Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Diksi dan Gaya Bahasa Calon Legislatif
16 November 2023 9:14 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Bahren tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam tahun dan arena politik, kemahiran dan kecakapan dalam berkomunikasi merupakan senjata utama bagi calon legislatif untuk menyampaikan visi, misi, dan nilai-nilai mereka kepada pemilih. Komunikasi yang baik akan memberikan citra baik untuk mengkampanyekan dirinya.
ADVERTISEMENT
Dalam hal ini, diksi dan gaya bahasa yang mereka (caleg) gunakan memegang peran penting sebagai alat untuk menginspirasi, meyakinkan, dan menggerakkan masyarakat. Untuk itu perlu menjadi perhatian bagi para caleg dalam memilih dan menggunakan diksi dan gaya bahasa secara efektif untuk membangun koneksi yang kuat dengan pemilih.
Berikut beberapa hal penting dalam diksi dan gaya bahasa yang seharusnya digunakan oleh para calon senator yang akan berkontestasi pada pemilu tahun ini:
1. Gunakan diksi yang tepat: berbicara dengan bahasa yang dimengerti rakyat
Penggunaan diksi dan gaya bahasa yang tepat merupakan hal yang sangat perlu dikuasai oleh para calon legislatif. Artinya kata-kata yang mereka gunakan pada saat kampanye maupun di flayer-flayer atau baliho-baliho haruslah menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh rakyat sebagai pemilihnya.
ADVERTISEMENT
Penggunaan kata-kata sebaiknya dihindari oleh para calon senator ini adalah pemakaian istilah teknis yang mungkin membingungkan pemilih. Alangkah lebih baik dan elok jika menggunakan kata-kata sederhana namun kuat yang dapat mencerminkan kepedulian dan pemahaman terhadap kebutuhan rakyat.
2. Gunakan gaya bahasa yang memikat
Seorang caleg mestinya juga sebisa mungkin didampingi oleh seorang ahli bahasa dalam membuat berbagai macam slogan dan imbauan ketika kampanye. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan gaya bahasa yang mampu menjadi ciri dan menarik perhatian para pemilih. Harapannya dengan gaya bahasa tersebut dapat menciptakan pengalaman emosional bagi pendengar.
Seorang calon legislatif sebaiknya mampu menyusun narasi yang menggugah hati dan emosi terdalam para pemilihnya, menceritakan pengalaman nyata yang telah dilalui dan dilakukannya, dan memberikan solusi konkret untuk permasalahan yang dihadapi masyarakat. Penggunaan gaya bahasa yang memikat dan menginspirasi dapat meninggalkan kesan mendalam pada pemilih.
ADVERTISEMENT
3. Gunakan yang bahasa yang tepat dan memiliki kekuatan argumen
Calon legislatif perlu memiliki kemampuan menyusun argumen yang kuat dan logis. Artinya setiap program atau visi dan misi yang akan diusungnya kelak ketika lolos dan duduk menjadi senator harus didukung dengan bukti-bukti yang ril.
Terlebih jika ada kegiatan yang memerlukan debat atau pidato, para calon legislatif harus mampu memberi dan menggunakan fakta dan data yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mendukung klaimnya. Hindari argumen yang bersifat merendahkan lawan politik, dan fokuslah pada gagasan dan solusi.
Sebagai contoh, seorang politisi dalam programnya akan membangun seribu jembatan di sebuah daerah pemilihan yang sama sekali tidak ada sungai atau parit yang menghendaki jembatan perlu untuk dibangun.
Ketika diperdebatkan oleh para calon pemilih dengan argumen seadanya sang caleg menjawab, sekalian kita buatkan sungai dan paritnya nanti jika saya terpilih, ini artinya sang caleg tidak mempersiapkan argumentasi yang cukup dan mumpuni untuk menjawab setiap ucapannya. Seorang caleg yang baik tentunya telah mempersiapkan jawaban atas setiap pertanyaan yang muncul dari bahasa yang ia ucapkan.
ADVERTISEMENT
4. Bahasa tubuh sebagai faktor pendukung penggunaan diksi dan gaya bahasa
Setia kata yang keluar dari mulut para caleg hendaknya diikuti oleh bahasa kial tubuh (kinesik) yang seirama dengan apa yang diucapkan itu. Bahasa tubuh yang baik juga memainkan peran penting dalam komunikasi politik. Berikan senyum yang tulus kepada para calon pemilih bukan senyuman yang dipaksakan.
Hindari kontak mata dengan tatapan sinis dan penuh kecurigaan. Gerakan tubuh yang mendukung pesan visi dan misi ketika kampanye sesungguhnya dapat meningkatkan daya tarik dan kredibilitas calon legislatif. Pastikan bahwa bahasa tubuh sejalan dengan pesan yang ingin disampaikan.
Diksi dan gaya bahasa bukan hanya sekadar alat komunikasi, tetapi merupakan fondasi dari hubungan yang erat antara calon legislatif dan masyarakat. Dengan menggunakan kata-kata yang tepat, gaya bahasa yang memikat, dan komunikasi yang autentik, calon legislatif dapat membangun kepercayaan, memotivasi pemilih, dan menciptakan perubahan positif dalam masyarakat. Sebuah komunikasi yang efektif adalah kunci menuju kesuksesan politik yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT