milik Pemerintah Kota Bukittinggi (www.bukittinggikota.go.id), Jam Gadang Bukittinggi merupakan sebuah gedung bertingkat yang terletak di tengah-tengah kota Bukittinggi.
Bangunan ini dibangun pada tahun 1926 dan dahulu digunakan sebagai ibu kota Kabupaten Agam. Namun, sejak tahun 1988, bangunan ini dijadikan sebagai museum.
Bangunan ini memiliki arsitektur yang unik dengan gaya Minangkabau yang klasik dan modern. Jam Gadang Bukittinggi juga memiliki bagian atas yang melengkung yang terinspirasi dari bentuk tanduk kerbau yang merupakan simbol khas Minangkabau.
ADVERTISEMENT
Di bagian tengah bangunan, terdapat sebuah jam raksasa yang berukuran sekitar 25 meter. Di malam hari, bangunan ini menjadi sangat indah dengan penerangan lampu yang menawan.
Selain arsitektur yang menawan, Jam Gadang Bukittinggi juga menjadi tempat yang sangat populer untuk berfoto.
Kebanyakan orang berfoto di depan jam sebagai background dan ada juga yang mengambil foto dari atas bangunan untuk memperoleh pandangan kota Bukittinggi yang luas.
Harga Tiket Masuk Menara Jam Gadang Bukittinggi
Jam Gadang Bukittinggi buka setiap hari dari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Harga tiket masuk ke museum jam ini sekitar Rp10.000 per orang.
Selain itu, wisatawan juga dapat menyewa pakaian adat Minangkabau seperti baju kurung, selendang, dan songket sehingga mereka dapat berfoto dengan pakaian khas Minangkabau.
ADVERTISEMENT
Sejarah Berdirinya Menara Jam Gadang Bukittinggi
Jam Gadang Bukittinggi memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Bangunan ini dibangun oleh seorang arsitek bangunan Eropa pada tahun 1926 atas permintaan Bupati Agam, Abdul Hamid Harun.
Tujuannya adalah untuk membuat bangunan yang megah yang bisa menjadi simbol kota Bukittinggi.
Saat pertama kali dibangun, jam raksasa ini masih menggunakan teknologi manual dan mesin penggerak berbahan bakar gas. Tetapi pada tahun 1970-an, jam ini sudah diotomatisasi dan dioperasikan dengan tenaga listrik.
Selama Perang Dunia II, Jepang menduduki Bukittinggi dan mengambil jam raksasa tersebut untuk dibawa ke Jakarta.
Baca Juga: 6 Cafe di Bukittinggi untuk Nongkrong Cantik
Namun, setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, jam tersebut dikembalikan ke tempat asalnya dan dioperasikan kembali.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1988, bangunan Jam Gadang Bukittinggi diubah fungsinya menjadi museum dan pusat informasi wisata. Museum ini menampilkan sejarah dan budaya dari suku Minangkabau dan kota Bukittinggi itu sendiri.
Demikianlah beberapa informasi mengenai Menara Jam Gadang Bukittinggi ini yang menjadi ikon Kota Padang, yang memiliki nilai sejarah yang sangat berharga dan perlu kita jaga akan bangunan tersebut. (ZIA)