Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Wisata Religi, Menjelajahi Rute Al-Andalus dalam 4 Hari
17 Maret 2019 2:42 WIB
Tulisan dari Geovannie Foresty P. tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tidak terasa, bulan Ramadhan (1440 Hijriah) akan segera tiba. Diperkirakan pada awal bulan Mei 2019, seluruh umat muslim di dunia akan menjalankan ibadah puasa.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan kalender libur nasional dan cuti bersama yang ditetapkan pemerintah, perayaan Idul Fitri akan jatuh pada tanggal 5 dan 6 Juni 2019, sedangkan cuti bersama dilakukan pada tanggal 3, 4, dan 7 Juni 2019. Nah, apakah anda sudah terpikirkan untuk membuat rencana liburan? Jika belum, mudah-mudahan cerita perjalanan kami di selatan Spanyol bisa menjadi opsi liburan anda.
Ketika berada di Spanyol pada tahun 2017, sekitar tiga bulan sebelum bulan Ramadhan, saya bersama rekan-rekan sekantor mencari opsi yang paling pas untuk sekali-kalinya bisa liburan bersama keluarga ke Andalusia, tanpa dibebani pekerjaan, dan hanya dalam empat hari.
Awalnya, kami coba mempertimbangkan tujuh rute warisan Al-Andalus (Las Rutas del Andalusí) yang dikembangkan oleh Yayasan Publik El Legado Andalusi (saya urai di akhir tulisan). Namun setelah kami pelajari, sebetulnya tujuh rute tersebut, dominan melewati tiga kota bersejarah Andalusia, yaitu Granada, Sevilla, dan Cordoba.
ADVERTISEMENT
Berikut rute perjalanan kami di tanah Al-Andalus.
Hari Pertama: Menuju Kota Granada
Dari Madrid ke Granada membutuhkan sekitar 420 kilometer atau 5-6 jam perjalanan. Sesuai jadwal, kami tiba sekitar pukul 16.15 di pinggir kota tua Granada.
Dari situ, kami berjalan santai menuju taman Plaza de Bib Rambla yang ada di pusat kota tua untuk beristirahat dan mencari jajanan khas Granada, sembari mengambil foto-foto monumen tua, seperti La Capilla Real dan Cathedral Renaissance yang dibangun pada abad ke-16. Setelah tiga jam di kota tua, kami diantar menuju pemukiman Albaycin (Barrio de Albayzcin) untuk mengejar pemandangan indah Alhambra saat matahari terbenam, dari Masjid Raya Granada.
Pemukiman Albaycín terlihat seperti dunia yang terpisah dari seluruh Granada. Pengaruh bangsa Moor terasa kental di sana, dengan jalan-jalan yang sempit, rumah-rumah sederhana dan bersih, dan dihiasai dengan ruang-ruang publik yang mewah untuk bersosialisasi.
ADVERTISEMENT
Bagi kami Albaycín adalah pemukiman yang sangat damai dan sangat cocok untuk bersantai dan beristirahat. Jadi teringat satu ucapan frasa popular yang diceritakan teman kami, Muhsin, seorang muslim Spanyol.
Hari Kedua: Dari Alhambra ke Plaza de España
Siapa yang tidak tahu dengan Alhambra? Saya rasa tempat ini cukup populer di benak banyak orang, terutama pencinta drama Korea, sebab drama Memories of Alhambra yang diperankan oleh Hyun Bin membuatnya semakin populer. Ya, objek wisata ini adalah bintang utama perjalanan bagi banyak orang, termasuk bagi kami.
Oh ya, sangat disarankan untuk membeli tiket masuk kawasan kompleks Alhambra jauh-jauh hari, bahkan dua bulan sebelumnya, karena tiketnya terbatas dan cepat habis. Kami memilih tiket masuk dengan jadwal sekitar pukul 8.00 dan didampingi oleh tour guide agar bisa memaksimalkan keindahan yang disuguhkan Alhambra.
ADVERTISEMENT
Kunjungan dimulai dengan berjalan santai melalui sebuah jembatan kecil, melewati peninggalan pemandian umum yang disebut dengan el baño de la Mezquita. Kami lalu masuk sebentar ke Istana Carlos V, lanjut menuju Alcazaba (dalam Bahasa Arab disebut Al-Qasbah, yang artinya benteng), dan akhirnya masuk ke Istana Nazrien yang begitu memukau.
Setelah itu, lanjut ke taman-taman yang ada di Generalife, dan akhirnya berfoto ala bangsa Moor di salah satu studio yang disiapkan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar Alhambra.
Setelah makan siang, kami langsung beranjak ke Sevilla. Dari Alhambra membutuhkan waktu sekitar 3 jam dengan jarak sekitar 260 kilometer.
Setibanya di Sevilla, kami diturunkan dekat Parque de Maria Luisa, taman yang sangat luas dan ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun asing. Di sana terdapat satu gedung yang berdiri megah, yaitu Plaza de España, gedung yang dibangun pada tahun 1928 khusus untuk Eksposisi Ibero-Americano 1929.
ADVERTISEMENT
Jangan heran, jika ada perasaan pernah melihat tempat tersebut sebelumya. Tidak asing karena pernah digunakan sebagai tempat lokasi syuting film The Lawrence of Arabian, Star Wars Episode II – Attack of the Clones, dan The Dictator.
Hari ketiga: Alcazar de Sevilla dan Sungai Guadalquivir
Kami tiba di depan pintu Alcazar pada pagi hari, sekitar pukul 9.00, dan ternyata sudah ramai orang yang mengantre (oh ya, jangan lupa untuk membeli tiket masuk Alcazar melalui internet). Pintu dibuka tepat pukul 9.30, dan kami secara tidak sengaja langsung berpencar untuk mengejar spot-spot foto yang menarik di Alcazar, beberapa di antaranya seperti di patio de las doncellas, patio de las muñecas, dan salon de los embajadores.
Selesai dari Alcazar, kami berkeliling di sekitar kota tua Sevilla sambil berjalan menuju tempat makan siang dekat Sungai Guadalquivir. Saat makan siang, kami tidak sengaja bertemu dengan orang tua dari teman anak saya, yang kebetulan adalah orang Sevilla. Larut dalam pembicaraan, dia menyarankan kami untuk mencoba naik kapal di Sungai Guadalquivir.
ADVERTISEMENT
Begitulah yang dikatakannya. Akhirnya, kami sepakat untuk mencobanya.
Sambil melihat pemandangan yang unik, kami mempelajari bahwa Sungai Guadalquivir sudah menjadi sungai pelabuhan yang penting sejak zaman Romawi, khususnya sebagai jalur akses berbagai produk dari Roma ke Sevilla.
Pada zaman Kerajaan Moor, sungai ini semakin penting karena dapat menjadi jalur akses untuk membawa berbagai produk hingga ke Cordoba, sehingga dibangun menara keamanan dekat pelabuhan, yang disebut Torre de Oro--sekarang juga telah berubah menjadi salah satu objek wisata di Sevilla. Lalu, pada era kolonialisme Spanyol, pelabuhan sungai ini mampu memonopoli perdagangan antarsamudera, sehingga Sevilla menjadi pusat perekonomian Spanyol.
Hari keempat: Kembali ke Madrid melalui Cordoba
ADVERTISEMENT
Perjalanan ke Cordoba dari Sevilla hanya membutuhkan waktu sekitar dua jam. Akan tetapi, mengingat kami ingin kembali ke Madrid tidak terlalu malam, diputuskan untuk berangkat pagi-pagi ke Cordoba dan langsung mengejar target utama untuk berkunjung ke Mezquita de Cordoba (Masjid Cordoba).
Masjid Cordoba, menurut saya, merupakan tempat yang sangat mengesankan, mengingat sejarahnya yang luar biasa. Kunjungan dapat dilakukan hanya dalam dua jam dengan sempurna, tentunya disarankan untuk tetap menyewa alat bantu (seperti handphone) atau membayar seorang guide yang dapat menjelaskan semua sejarahnya tanpa kehilangan detail.
Begitulah rute yang kami susun, tetapi sebetulnya masih banyak objek wisata di tiga kota tersebut yang juga sempat kami kunjungi tapi belum saya ceritakan di sini, mungkin lebih detail pada artikel-artikel berikutnya.
ADVERTISEMENT
Di samping itu, selain tiga kota yang telah kami sebutkan, masih banyak lagi kota-kota kecil yang sangat menarik untuk dikunjungi. Saya pribadi, pernah ke Malaga, Marbella, Ronda dan Juzcar (yang dijuluki sebagai kotanya smurf di Spanyol). Oleh karena itu, sebagai pertimbangan ada baiknya jika anda mempalajari dahulu 7 rute yang ditawarkan oleh Yayasan “Warisan Al-Andalus".
Rute Warisan Al Andalus
Tujuh rute warisan Al Andalus pada dasarnya merupakan rute bersejarah yang pernah digunakan sebagai rute perdagangan, atau bagian dari cerita perjalanan sejarah satu kerajaan atau bagian dari karya seorang penulis, berikut tujuh rute dimaksud:
ADVERTISEMENT