Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Dampak Kampanye Politik terhadap Kerusakan Lingkungan
13 November 2023 12:55 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Bahren tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Lebih kurang sembilan puluh lima hari lagi kita akan mengadakan Pemilihan Umum (Pemilu). Pemilihan Umum identik dengan pemilihan calon anggota legislatif mulai dari tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi, hingga nasional.
ADVERTISEMENT
Selain pemilihan calon legislatif juga akan ada pemilihan presiden dan wakil presiden serta juga pemilihan beberapa kepala daerah. Kampanye merupakan sebuah rangkaian kegiatan yang disediakan oleh KPU sebagai penyelenggara Pemilihan umum untuk para calon dalam memperkenalkan dirinya.
Kampanye politik seringkali menjadi sorotan utama dalam dunia politik, para calon sibuk dengan segala cara dan upaya mereka dalam menggaet suara para pemilihnya agar setelah pemilihan selesai mereka berhasil duduk di parlemen yang mereka pilih. Namun, kampanye seringkali abai dengan dampak yang diakibatkan oleh kegiatan setelah kampanye. Kita terlalu sering lupa dampaknya terhadap lingkungan.
Pada artikel ini akan menjelajahi hubungan kompleks antara kampanye politik dan kerusakan lingkungan, menggali bagaimana kepentingan politik kadang-kadang mengorbankan keberlanjutan lingkungan demi keuntungan politik. Sebagai pemilih yang cerdas, penting bagi kita untuk memahami implikasi dari pilihan politik kita terhadap alam semesta yang kita tinggali.
ADVERTISEMENT
Secara sadar atau tidak sesungguhnya kampanye yang dilakukan oleh para caleg memberi dampak kepada pemanfaatan kekayaan lama. Salah satu dampak utama kampanye politik terhadap lingkungan adalah dalam hal pemanfaatan sumber daya alam.
Banyaknya kebutuhan para caleg dalam membuat alat peraga kampanye mereka yang memanfaatkan sumber daya alam yang besar untuk akan bahan bakar fosil, seperti kendaraan dan peralatan kampanye yang membutuhkan energi besar.
Sekian bahan bakar fosil kebutuhan akan sumber daya alam lainnya adalah kebutuhan akan kayu dan paku (besi) Akibatnya, eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam dapat terjadi, membahayakan ekosistem dan biodiversitas.
Dalam upaya untuk memenangkan dukungan, para politisi seringkali membuat janji-janji yang tidak realistis atau bahkan merugikan bagi lingkungan. Kebijakan-kebijakan ini dapat mencakup deregulasi lingkungan, pemangkasan anggaran untuk program pelestarian alam, atau bahkan penolakan terhadap kesepakatan internasional untuk mengatasi perubahan iklim. Semua ini dapat memberikan dampak negatif yang signifikan pada keseimbangan ekosistem.
ADVERTISEMENT
Saat berkampanye para politisi sering melibatkan distribusi besar-besaran bahan dan alat peraga kampanye, seperti spanduk, brosur, dan selebaran. Namun, sayangnya mereka melupakan bahwa penggunaan bahan-bahan ini sering kali tidak ramah lingkungan.
Alat peraga kampanye yang berbahan plastik tidak mudah untuk terurai dan selebaran-selebaran serta pamflet berbahan kertas dibuang sembarangan dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, terutama di area perkotaan.
Beberapa kampanye politik acap kali hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, kemenangan, dan duduk di kursi parlemen tanpa mempertimbangkan dampak lingkungan. Dalam upaya untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi yang ambisius, seringkali ditemukan pengabaian terhadap prinsip-prinsip keberlanjutan dan pelestarian alam. Pembangunan infrastruktur besar-besaran dan ekspansi industri dapat merusak ekosistem lokal dan mempercepat perubahan iklim.
ADVERTISEMENT
Meskipun kampanye politik dapat menjadi penyebab kerusakan lingkungan, penting untuk diingat bahwa masyarakat juga memiliki peran dalam melindungi alam.
Masyarakat harus memilih pemimpin yang berkomitmen pada keberlanjutan, mendukung kebijakan lingkungan, dan mendorong praktik ramah lingkungan. Dengan melibatkan masyarakat, kampanye politik dapat menjadi motor perubahan positif yang mendukung keberlanjutan lingkungan.
Dalam menyikapi dampak kampanye politik terhadap kerusakan lingkungan, penting bagi kita untuk memilih pemimpin yang memiliki visi jangka panjang dan komitmen terhadap pelestarian alam.
Pemilih yang sadar akan lingkungan memiliki peran kunci dalam mendorong perubahan positif dan memastikan bahwa kampanye politik tidak hanya menghasilkan keuntungan politik sementara, tetapi juga melindungi warisan lingkungan untuk generasi mendatang.