Konten dari Pengguna

Potensi Tempat Wisata bagi Perekonomian Indonesia di Tahun 2024

Jessica Angelina Anggraeni Purba
Mahasiswa jurusan Hubungan Internasional di Universitas Diponegoro
5 Desember 2024 9:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jessica Angelina Anggraeni Purba tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Potensi Indonesia adalah kekayaan alam dan budaya yang luar biasa, yang menjadikan negara ini menjadi destinasi wisata yang potensial di Asia Tenggara. Pada tahun 2024, pariwisata diproyeksikan terus memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia, baik melalui pendapatan devisa, penciptaan lapangan kerja, maupun pengembangan infrastruktur. Dalam era pasca-pandemi, sektor pariwisata menjadi fokus untuk pemulihan ekonomi nasional dengan pendekatan inovatif dan berkelanjutan.
Dokumentasi Pribadi Tempat Wisata Puncak Telomoyo
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi Pribadi Tempat Wisata Puncak Telomoyo
Pertama, pariwisata memiliki potensi besar dalam meningkatkan devisa negara. Data menunjukkan bahwa sektor ini menjadi salah satu sumber pendapatan utama Indonesia sebelum pandemi COVID-19, menyumbang hingga 5,7% dari PDB nasional pada 2019. Tahun 2024, dengan pembukaan kembali perbatasan secara global dan meningkatnya minat wisatawan terhadap destinasi alam, seperti Bali, Lombok, Raja Ampat, dan Danau Toba, Indonesia diperkirakan dapat memulihkan bahkan meningkatkan pendapatan devisa dari sektor pariwisata. Promosi yang lebih terarah melalui platform digital dan kerja sama dengan agen perjalanan internasional menjadi strategi penting untuk menarik lebih banyak wisatawan asing.
ADVERTISEMENT
Kedua, sektor ini berperan besar dalam menciptakan lapangan kerja. Pariwisata melibatkan berbagai bidang seperti perhotelan, transportasi, kuliner, hingga kerajinan tangan. Di tahun 2024, upaya pemerintah untuk mendorong wisata berbasis komunitas akan memberdayakan masyarakat lokal sebagai pelaku utama dalam pengelolaan destinasi wisata. Hal ini tidak hanya membuka peluang pekerjaan baru tetapi juga mendorong pemerataan ekonomi di wilayah-wilayah yang sebelumnya kurang berkembang. Destinasi seperti Curug Indrokilo yang berada di Ungaran, Jawa Tengah, menjadi contoh nyata potensi wisata dalam menggerakkan ekonomi daerah.
Dokumentasi Pribadi Tempat Wisata Curug Indrokilo
Ketiga, pengembangan infrastruktur pendukung pariwisata semakin diperhatikan. Pemerintah melalui program Indonesia Incorporated mengalokasikan anggaran untuk membangun jalan, bandara, dan pelabuhan guna mempermudah akses menuju destinasi wisata. Selain itu, investasi dalam teknologi seperti aplikasi pariwisata berbasis AR dan VR menawarkan pengalaman yang lebih interaktif bagi wisatawan, meningkatkan daya tarik destinasi wisata. Digitalisasi juga mempermudah promosi dan reservasi, yang berujung pada peningkatan kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
ADVERTISEMENT
Keempat, tren wisata berkelanjutan atau sustainable tourism menjadi perhatian penting pada 2024. Dengan meningkatnya kesadaran global terhadap isu lingkungan, wisata berbasis ekowisata menjadi primadona. Misalnya, hutan mangrove di Kalimantan dan konservasi laut di Raja Ampat tidak hanya menawarkan keindahan alam tetapi juga melibatkan wisatawan dalam upaya pelestarian lingkungan. Model pariwisata ini tidak hanya mendukung keberlanjutan ekosistem tetapi juga menarik segmen wisatawan yang peduli lingkungan, seperti wisatawan dari Eropa dan Amerika.
Terakhir, pariwisata berperan dalam mempromosikan budaya Indonesia di kancah internasional. Festival budaya seperti Bali Arts Festival dan Toraja International Festival menjadi platform untuk memperkenalkan kekayaan seni dan tradisi lokal. Produk-produk khas seperti kain tenun, batik, dan makanan tradisional juga mendapat perhatian lebih besar, meningkatkan ekspor dan daya saing produk Indonesia di pasar global.
ADVERTISEMENT
Dengan berbagai potensi tersebut, pariwisata dapat menjadi sektor unggulan bagi perekonomian Indonesia di tahun 2024. Namun, keberhasilan ini membutuhkan dukungan kolaboratif dari pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk mengembangkan destinasi secara berkelanjutan dan kompetitif. Jika dikelola dengan baik, pariwisata tidak hanya menjadi penggerak ekonomi tetapi juga simbol kebanggaan nasional yang mampu bersaing di panggung global.
----
Ditulis oleh Adil Malis - Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa